Showing posts with label FanFiction. Show all posts
Showing posts with label FanFiction. Show all posts
Kediaman Donghae dan Sooyoung malam ini cukup rancu. Bagaimana tidak?? Donghae sedang memikirkan cara untuk melamar Sooyoung atas permintaan ummanya.
“Ummaaa~ tidak bisakah tunggu kami pulang ke Seoul? … Mwo?! Langsung menikah?? … Eomma, bahkan aku tidak berani bicara padanya soal hal yang satu ini … Heh?? Tentu saja aku ini seorang namja … tapi bukan begitu caranya eomma … Iya aku tahu eomma sangat menginginkan Sooyoung menjadi menantu eomma … baiklah~ aku akan bicara padanya malam ini”
Itulah janji yang diutarakan Donghae pada ummanya. Saking gugupnya sejak tadi dia hanya mondar-mandir didepan kamar Sooyoung tanpa kemajuan sama sekali.
“Oppa? Apa yang kau lakukan didepan kamar ku?”
“Sooyoung?? Ehm…”

-Sooyoung POV-
Tidak seperti biasanya, malam ini oppa tampak aneh sekali. Ia hanya mondar-mandir saja didepan kamar ku. Tanpa bicara apa pun.
“Sooyoung~”
“Opp…”
Dia memeluk ku erat. Aku semakin tidak mengerti akan apa yang oppa lakukan.

-Donghae POV-
Aku benar-benar nervous. Aku tidak tahu harus berkata apa didepannya. Cukup memalukan memang/ tapi inilah aku. Aku memang bukan namja romantic dan pandai berkata-kata namun dia harus tahu satu hal yaitu, aku sangat mencintainya.

Donghae melepaskan pelukkannya lalu menatap mata Sooyoung dalam. Ia sesekali menunduk tiap ingin membuka mulutnya. Dia terlalu gugup untuk mengatakannya.
“Waeyo oppa?”
“Apa kau mencintai ku?”
“Mwo? Kau kenapa sih Hae oppa~”
“Ku mohon~ jawab dengan jujur saja ya”
“Ne oppa. Jongmal saranghaeyo”
“Boleh aku minta satu hal dari mu?”
“Mwo?”
“Will you marry me?”

-Sooyoung POV-
Apa maksudnya?? Dia meminta ku menjadi pengantinnya? Apa oppa serius atau sekedar joke saja. Dia selalu saja membuat ku terkejut disetiap kesempatan dan itulah yang aku suka darinya.
“Oppa? Jjinja??”
“Ne”
Dapat ku lihat wajahnya memerah. Dan kali ini aku ingin mempermainkannya, seperti dia terus mempermainkan ku sampai aku malu setengah mati dibuatnya.
“Oppa~ aku tidak bisa…”

-Donghae POV”
“Oppa~ aku tidak bisa…”
“MWO?!”
Apa?! Dia menolak ku? apa maksud dari semua ini. Apa selama ini dia tidak mencintai ku atau dia hanya ingin terus begini? Dia membuat ku terluka sangat terluka.
“Sooyoung ah?”
“Oppa, aku benar-benar tidak bisa menolaknya”

-Sooyoung POV-
Ah! Aku salah, wajahnya tampak terluka sekali. Dia memang tidak bisa diajak bercanda ya.
“Oppa, aku benar-benar tidak bisa menolaknya”
Ku putuskan untuk jujur padanya. Aku mengembangkan senyum ku untuknya. Namun aku tidak bisa jika melihat ekspresinya saat ini yang malah membuat ku ingin tertawa.

-Donghae POV-
Seharusnya aku tahu sejak awal kalau dia tidak serius. Dia ingin balas dendam mengerjai ku!! dasar Sooyoung! Kau memang yeoja-ku tercinta.
“Waeyo?! Kau mengejutkan ku!!”
“Biasanya kan oppa yang selalu mengerjaiku, jadi aku mau gentian donk!”
“Sooyoung ah~ kau nyaris membuat jantung ku copot!”
“Hhaa… oppa~ kau lucu sekali”

*cup*
Donghae mencium bibir Sooyoung. Lalu berbisik ditelinga Sooyoung dekat sekali.
“Jangan tertawakan aku lagi. Aku bisa mengalahkan mu dalam sekejab membuat mu merah”
Benar saja, kini wajah Sooyoung menjadi merah. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Kali ini Donghae-lah yang tertawa.
“Oppaaa~~!! Kau takkan ku maafkan!!”
“Hhaa… kau tidak bisa begitu karena kau mencintai ku”
“Oppa~~”
Donghae langsung memeluk Sooyoung yang wajahnya masih merah. Dia tidak ingin melihat wajah yeoja-nya ini. Karena ia bisa tertawa lebih keras dari yang sekarang.
Mereka pun memutuskan akan kembali ke Seoul besok.
***
Yuri masih mengingat kejadian kemarin. Ia melihat Minho bersama yeoja yang sama sekali tidak dikenalnya. Dia melihat mereka sangat akrab. Ia terlihat sangat berantakan, bagaimana tidak? Yuri bahkan lupa mengurus dirinya sendiri. Jika Jessica tidak terus menjengguk saengnya ini di kost-annya.
“Kau lupa makan lagi?”
“Aku tidak lapar eonni”
“Kau bisa sakit”
“Lalu? Siapa yang peduli pada ku?”
“Yuri, disini masih ada aku dan Aiden Lee”
“Eonni, orang ku cintai saja tidak peduli pada ku!!”
“Yuri”
“Dia tidak pernah mencoba mengunjungi ku!”
“Mungkin Minho tidak tahu alamat ini”
“Bagaimana bisa eonni?! Dulu dia selalu mengajarkan ku tentang mata kuliahnya disini!”
“Yuri… tenanglah~”
“Eonni~”
Jessica memeluk Yuri. Ia memang tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi. Yuri tidak pernah menceritakan soal hubungannya dan Minho yang ditentang oleh ummanya Minho. Tapi ia tetap mencoba memahami saengnya itu.

-Yuri POV-
Ya, dia tahu semuanya tentang ku, Namun dia tidak pernah mencoba untuk menemui ku. Ku rasa dia memang tidak pernah serius mencintai ku. Mungkin saja. Atau dia sudah lupa dengan ku. Dia melupakan semuanya… semuanya… termasuk Aku.

Sementara itu dikediaman Minho.
Masih sama, hari ini pun Crystal berada dirumah Minho. Dia terus saja menempel pada namja itu. Memang Minho menanggapinya dengan tersenyum namun pikirannya pergi mencari Yuri, noona yang dicintainya. Crystal menyadari hal itu namun hatinya terus bersikeras untuk melupakan bahwa Minho sudah membagi hatinya dengan yang lain. Ia terus mengingkarinya.

-Crystal POV-
Kenapa? Meski tubuh dan senyumannya bersama ku, namun hati dan pikirannya tidak disini. Apa karena yeoja bernama Yuri itu? Apa aku saja tidak cukup baginya? Apa aku sudah tidak bisa lagi mengisi hatinya? Minho, kau membuat ku takut kehilangan mu.

-Minho POV-
Yuri… Yuri…
Ah~ kenapa dia tidak ada disini saat ini? Apa dia melupakan ku dan tidak merindukan kehadiran ku? Tak ada yang bisa ku lakukan selain memikirkan keadaannya saat ini. Kemana aku harus mencarinya? Ehm… dimana aku pernah bertemu dengannya? Ah! Aku tahu! Tempat tinggalnya yang dulu saat bersama Jessica noona. Mungkin saja dia masih disana. Aku akan menemuinya sekarang.
***
Malam ini suasana antara Yoona dan Leeteuk tampak canggung sekali. Bahkan Taeyeon menyadarinya. Bagaimana tidak? Yoona dan Leeteuk saling menghindari satu sama lain.

-Taeyeon POV-
Sejak kemarin mereka tampak aneh sekali. Apa mereka bertengkar saat aku tinggal ke minimarket? Tapi kenapa mereka tidak menyelesaikannya secara baik-baik? Ah~ suasananya jadi tidak nyaman begini.
“Kalian kenapa? Kalian bertengkar?”
“Aniya eonni~ kami baik-baik saja kok” Yoona tersenyum, namun senyumannya sungguh berbeda. Ada yang lain, dia tampak sedih dan enggan menatap ku. Aku tidak merasa kalau dia punya kesalahan pada ku.
“Eonni, malam ini aku pulang keapartemen ku ya?”
“Waeyo?”
“Sudah satu minggu aku meninggalkannya. Tak ada yang mengurusnya”
“Kau tidak bersama orang tua mu?”
Aku memang tidak tahu apa-apa tentang Yoona, sampai saat ini. Meski kami sudah lama seperti saudara. Aku tetap tidak tahu apa-apa tentangnya.

-Yoona POV-
Eonni, bagaimana bisa aku terus disini jika kemarin aku melakukan hal yang tidak semestinya bersama Leeteuk oppa? Aku tidak bisa terus begini eonni. Ini menyakitkan bagi ku dan bagi mu. Aku tidak akan pernah memilikinya, dia terlalu mencintai mu.
“Orangtua? Aku tinggal diTokyo sendirian. Orangtua ku mengirim ku kesini agar bisa jauh dari mereka dan tidak mengganggu kesibukan mereka masing-masing”
“Eh?? Bagaimana bisa?”
“Mereka orang bisnis eonni. Menurut mereka, membesarkan ku jauh lebih baik dengan uang dibanding kasih sayang”

-Leeteuk POV-
Baru kali ini Yoona menceritakan tentang keluarganya. Aku baru menyadarinya, dia hanya butuh kasih sayang. Itu sebabnya dia menyayangi Taeyeon dan aku. Aku jadi tidak mengerti apa yang ku lakukan kemarin bersamanya. Membalas ciumannya lalu membentaknya untuk menjauhi aku dan Taeyeon. Aku tidak pernah membentak yeoja manapun selain dia. Apa dia terluka? Ah~ itu sudah pasti.

“Bagaimana bisa? Mereka pasti menyayangi mu”
“Eonni, kau terlalu baik. Kehidupan mu terlalu indah. Kau tidak akan pernah mengerti keadaan ku. Eonni tidak pernah mendengar eomma eonni sendiri mengatakan kalau membesarkan seorang Taeyeon cukup dengan uang dan kemegahan. Tidak pernah! Aku? Aku mendengarnya sendiri saat eomma bersama teman-temannya! Sedangkan appa? Dia selalu bilang pada ku, Yoona kau seorang putri apapun bisa kau dapatkan dengan uang mu jadi jangan pernah ajak appa bermain-main dengan hal yang tidak menghasilkan apa-apa. Sejak saat itu aku tidak pernah lagi melihat mereka mengurusi ku secara langsung! Mereka memilih belasan babysitter untuk mengurusku. Mereka menyewa belasan pelayan untuk menyiapkan sarapan dan segalanya. Bahkan aku sendiri tidak pernah tahu bagaimana rasanya masakan eomma ku sendiri. Dia selalu menyewa chef-chef handal sesuai dengan keinginannya. Aku memang tidak pernah kekurangan. Mereka selalu mengirimkan uang dalam skala besar. Tapi aku kekurangan kasih sayang dari mereka! Lalu aku tidak pernah percaya akan semua orang! Mereka memanfaatkan uang ku bahkan kekasih ku sendiri. Hanya kalian yang bisa menerima ku apa adanya. Hanya kalian yang tidak pernah menuntut apa-apa dari ku”
Yoona menangis. Taeyeon tidak bisa berbuat apa-apa, dia merasa bersalah telah menyinggung masalah keluarga Yoona. Leeteuk ingin memeluk yeoja itu, namun ia tidak bisa. Leeteuk hanya menatap lurus kearah Yoona.
“Eonni, oppa. Aku akan pulang malam ini juga” Yoona membawa tasnya.
“Tunggu! Diapartemen mana kau tinggal?”
“Apartemen mewah dua blok dari sini. Aku yakin, kalian pasti tahu. Eonni pernah bertanyakan pada ku seperti apa orang-orang yang tinggal diapartemen seperti itu? Sekarang eonni tahu, salah satunya aku” Yoona pergi sambil menangis dn tanpa menoleh lagi.
Leeteuk memeluk Taeyeon yang terguncang.
***
Keesokkan harinya…
“Oppa~ lama sekali~”
“Sabar dong yeobo”
“Nanti kita ketinggalan pesawat”
“Kita bisa beli tiket selanjutnya”
“Oppaaa~ kita harus tepat waktu. Appa dan eomma menunggu dibandara”
“Ah! Kau benar!”
Sooyoung dan Donghae mengosongkan kediaman mereka, karena mereka akan kembali ke Seoul untuk mengurus pernikahan mereka. Dan mulai hari ini resmilah mereka meninggalkan kota Tokyo.
***
Minho bergegas kembali ke kost-an Yuri. Kemarin malam ia tidak menemukan Yuri karena menurut info, Yuri menginap dirumah Jessica. Hari ini dia kembali mencoba peruntungannya.
“Minho? Kau mau kemana?”
“Crystal? Aku mau pergi kesuatu tempat”
“Aku ikut!”
“Tidak bisa”
“Minho shi~ kau tidak bisa melarangku!”
“Tapi aku mau ketempat yeoja yang ku cintai. Jika ada kamu, dia akan salah sangka”
“Kalau begitu kau tidak boleh pergi!”
“Crystal?”
“Aku tidak mau ada yeoja lain selain aku!!”
“Apa maksud mu?”
“Ini tidak adil bagi ku! aku duluan yang mengenal dan mencintai mu dibanding Yuri!”
“Darimana kau tahu namanya?”
“Aku tahu semuanya tentang mu dan Yuri”
Minho menatap Crystal tidak percaya. Ia tidak pernah menyangka Crystal mengetahui sampai sejauh ini.
“Crystal, kau tidak bisa menahan ku! ini kehidupan ku! Kau tidak bisa mengatur ku”
“Minho kau….”
“Berhenti memerintah ku Crystal!”
Crystal tersentak. Minho langsung pergi meninggalkannya begitu saja.
---
“Hari ini aku akan pindah eonni”
“Ne, aku akan membantu mu membereskan barang-barang mu”
Yuri menatap sebuah bingkai foto dimejanya. Foto dirinya bersama Minho.
“Kau tidak membawanya?”
“Tidak perlu eonni. Aku pindah untuk melupakannya”
Jessica terdiam, ia ingin menghubungi Minho namun dia tidak tahu nomor kontaknya. Jadi Jessica hanya bisa mendukung semua keputusan saengnya.
Yuri menangis, ia memeluk eonninya. “Eonni doakan aku agar bisa melupakannya”.
“Saeng~ dia pernah menjadi bagian dalam hidup mu, kamu tidak boleh melupakannya begitu saja. Jadikan Minho sebagai kenangan inidah yang pernah ada dalam kehidupan mu. Lupakan semua masalah yang pahit antara kalian”
“Aku tidak bisa eonni~”
Yuri membawa barang-barangnya keluar. Jessica memabantunya. Taemin menjemput mereka untuk mengantar kebandara. Mereka pergi sedangkan mobil Minho baru saja tiba.
“Yuri! Yuri!”
Kamar kost-an itu kosong. Ia langsung mencari penghuni yang lain dan mendapati seorang yeoja yang sibuk menatap ketampanan Minho.
“Dimana Yuri?”
“Eh? Dia baru saja pergi bersama Taemin dan Jessica yang mengantarnya kebandara”
“Bandara?”
“Yup! Yuri akan tinggal diluar kota. Ngomong-ngomong siapa nama mu?”
Minho tidak memperdulikan pertanyaan itu. Dia langsung bergegas. Dia tidak menyadari kalau Crystal membuntutinya dengan mobil dari belakang.
***
Leeteuk mengunjungi Yoona pagi ini. Ia melakukannya tanpa sepengetahuan Taeyeon. Yoona sendiri belum bangun, ia masih tertidur diapartemennya. Ia tidak mendengar bel yang bunyi berkali-kali. Sekitar setengah jam kemudian dia baru bangun.
“Siapa sih bertamu sepagi ini?”
Yoona berjalan menuju pintu tanpa memperhatikan penampilannya. Ia hanya memakai celana super pendek dengan atasan tanpa lengan. Rambut panjangnya masih berantakan, dia hanya merapikannya dengan jari.
“Siapa sepagi ini bertamu? Kau tidak tahu kalau aku masih sangat mengantuk jadi, jangan ganggu aku!” Yoona membuka pintu tanpa memandang siapa yang datang. Matanya masih setengah terpejam. Leeteuk menatap yeoja didepannya dengan sedikit terkejut. Tentu saja, Yoona yang tinggal dirumahnya selalu rapi dan berpakaian serba rapi. Yoona selalu menggenakan dress atau celana yang paling pendek selutut dan kaos pinknya. Bukan seperti ini. Yoona menatap tamunya.
“Oppa?!” matanya langsung terbuka lebar.
“Kau kenapa berantakan seperti ini?”
“Bukan urusan mu! Kau mau apa kesini?”
“Kau tidak mengizinkan ku masuk?”
“Terserah kau saja!”
Yoona memberikannya jalan masuk. Leeteuk menatap sekeliling ruangan yang berantakan itu. Ia melihat beberapa botol bir disamping meja.
“Semalam kau meminum itu?”
“Oppa~ jangan campuri urusan ku”
“Aku bertanya pada mu, Yoona. Jadi jawablah!”
“Kalau ia memangnya kenapa??”
“Apa kau sering begini?”
“Aniya~ ini pertama kali bagi ku”
Yoona duduk ditempat tidurnya, sementara Leeteuk merapikan ruangan yang berantakan itu.
“Oppa~ aku tidak mau membayar mu! Jadi biarkan barang-barang itu”
“Aku tidak perlu kau bayar”
“Sungguh?”
“Tentu saja”
“Baiklah kalau begitu, kau bebas melakukan apa pun disini tanpa dibayar. Dan aku tidak perlu membayar para pembantu yang berisik itu”
Leeteuk baru menyadari kalau Yoona masih berada dibawah pengaruh alcohol.
“Jam berapa kau tidur semalam?”
“Euhm… aku? Sekitar jam 3 dini hari”
“Jadi kau baru tidur 3 jam? Pantas saja kau ngawur begini”
Yoona menghitung dengan jarinya. Lalu melirik jam, pukul 06.00. Ini masih sangat pagi untu orang bertamu kesini.
“Kau bisa pulang sekarang? Ini masih terlalu pagi dan aku masih ngantuk!”
“Tidurlah, aku akan merapikan semua ini dan membuatkan mu sarapan”
Yoona diam. Ia terus berpikir. Lalu beberapa saat kemudian dia mulai bicara lagi.
“Apa aku masih dongsaeng mu?”
“Tentu saja!”
“Kalau begitu keluar dari sini sekarang juga!!” Yoona memekik kencang.
“Yoona, tenanglah~” Leeteuk mendekati yeoja itu lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.
Yoona meminum sisa bir yang masih ada. Ia meneguknya satu botol penuh. Dalam sekejab Yoona kembali mabuk berat. Ia tertidur. Leeteuk mulai memasak.
Setengah jam kemudian Yoona terbangun dalam keadaan mabuk. Ia pergi kedapur dan mendapati Leeteuk sedang merapikan bekas masakannya.
“Oppa~” Yoona menegurnya pelan. Leeteuk menoleh, “Ada apa? Mandi sana!”
Yoona menggeleng kencang. Ia menarik Leeteuk keluar dari dapur menuju ruang tengah. Leeteuk bingung, Yoona mengambil ponselnya lalu mengirimkan SMS untuk Taeyeon. Yeoja itu kembali menatap Leeteuk sambil tersenyum. Dia memang cantik sekali. Tak ada seorang namja mana pun yang dapat menolaknya jika ia sudah seperti ini.
“Oppa~ cium aku!”
“Yoona! Kau ini mabuk!”
“Aniya oppa~”
*cup*
Lagi-lagi Yoona mencium Leeteuk secara paksa. Kali ini Yoona memeluk namja itu. Sementara Leeteuk, masih sama. Tidak bisa menolak malah balas memeluk dan menciumnya lembut. Leeteuk tidak menyadari kalau Taeyeon akan segera tiba ke partemen itu.
***
Taemin, Jessica dan Yuri tiba didepan bandara.
“Ah! Aku mau beli scraft itu dulu!” Yuri menyebrangi jalan menuju tukang scraft dipinggiran jalan. Minho melihatnya, ia langsung menghampiri Jessica dan Taemin.
“Noona, Yuri…”
“Disana!” tunjuk Jessica sambil tersenyum.
Minho mendesah lega. Ia menanti reaksi Yuri saat tahu dirinya ada disini. Crystal melihat Yuri sedang membeli sesuatu lalu menoleh kesebrang, disana ada Minho yang menantinya dengan tersenyum.
“Aku bersumpah tidak akan pernah membiarkan kalian bersama!”
Saat Yuri menyebrangi jalan, Crystal memacu mobilnya dengan kecepatan penuh. Minho melihat mobil itu mengarah kearah Yuri yang sedang menyebrangi jalan.
“Minho! Yuri disana!” Jessica menyadarinya juga.
Minho dengan segera berlari kearah Yuri. Yeoja itu terkejut karena ada Minho dan mobil yang melaju kearahnya.
*bruk!*
Dalam sekejab jalanan dibanjiri darah. Crystal shock, dia keluar dari mobilnya. Lalu melihat kalau Minho dan Yuri bersimbah darah.
“Minho shi! Minho!”
Ia menatap dengan tidak percaya. Jessica dan Taemin langsung ketempat itu. Mereka berusaha menyadarkan Minho dan Yuri.
Minho membuka matanya dan melihat Yuri disampingnya, sama sepertinya bersimbahd arah.
“Noona?”
Yuri membuka matanya perlahan, “Minho?”
“Ne, ini aku”
“Kau datang?”
“Ne. Saranghaeyo noona. Saranghaeyo”
“Minho, aku juga”
Keduanya berpelukan. Jessica menangis menatap mereka. Minho duduk sambil memeluk Yuri. Ia menangis.
“Noona aku akan bersama mu, jadi tenanglah”
“Minho~ sakit. Aku sudah tidak sanggup lagi”
Taemin menelepon ambulans. Ambulans datang, dokter memeriksanya diTKP. Namun terlambat, Yuri menghembuskan nafas terakhirnya dipelukan Minho dan beberapa saat kemudian, Minho menyusulnya. Crystal menangis pilu. “Mianhae~ ku mohon sadarlah Choi Minho”. Jessica pingsan, ini pertama kalinya ia melihat kecelakaan didepan matanya dan harus menghadapi kenyataan ia kehilangan saeng yang paling dekat dengannya. Taemin menggendong istrinya itu kedalam mobil dan membawanya kerumah sakit bersama dengan mobil ambulans yang mebawa Yuri dan Minho.
Sementara itu Crystal masih menangis didepan darah sepasang kekasih itu.
***
Taeyeon melihat semuanya, ia marah besar dan merasa dikhianati. Ia sama sekali tidak mendengarkan penjelasan dari Leeteuk sedangkan Yoona masih tidak menyadari apa yang baru saja dia lakukan. Ia benar-benar mabuk. Leeteuk pergi setelah membentaknya. Dan saat itu Yoona baru menyadari perbuatannya.
“Eonni~ Taeyeon eonni!”
Yoona berlari menuju lift namun Leeteuk mencegahnya ikut.
“Diam disini! Jangan temui Taeyeon!”
“Oppa, aku… aku tidak tahu apa yang aku lakukan. Aku…”
“Diamlah!”
Yoona langsung diam dan kembali keruangannya. Ia menangis lalu mengirim belasan pesan permohonan maaf dan penjelasannya pada Taeyeon namun tak satu pun dibalas oleh eonninya itu. Yoona berkali-kali mencoba meneleponnya namun tak ada hasinya.
Yeoja itu putus asa. Dia menatap pisau didapur.
“Tak ada jalan lain. Jika aku terus ada, mereka akan semakin berantakan”
Yoona mengambil pisau itu. Ia mencoba untuk menelpon Taeyeon lagi. Namun masih ada, tak ada jawaban ia meninggalkan pesan dikotak suara.
“Eonni, datanglah keapartemen ku satu jam lagi dari sekarang. Silahkan lakukan itu jika kau benar-benar menyayangi ku. Jika kau benar-benar menganggap ku saeng mu”
Yoona menutup ponselnya. Ia menulis surat yang ia biarkan tergeletak diatas meja. Yoona dia beberapa saat kemudian memejamkan matanya sambil berbisik.
“Ini tidak akan sakit. Tidak akan sesakit eonni. Tidak akan…”
20 menit kemudian Yoona sudah benar-benar diam tanpa suara sedikit pun.
***
“Kau percaya kan? Dia mabuk”
“Aku…”
“Kau pasti mengerti Yoona, Taeyeon”
“Aku akan melihat ponsel ku dulu oppa”s
Taeyeon membuka HPnya. Disana ada belasan pesan dari Yoona.

‘Eonni, maafkan aku’
‘Eonni balas pesan ku’
‘Eonni ku mohon, aku tidak bisa begini’
‘Eonni apa kau tidak mempercayai ku?’
‘Eonni, tolong aku’
….

Masih banya pesan disana. Lalu Taeyeon mendengarkan voicemailnya.
“Eonni, datanglah keapartemen ku satu jam lagi dari sekarang. Silahkan lakukan itu jika kau benar-benar menyayangi ku. Jika kau benar-benar menganggap ku saeng mu”

-Taeyeon POV-
Ini suara Yoona. Suaranya sedikit bergetar. Aku rasa aku bisa memaafkannya. Dia memang dongsaeng ku. Aku menyayanginya seolah dia keluarga ku. Aku harus ketempatnya sekarang.

Leeteuk dan Taeyeon kembali keapartemen Yoona.
***
“Yoona! Yoona, jawablah!” Taeyeon berkali-kali memanggilnya dari luar. Namun tetap sama, sepi dan tanpa jawaban. Leeteuk memutuskan untuk mendobraknya. Pintu itu terbuka, mereka berlari kekamar Yoona.
“Kyaaaaaaaaaaaa…. Yooooonaaaaaaaaa!!”
Taeyeon histeris lalu memeluk Yoona yang bersimbah darah. Ia memotong nadi dipergelangan tangannya sendiri. Yeoja itu tampak lelah namun tersenyum. Sudah tak ada lagi detak jantung dan denyut nadinya. Leeteuk menatap kedua yeoja didepannya dengan tatapan nanar. Taeyeon, gadis yang dicintainya telah kehilangan Yoona, gadis yang mencintainya. Leeteuk melihat sesuatu diatas meja. Yoona menulisnya untuk mereka.

Dear oppa & eonni
Aku tidak bisa terus begini. Aku bukan tipe orang yang bisa menahan perasaannya.
Jika aku terus ada, kalian tidak akan bisa bersama. Maka aku memilih jalan ini.
Ku harap kalian berdua bahagia. Jangan pernah berpisah, ku mohon. Lalukan demi aku.
Aku serius menyayangi kalian.
Aku menyayangi eonni dan oppa. Dibanding perasaan ku, eonni jauh lebih penting.
Ku mohon, hiduplah dengan senyum dan jangan lupakan aku.
Namun jika aku cukup menyakitkan kalian, silahkan lupakan aku. Aku tidak keberatan.
Kamsahamnida.
-Yoona-

Taeyeon menangis. Ia tidak pernah menyangka semuanya akan berakhir begini. Darah yang menggenang dilantai, darah yang membasahi tempat tidur putih itu terlihat begitu memilukan. Leeteuk menyandarkan dirinya ditembok sambil menunduk. Dia dan Taeyeon memang tidak akan pernah bisa terpisah, namun bukan seperti ini caranya. Bukan dengan kepergian Yoona.

Cinta tidak pernah mengenal usia, waktu dan keadaan.
Cinta juga tidak mengenal jarak dan tempat.
Yang dia tahu hanya satu, membuat hati orang hangat dan bahagia.
Cinta tidak pernah peduli bagaimana perasaan orang yang mengalaminya.
Entah itu bahagia atau sakit, manis atau pahit.
Cinta tidak pernah peduli. Karena cinta adalah hati dan perasaan kita sendiri.
----
Trilogy about Love :
1. Love In Seoul
2. Do You Still Love Me?
3. Yes! Im Still Love You Forever
This is the last part. Good bye!

Cast :
Super Junior: Leeteuk, Siwon, Kyuhyun dan Donghae
SNSD: Taeyon, Jessica, Yuri, Soyoung, Seohyun, Tiffany and Yoona
SHINee: Minho, Taemin and Onew
F(x): Crystal
--END--
Seperti biasa, hari ini Yoona kembali berkunjung. Namun yang dijumpainya dirumah bukanlah Taeyeon melainkan Leeteuk.
“Oppa, dimana eonni?” Yoona memandang berkeliling rumah.
“Taeyeon sedang ke minimarket didepan” sahut Leeteuk sambil menikamti kopi yang disediakan oleh Taeyeon untuknya.
“Mwo?! Oppa!! Eonni kan… ah!”
Yoona panic lalu berlari keluar rumah.

-Leeteuk POV-
Aih~ buat apa Yoona sekhawatir itu. Apa Taeyeon belum bilang padanya kalau sekarang dia sudah sembuh? Ah~ biarkan saja. Menarik sekali melihat yeoja satu itu dengan berbagai ekspresi. Aku akan menikmati kopi buatan yeoja-ku tercinta.

Beberapa saat kemudian…
*Bruk!*
“OPPA!!!!” Yoona teriak dari depan pintu diiringi suara tawa Taeyeon.
Leeteuk keluar untuk melihat kedatangan mereka berdua.
“Kenapa oppa tidak bilang kalau eonni sudah sembuh?!! Oppa benar-benar membuat ku kesal!” Yoona langsung menghujani Leeteuk dengan lemparan bantal sofa.
Leeteuk dengan segera berlindung dibalik Taeyeon yang jelasn membuat Yoona tidak berani melemparkan bantal-bantal itu. Ya, dia menyayangi Leeteuk namun dia lebih menyayangi eonni yang begitu memperhatikannya.

-Yoona POV-
Aku memang menyayangi Leeteuk oppa, tapi aku lebih menyayangi eonni ku. Taeyeon eonni sangat memperhatikan ku. Perhatian yang sebelumnya belum pernah ku rasakan. Bukan, bukan karena aku benar-benar kehilangan orang tua ku. Tapi mereka yang membuat ku merasa kehilangan dan ditinggalkan. Mereka seolah tidak melihat kehadiran ku. bagaimana bisa mereka mengirim ku ke negeri orang tanpa pendamping? Yang mereka tahu hanyalah soal uang dan uang. Aku tahu kehidupan ku terjamin. Tapi aku juga butuh rasa perhatian dan sayang. Makanya meski hati ku ingin memiliki dan dimiliki oppa, tapi aku tidak akan pernah melakukannya. Aku takkan sanggup kehilangan eonni ku.

-Taeyeon POV-
Kehadirannya selalu membuat seisi rumah ini ceria. Aku benar-benar punya dongsaeng yang baik. Aku bahagia dan bangga padanya.
“Yoona, apa kamu sudah makan siang?”
“Belum eon. Mungkin aku akan pesan saja”
“Tidak perlu. Biar eonni yang masak”
“Ikut!”
Aku membawa bahan masakan yang tadi dibeli dan dia membawa sisanya.

-Leeteuk POV-
Ah~ gara-gara mereka berdua aku jadi betah dirumah dan malas keluar. Bahaya sekali! Aku kan perlu uang untuk kehidupan kami di Jepang ini. Tunggu! Aku tidak pernah tahu Yoona bekerja? Aku akan menyusul ke dapur dan bertanya padanya.

Kini ketiganya sedang kolaborasi masak didapur. Namun sepertinya tidak bertiga, karena sejak tadi Leeteuk hanya mencicipi, mengomentari, buka kulkas untuk minum, duduk, lalu kembali mencicipi.

-Yoona POV-
Apa yang sebenarnya oppa kerjakan?! Membuat kesal saja. Dapur jadi terasa sempit karena dia!
“Oppa~ hentikan! Jika terus begini, makanan ini tidak akan pernah sampai kemeja makan!”

-Taeyeon POV-
Ah mereka mulai lagi. Cukup menghibur. Lebih baik aku diam saja melihat mereka. Menyenangkan sekali jika melihat mereka seakrab ini.

-Leeteuk POV-
“Mwooo?? Aku kan bantu mencicipi. Siapa tau bumbunya kurang pas”
Wah~ karena makanan aku sampai lupa atas pertanyaan ku untuk Yoona.
“Sayangnya eonni terlalu pandai! Jadi oppa tidak perlu repot-repot mencicipinya”
Kali ini yeoja itu langsung meminta persetujuan Taeyeon-ku. semoga saja yaoja-ku membela ku. jujur saja, aku selalu kalah dari mereka. Dan kini aku butuh bantuan.
“Ne~ oppa duduk saja disitu”
Damn! Taeyeon lebih memilih membela dongsaengnya dibanding aku. Hiks… mau tak mau aku harus menurut padanya.

Akhirnya hari itu berlanjut terus dengan kecerian dan Leeteuk lupa akan ribuan pertanyaan dikepalanya tentang Yoona.
***
“Aku tidak akan pernah membiarkan mu bersama putra ku!”

Yuri terkejut bukan main. Umma Minho datang ketempatnya dan langsung membentaknya didepan pintu. Saat itu Yuri bermaksud pergi kekantornya karena permintaan Jessica.
“Ahjumma?”
“Aku sama sekali tidak menginginkan mu sebagai menantu ku!”

-Yuri POV-
“Aku sama sekali tidak menginginkan mu sebagai menantu ku!”
Satu kalimat itu seperti sambaran petir bagi ku. Aku butuh restunya dan dia menolah ku sebelum ku pinta. Apakah sebegitu bencinya ahjumma pada ku? Apa aku sangat buruk sehingga ahjumma tidak pernah mengizinkan ku menjalin hubungan dengan Minho?
Aku semakin tidak mengerti dan tidak tahu apa lagi yang harus ku perbuat agar ahjumma menerima ku.
“Hajiman…”
“Aniya!”
“Ahjumma, hajiman jeongmal sarang…”
*plak*
Sebuah tamparan mendarat dipipi kanan ku. Aku benar-benar tidak menyangka kalau ahjumma akan melakukan hal ini pada ku.
“Jangan pernah katakan lagi kalau kau mencintai putra ku! Tinggalkan Choi Minho! Jangan pernah bersamanya lagi. Jangan pernah jawab teleponnya lagi! Biarkan dia! Jauhi dia! Aku akan menjodohkan putra ku dengan gadis yang lebih baik dari mu!”

Usai bicara seperti itu, wanita paruh baya itu pergi meninggalkan Yuri. Sementara itu Yuri diam ditempat, air matanya mengalir. Namun dia sama sekali tidak begeming. Hatinya seraca hancur berkeping-keping. Ini pertama kali baginya, mencintai seseorang dan dihina oleh orang yang dihargainya. Tertera sekali diwajah yeoja itu kalau dia menderita dan sakit hati.
***
Hari ini Donghae sedang beres-beres rumah. Sooyoung membuat berbagai macam jenis kue untuknya. Seperti biasa, pasangan ini selalu tampil malu-malu dan hal inilah yang memberikan kesan mereka amat sangat romantic dan saling mendukung satu sama lain.

-Sooyoung POV-
Ehm.. aku mau oppa mencicipi ini. Tapi bagaimana aku memintanya?? Ahh~ aku masih malu~ hiks… Padahal aku sudah susah payah membuatkan kue-kue ini untuknya. Kalau terus seperti ini aku tidak akan pernah bisa memberikannya kue yang susah payah ku buat ini.
“Ehm oppaa~”
“Mwo?”


-Donghae POV-
“Ehm oppaa~”
“Mwo?”
Rasanya aku tahu apa yang akan yeoja-ku katakana. Ya, dia pasti ingin meminta ku agar mencicipi kue buatannya. Kenapa dia selalu saja segan pada ku? Ah~ dia memang begini dan hal inilah yang membuat dia tampak manis, ya saat dia sedang malu-malu. Aku tak tega saat melihat wajahnya memerah. Akhirnya ku putuskan untuk menyerah dan tidak mengerjainya lagi.

Donghae memeluk Sooyoung dari belakang. Yeoja itu terkejut lalu menatap oppanya tersebut. “Kau ingin aku mencicipi kue ini kan?”
Donghae tersenyum sambil mengambil kue dipiring yang dibawa Sooyoung. Ia memakannya sambil tersenyum, Sooyoung menatap Donghae lalu meneteskan air mata.

-Sooyoung POV-
Ya Tuhan~ aku sangat mencintai namja didepan ku ini. Aku sangat mencintainya sepenuh hati ku. Dia sangat mengerti apa pun yang aku inginkan. Aku beruntung telah memiliki dan jadi miliknya.

-Donghae POV-
Sooyoung menangis didepan ku. Aku tahu dia sedang bahagia, selalu begitu. Aku selalu membuatnya menangis terharu. Padahal jelas sekali aku tidak ingin melihatnya menangis didepan ku. Ku putuskan untuk memeluknya dari depan.

Donghae memeluk Sooyoung yang entah kenapa tidak bisa memnyetop air matanya sendiri. Donghae mengeluarkan jurus mautnya agar membuat Sooyoung tersipu sehingga dia bisa berhenti menangis.
“Jongmal joahe~ Jongmal saranghae~ Sooyoung ah”
***
“Yoona~ bisa kau jaga rumah sebentar? Aku dan Leeteuk oppa akan pergi keluar”
Taeyeon menyiapkan sarapan. Ya, Yoona menginap disini dari dua hari yang lalu. Tentu saja baik Leeteuk dan Taeyeon tidak menanyakan sebabnya toh mereka menganggap Yoona adalah dongsaeng mereka tersayang.
“Ne~ eonni~”
Yoona menyantap jatah sarapannya. Sementara itu Leeteuk baru saja menuruni tangga untuk ikut sarapan bersama yang lain. Terlihat jelas kalau dia baru saja selesai mandi.

-Yoona POV-
Ah~ bagaimana pun dirinya tetap terlihat cute dan tampan. Aku jadi sulit melupakan tiap senyumannya dan auranya. Aku semakin mencintai oppa, meski aku sudah mengetahuinya dengan pasti kalau eonni adalah miliknya.

“Aku akan sarapan dengan segera. Maaf merepotkan mu, Yoona”
Leeteuk tersenyum sambil mengacak rambut panjang Yoona. Leeteuk memang begitu, selalu memperlakukan Yoona seolah dia adiknya sendiri.
“Oppa!! Hentikan kebiasaan mu mengacak rambut yang sudah susah payah ku tata”
Yoona cemberut. Taeyeon tersenyum, “Aku jadi semakin menyayangi kalian”.
Hal ini membuat Yoona dan Leeteuk menoleh.

-Leeteuk POV-
“Aku jadi semakin menyayangi kalian”.
Kata-kata indah itu keluar dari yeoja ku tersayang, Taeyeon. Ini salah satu alasan ku mencintainya, dia baik dan juga mencintai ku.
“Aku pun begitu”

Leeteuk mendekati Taeyeon lalu memeluknya. Yoona langsung mengalihkan pandangannya.
Usai sarapan, Taeyeon dan Leeteuk pergi. Yoona memutuskan untuk mengisi waktu luangnya dengan menonton tv.
***
Sudah satu minggu Yuri tidak menemui Minho. Namja itu pun tidak dapat menghubunginya. Bagaimana bisa Minho menghubungi Yuri jika Yuri telah mengganti nomor ponselnya.

-Minho POV-
Aku akan sedikit refreshing diluar. Untuk menenangkan pikiran ku yang terus tertuju pada Yuri noona. Aku tidak mengerti kenapa dia tidak menghubungi ku dan menemui ku. Bahkan aku tidak menjumpainya lagi dikantor pusat SM Ent. Mungkin saja kan dia sedang sibuk dengan pekerjaannya.

“Minho shi!!”
Seorang yeoja berlari kearahnya. Ia tipikal yeoja yang manis, namanya Crystal.
“Crystal??”
“Ah~ Minho!! Kau masih mengingat ku??”
“Tentu saja. Waktu kecil kau ini yeoja yang unik dan manis”
“Manis?? Apa sekarang masih begitu?”
“Tentu saja”
Crystal menatap Minho sambil tersenyum. Crystal adalah sahabat Minho dari kecil. Orang tua mereka pun sangat dekat. Banyak family yang beranggapan mereka akan menikah suatu saat nanti.
“Kapan kau pulang kesini?”
“Kemarin malam”
“Ku pikir kau menyukai kehidupan di Amerika sana”
“Ne~, tapi lebih menyenangkan di Korea, khususnya Seoul”
“Waeyo?”
“Karena ada kau. hHaa…”
“Kau ini selalu saja bercanda. Bagaimana kalau sampai aku menganggapnya serius?”
“Tak masalah”
Seperti biasa, sejak kecil Crystal memang suka sekali menggandeng tangan Minho. Dan kali ini pun begitu. Ia yeoja yang sangat ceria, apalagi kalau sudah disamping seorang Choi Minho. Satu hal yang tidak diketahui Minho yaitu, Crystal sangat mencintainya sejak dulu.

-Crystal POV-
Akhirnya aku bisa bertemu dengan Minho. Entah apa yang saat ini dia pikirkan tentang ku. Paling tidak dia menganggap ku yeoja yang manis, bukankah itu sebuah kesempatan??
“Minho shi~ bagaimana kalau kamu menemani ku kemall??”
“Baiklah. Oh ya, dari mana kau tahu aku disini?”
“Tadi aku mencoba kerumah mu dan ahjumma memberitahu aku”
“Oh~”
Minho shi~ maaf kan aku membohongi mu. Aku dan umma mu bersekongkol untuk memisahkan mu dari yeoja bernama Yuri. Aku tidak tahu siapa dia, yang ku tahu kau sangat mencintainya dibandingkan aku. Dan ku rasa ini tidak adil bagi ku yang selalu bersama mu sejak kecil. Aku duluan yang bertemu dengan mu. Aku duluan yang menyukaimu. Aku tidak akan membiarkan yeoja itu mengambil mu dari sisi ku. Never!

-Minho POV-
Ah Crystal sudah pulang. Dia selalu saja manja seperti ini. Namun aku tidak pernah keberatan atas semua sikapnya. Aku sudah terbiasa didekatnya. Andai saja noona yang ada disini, aku pasti akan lebih bahagia.

Tepat saat ini Yuri dan Jessica sedang pergi berbelanja di mall yang sama untuk membeli pakaian baru untuk Aiden Lee. Saat ini keduanya sedang memilih pakaian disalah satu toko.
“Eonni, bagaimana dengan yang ini?”
“Bagus. Ku rasa Aiden dan Taemin akan suka. Gomawo Yuri ah”
“Ne~ aku keluar toko sebentar ya”
Jessica mengangguk. Yuri pergi kedepan toko tersebut sambil melirik tempat makan yang akan dia kunjungi bersama Jessica. Dan saat itu ada sosok yang dia kenal diseberang sana sedang menggandeng seorang yeoja tak dikenal.

-Yuri POV-
Itukan…
“Choi Minho??”
Tapi apa yang dia lakukan disini bersama seorang yeoja yang tidak ku kenal?? Dan mereka tampak sangat mesra sekali. Yeoja itu terus bicara dan tertawa sambil sesekali menatap Minho yang balas tersenyum padanya. Kenapa mereka tampak sedekat itu?
Dadaku sakit. Sesak sekali rasanya.

Air mata Yuri mengalir begitu saja. Jessica menepuk bahunya dan mendapati saengnya sedang menangis dalam diam. Ia memandang berkeliling. Namun sudah tidak ada Minho disana, karena Minho dan Crystal baru saja naik dengan escalator.
“Ada apa? Kau mau kita makan siang dulu kan?”
“Tidak usah eonni, kita pulang saja”
“Kau yakin?”
“Tentu saja”
“Baiklah. Tapi kenapa kau menangis?”
“Aniya eonni. Aku baik-baik saja”
Akhirnya Yuri dan Jessica memilih pulang.
***
(membaca part ini silahkan dengarkan lagu Super Junior yang berjudul It’s You )
Hari ini Yoona membantu Leeteuk untuk memasak makan malam. Sementara itu Taeyeon pergi ke minimarket untuk membeli bumbu masakan yang kurang.

-Yoona POV-
Eonni kemana sih?? Aku ditinggal bersama oppa. Ah~ aku harus bisa menetralisir perasaan ku. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi dalam hubungan mereka hanya karena aku.

*prang!*
Gelas jatuh dari tangan Yoona yang sejak tadi pikirannya melayang kemana-mana. Leeteuk menoleh lalu membantu Yoona memungut pecahan gelas tersebut.
“Hati-hati Yoona, biar aku saja yang membersihkannya”
“Gwaenchana oppa. Aku saja. Ini semua salah ku”
“Kita lakukan bersama dan hati-hatilah jangan sampai kau melukai jari mu sendiri”
“Ne~ arra~”

-Yoona POV-
Segala perhatiannya untuk ku hanya karena aku ini sudah dianggap dongsaeng oleh eonni. Lalu aku menginginkan lebih. Ya, aku ingin oppa melihat ku sebagai seorang yeoja, bukan saengnya.
“Aw!”
Aku tidak konsentrasi, lagi-lagi pikiran ku membuat ku celaka. Jari ku tertusuk pecahan gelas tersebut dan kini darah keluar. Aku tidak bisa melihat darah. Tubuh ku bisa langsung lemas.

-Leeteuk POV-
Dasar yeoja yang satu ini memang agak ceroboh. Ckckck dia membuat ku harus membersihkan semua ini.
“Aw!”
Kali ini apalagi? Heh?! Jarinya terluka, sedangkan dia tidak tahan melihat darah. Aku harus segera mengobatinya.

Leeteuk secepat kilat membersihkan pecahan tersebut dan membuangnya ketempat sampah. Lalu ia mengambil tangan Yoona yang sejak tadi lukanya ia tiup sendiri.
“Oppa?”
“Biar aku obati luka mu. Maka diamlah”
“Tapi…”
“Diamlah Yoona”
Leeteuk menghisap darah dari jari Yoona yang tidak berhenti itu. Wajah Yoona memerah namun Leeteuk tidak menyadarinya, dia berkonsentrasi pada jari Yoona. Ia menempelkan plester disana. Saat ia mengangkat wajahnya, rupanya Yoona sedang menunduk mengamati Leeteuk. Mereka pun bertatapan.

-Yoona POV-
Dia sangat baik. Dia merawat ku seperti ini. Aku bahagia sekali. Namun ini semua salah! Aku tahu aku salah telah mencintainya lebih dari yang seharusnya. Dan kini kami saling bertatapa. Ya Tuhan, aku sangat mencintainya. Aku tidak tahan lagi, maafkan aku eonni.

*cup*
Yoona mencium bibir Leeteuk. Cukup lama. Sementara itu Leeteuk cukup terkejut dan tidak bisa berbuat apapun saking terkejutnya. Sedangkan Yoona? Ya, dia menikmatinya karena memang dia mencintai namja tampan itu.

-Leeteuk POV-
Apa yang dia lakukan? Tubuh ku kaku dibuatnya. Aku tidak menyangka dia akan berbuat seperti ini pada ku. aku baru menyadarinya, dia bukanlah dongsaeng kami. Dia ini seorang yeoja asing. Ya dan sudah semestinya yeoja secantik dia tumbuh dengan sangat terawat. Tangannya pun halus, sehalus Taeyeon. Dan bibirnya… begitu lembut.

Malam itu membuat mereka cukup lupa akan sekitarnya. Ya bahkan dalam sekejab Taeyeon terhapus dari pikiran mereka. Bahkan tanpa sadar Leeteuk pun membalas ciuman itu.

-Yoona POV-
Ku mohon oppa, biarkan aku begini sebentar. Aku sudah lama menginginkannya. Ya, sudah lama sekali sejak pertama aku melihat mu. Aku menginginkan mu.

Dan Taeyeon tidak tahu apa yang terjadi dirumahnya. Yang ia tahu baik Leeteuk maupun Yoona sedang menyiapkan makan malam. Hanya itu, tidak lebih.
***
*ting tong*
Yoona datang kekediaman Leeteuk untuk menyelesaikan urusannya.

-Yoona POV-
Dia orang kaya. Buktinya saja rumahnya di Jepang sebesar ini. Ah~ kapan dia akan membukakan pintunya? Diluar sini cukup dingin.

-Leeteuk POV-
Ada tamu malam-malam begini? Apa mungkin Sooyoung dan Donghae? Lebih baik aku cek. Diluar cukup dingin dan aku tidak akan membiarkan tamu ku kedinginan diluar sana.

*cklek*
Leeteuk membuka pintu rumahnya. Tampak seorang yeoja cantik didepan rumahnya. Ia yeoja yang tadi menginjak HPnya.
“Silahkan masuk”
“Gomawo”

-Taeyeon POV-
Ada tamu oppa. Eh? Seorang yeoja? Cantik sekali. Tapi aku tidak boleh cemburu. Aku belum menemukan kejelasan, siapakah yeoja itu? Kenapa aku jadi secemas ini??

Tampak Leeteuk mempersilahkan yeoja itu masuk. Didalam, yeoja itu bertemu dengan Taeyeon. Ia tersenyum lalu memperkenalkan dirinya. “Yoona imnida”.
Leeteuk mempersilahkannya duduk. Taeyeon disampingnya. Yoona duduk dihadapan mereka berdua.
“Oppa~ aku sudah berjanji untuk menggantinya. Ini!” Yoona menyerahkan sebuah bungkusan pada Leeteuk.
“Apa itu?” Taeyeon keheranan.
“Ini HP. Tadi aku tidak sengaja menabrak oppa dan menginjak HPnya hingga rusak”
“Bagaimana tidak rusak kalau kau menginjaknya dengan high heel seruncing itu?” Leeteuk geleng-geleng kepala sambil pergi kedapur untuk menyiapkan minuman.

-Yoona POV-
Siapa yeoja dihadapan ku ini? Apakah dia adiknya atau kekasihnya atau istrinya? Ah~ kenapa otak ku rasanya jadi kacau begini setelah melihat ternyata ada seorang yeoja dikediamannya??
“Mianhae~ eonni istrinya?” aku memilih untuk bertanya langsung padanya.

-Taeyeon POV-
“Mianhae~ eonni istrinya?” ah! Aku dikejutkan oleh pertanyaan dia. Apakah sebuah kesalahan jika aku tinggal satu atap dengan oppa?
“Aniya, aku hanya tinggal satu rumah dengannya” jawab ku singkat. Aku bingung harus menjawab apa.

-Leeteuk POV-
Taeyeon kenapa sih? Ditanya begitu dia malah bingung menjawabnya. Biar aku jawab saja.
“Dia Taeyeon, gadis yang ku cintai”
Aku menyerahkan segelas minuman hangat untuknya. Sebab tadi dia menunggu diluar dengan cuaca yang dingin dan itu berlangsung cukup lama.

-Yoona POV-
Ah~ gadis yang ku cintai katanya? Aku sedikit sedih dan kecewa. Apa aku menyukai oppa hanya dalam hitungan menit? Benar-benar tidak mungkin.
“Oh~ kalian kesini untuk apa?”
Ku lihat keduanya saling pandang. Apa mungkin aku terlalu ikut campur?
“Mianhae~ aku tidak bermaksud menyinggung. Tidak perlu dijawab” aku mencoba mengembalikan suasana.
“Aku membawanya untuk terapi. Agar dia bisa berjalan lagi” sahut oppa tenang. Aku tahu dia tidak ingin menyinggung eonni. Ternyata Leeteuk oppa benar-benar mencintainya dan Taeyeon eonni sangat beruntung.
“Bisa aku sering main kesini?”

-Taeyeon POV-
“Bisa aku sering main kesini?”
Eh? Apa maksudnya?
“Bukannya aku bermaksud yang aneh-aneh. Aku hanya ingin membantu eonni. Aku memiliki banyak waktu luang” sahutnya sambil tersenyum.
Dia gadis baik. Aku senang oppa bisa berkenalan dengan gadis sebaik dia. Aku tidak akan sendiri lagi. Akan ada yang membantu ku jika oppa bekerja.
“Dengan senang hati aku menyambut mu” sahut ku riang dan dia tersenyum.

Malam itu Yoona sudah dekat dengan Leeteuk dan Taeyeon. Mereka bertukar cerita. Bahkan Taeyeon meminta Yoona menginap. Namun ia tidak bisa, sehingga Leeteuk mengantarkan yeoja itu kedepan pintu. Yoona memilih pulang sendiri.
***
Apartemen Yuri…
Malam ini ia memandang langit yang kebetulan sedang bulan purnama.
Ia bersenandung kecil. Ia sangat rindu dengan kehidupannya yang dulu. Berada disisi Minho.

-Yuri POV-
Malam ini indah. Tapi lebih indah jika dia disini, bersama ku. aku benar-benar merindukannya. Aku jadi ingat saat berjumpa dengannya. Jika aku bukan seorang idola maka aku tidak akan bertemu dengannya. Aku masih ingat saat dia mengajari ku mata kuliahnya. Aku ingat senyumannya dan ucapan manisnya. Semuanya ku rindukan. Ya! Semuanya tentang dia. Minho~ kapan kau kembali kepada ku?
***
-Sooyoung POV-
Aku akan biacara sekarang! Ah~ tapi aku tidak enak. Mungkin saja dia sangat lelah hari ini. Bagaimana ini??

-Donghae POV-
Ada apa dengan yeoja ku? dia begitu ingin bicara tapi sama sekali tidak bicara. Apa ada yang diinginkannya? Ku putuskan untuk mendekatinya.
“Ada apa?”
Kali ini Sooyoung menggigit kuku ibu jarinya. Kenapa dia segugup ini ya?

-Sooyoung POV-
Argh~ aku tidak pernah memintanya pergi bersama ku. Selalu oppa yang meminta ku. masa begini saja aku tidak bisa? Omona!! Apa yang harus aku lakukan? Tak bisakah dia membaca pikiran ku saat ini.
“Ehmm… oppa~”
“Ne?”
“Aku mau jalan keluar”
“Silahkan saja”
“Ehmm oppa~ masalahnya…”
“Masalah?”
“Aku mau pergi bersama oppa untuk nonton film”
Heh?? Ini diluar perkiraan ku!! Dia tertawa. Apa aku selucu itu?!

-Donghae POV-
“Aku mau pergi bersama oppa untuk nonton film”
Eh?? Hanya itu dan dia tampak sangat gugup? Hhaaa… dia membuat ku tertawa. Lucu sekali yeoja ini! Tidak salah kalau aku memilihnya sebagai calon pendamping hidup ku. Dia selalu bisa membuat ku bahagia. Tunggu? Ekspresinya? Wajahnya memerah dan kesal. Ah~ bahaya kalau dia sampai marah, maka aku tidak bisa bermanja padanya.
“Marilah~ aku tidak akan tertawa lagi”
“Tapi oppa menertawai ku!”
“Lupakan! Mari bersenang-senang”
Dengan segera aku menariknya keluar rumah. Kami mungkin akan menonton jadwal midnight dengan 3D.
***
Empat bulan kemudian…
Minho sadar dari komanya. Saat membuka matanya, Yuri lah yang berada disampingnya sambil terlelap.

-Minho POV-
Rumah sakit? Apa yang terjadi dengan ku? …… ah~ aku ingat kalau aku mengalami kecelakaan. Yuri akan pergi dari ku. noona akan meninggalkan ku. Ya, aku ingat hal itu. Di hari pertunangannya. Kini dia disamping ku. Apakah dia sudah menikah?

-Yuri POV-
Aku merasa diperhatikan. Aku jadi tidak bisa tidur. Humph… bagaimana keadaan Minho? Aku melihat sesuatu yang tidak bisa ku percaya. Minho duduk dihadapan ku. Ia menatap ku. apakah ini nyata atau hanya ilusi ku yang terlalu memikirkan dia.
“Minho?” aku memastikan dengan sedikit ragu. Aku takut semua ini tidak nyata.
“Ne noona” dia tersenyum. Senyuman yang manis sekali.
“Apakah kau nyata? Kau sadar?”
Dapat ku rasakan air mata mengalir dipipi ku. Aku memang yeoja yang cengeng. Aku tidak pernah bisa menahan tangis ku saat sesuatu membuat ku bahagia ataupun sedih. Aku memang cengeng. Tapi aku tidak peduli. Yang penting saat ini sia bicara dihadapan ku dan itu nyata.

-Minho POV-
Apa yang terjadi dengannya? Noona menangis begitu saja didepan mata ku. Aku tidak bisa membiarkan seorang yeoja menangis dihadapan ku terutama Yuri noona. Banyak alasan yang membuat ku selalu ingin membahagiakannya. Sangat banyak! Dan yang terpenting aku sangat mencintainya.
“Noona? Waeyo?”
“Aku bahagia. Aku bahagia melihat mu lagi”
Tangisannya semakin deras. Dan aku sudah tidak tahan lagi melihatnya terluka begini. Aku harus menyetop tangisannya. Aku memcium bibirnya lembut lalu memeluknya. Dia terisak dalam pelukkan ku. Aku bahagia bisa kembali memilikinya.
***
Setiap hari Yoona selalu mampir kekediaman Leeteuk dan Taeyeon. Mereka sudah seperti keluarga. Bahkan Yoona dianggapnya sebagai adik. Dia juga selalu menemani Taeyeon terapi. Kini yeoja itu sudah bisa berjalan dengan tongkat bantunya.
“Eonni semakin hari semakin baik saja!” Yoona memeluk eonninya dari belakang.
Leeteuk memasuki pekarangan lalu ikutan memeluk dari belakang.
“Ah~ kalian semakin akur saja. Aku punya calon istri dan saeng baru rupanya”
“Ya, dia dongsaeng ku. maka dia juga dongsaeng mu, oppa” seru Taeyeon.

-Yoona POV-
Ya, aku hanya dongsaeng mereka. Hanya saeng. Tanpa sadar aku meneteskan air mata ku. Oppa memeluk kami seperti ini. Rasanya dia hanya memelukku. Bisakah kami seperti ini tanpa eonni?
“Oppa? Bisa lepaskan aku? Panas”
Leeteuk oppa melepaskan pelukkannya, “Ah~ Mianhae~ aku bahagia melihat kalian”
Aku hanya bisa tersenyum. Ah~ aku benar-benar ingin menangis sekarang. Lebih baik aku ke dalam rumah. Aku harus menenangkan pikiran ku. Aku tidak boleh menangis dihadapan mereka. Mereka terlalu baik untuk ku.
“Oppa, eonni aku ke dalam dulu ya. Mau kekamar mandi hHee…”
“Ne~” ucap mereka bersamaan lalu mereka saling pandang dan tersenyum. Sedangkan aku? Aku takkan sanggup melihat hal ini.

-Taeyeon POV-
“Aku senang sekali memiliki dongsaeng sepertinya”
Saat Yoona pergi, aku langsung bicara pada oppa. Aku tenang dan senang mereka berdua selalu disisi ku. Hari ku dua kali lipat lebih berwarna. Aku tidak pernah lagi merasa kesepian.
“Dia yeoja yang ceria. Persis seperti mu, Taeyeon”
Oppa tersenyum lalu mengelus kepala ku. Aku seperti anak kucing yang selalu tunduk padanya dan merasa nyaman disisinya jika oppa melakukan hal ini. Aku merasa disayangi.

-Leeteuk POV-
Taeyeon, dengan kehadiran Yoona. Rumah ini semakin berisik dan kau semakin tampak bahagia. Aku senang sekali dapat bertemu dengan yeoja itu. Dia bisa menemani mu saat aku tidak ada. Kau tak perlu merasa kesepian lagi.
Aku menyayangi kalian berdua.

Kamar mandi…
*sssrrrrrrrrrr*
Suara air mengalir deras dari dalam kamar mandi. Yoona sengaja membuka kerannya agar orang-orang tidak bisa mendengarnya saat dia menangis.
“Oppa~ aku egois! Eonni~ mianhae”
Ia terus menangis sambil membasuh wajahnya dengan air keran berkali-kali. Ia menyandarkan dirinya ditembok. Lalu memeluk dirinya sendiri. Ia masih menangis dan terguncang. Ada rasa sakit hati dan kesedihan disana. Namun rasa penyesalan lebih parah dideritanya.

-Yoona POV-
Aku tidak menyangka semuanya akan jadi begini. Aku tidak tahu kalau aku sampai bisa mencintainya sejauh ini. Kenapa aku harus merasakan hal yang terlarang seperti ini? Aku tidak mungkin bisa bersama oppa. Oppa sangat mencintai eonni begitu juga sebaliknya. Jelas sekali kalau aku sama sekali TIDAK BOLEH ada diantara mereka sebagai penghalang. Omona! Apa yang harus aku lakukan?! Aku tidak boleh terus begini. Aku harus melupakan semuanya. Semuanya~ semua perasaan ku pada oppa. Aku pasti bisa dan harus bisa!
***
Minho sudah kembali kerumah keluarganya. Ia meminta agar ummanya mengizinkan Yuri ikut bersama mereka.
“Umma, biarkan noona bersama ku” ia memohon pada ummanya.
Ummanya mendecak namun mengangguk dengan enggan. Minho langsung menarik Yuri agar ikut bersamanya pulang kekediaman keluarga Minho.
-Yuri POV-
Umma tampak enggan menerima ku. Apa yang harus aku lakukan?
“Umma, mianhae~”
Beliau mendelik kearah ku. “Jangan panggil aku umma, aku bukan umma mu”.
Ah! Rasanya menyakitkan sekali. Aku tidak mungkin menangis sekarang. Ini hari yang bahagia bagi Minho dan aku tidak akan mengacaukannya.
“Kau sudah siap, Minho?”
“Tentu saja noona”
Hari ini dia penuh senyuman dan aku akan berjuang untuk hari ini. Aku juga akan tersenyum untuk kesembuhannya, rasa bahagianya dan cinta kami.

-Minho POV-
Umma mengizinkan aku ditemani noona hari ini. Apakah umma diam-diam sudah menyetujui hubungan kami? Ah~ semoga saja. Aku tidak ingin berpisah dengannya. Aku takkan sanggup.
Buktinya, saat dia meninggalkan ku, aku koma. Apalagi jika dia benar-benar tidak ada disisi ku? mungkin saja aku bisa mati.
***
Cast :
SHINee : Minho
Super Junior : Donghae & Leeteuk
SNSD : Sooyoung, Yuri, Yoona & Taeyeon

Author : Ichen Aoi Nakajima

NB:
Hueee!! Saya didemo masa!! Hiksu.. hiks…  Baiklah! Baiklah! Saya akan lanjutkan! hHaa… masih inget Love In Seoul?? Ya ya, terus Do You Still Love Me?? Ya, ya! Bagus! *gila, ngomong sendiri*. Banyak yang nuntut gue untuk nyelesein castnya Minho dan Yuri? Right!. Nah ini dia sekuel ketiga!! *gue gag nyangka ni FF bakal jadi trilogy gini?*
--------
Tokyo, Jepang…
Kali ini setting dilain negara. Why? Karena seperti cerita sebelumnya, klo dua pasangan kita ini keluar negeri selama beberapa tahun.

-Donghae POV-
Hari ini lebih baik mampir ke mall 109 Shibuya. Aku mau membelikan Sooyoung beberapa pakaian.
♫ Eodiseo kkeojyeobeorin naemoseub huhwe eobshi saljin anhaneunji ♫
Ada telepon, biar ku lihat. Ah~ dari Korea rupanya.
“Annyeonghaseyo~ … aku akan kembali, tenang saja… iya umma, aku baik-baik saja… HEH?! Jangan buru-buru!! … Ne~ aku masih malu umma~… Ne~”
*klik!*
Ada-ada saja! Masa aku disuruh pulang dan segera menikahi Sooyoung?? Aaaihh~ apa yang akan dia pikirkan jika aku bilang padanya ya?
***
Seoul, Korea…
Rumah sakit…

-Yuri POV-
“Nak, apa tidak sebaiknya kamu pulang dan beristirahat?”
“Tidak usah sus, aku tidak lelah”
Iya, aku tidak akan pernah lelah menemaninya. Semua ini juga kesalahan ku. aku yang membuatnya begini. Aku yang meninggalkannya. Tapi aku berani bersumpah aku sangat mencintainya dan tidak akan pernah meninggalkannya kalau saja orang tuanya menyetujui hubungan kami.
Sudah jadi kegiatan rutin bagi ku usai bekerja aku langsung kesini. Tentu saja tanpa sepengetahuan orangtua Minho shi. Aku tidak akan bisa jika kedua orang tuanya melarang ku menemui Minho.
***
Tokyo, Jepang…

-Leeteuk POV-
Aku harus menemui Donghae. Aku bingung mencari pakaian wanita. Ah~ aku memang tidak ahli dalam hal ini.
*bruk!*
Seseorang menabrak ku.
“Mianhe~” ucapnya. Dia seorang yeoja yang terbilang cantik. Meski aku tidak begitu tertarik. Ya, aku sudah mempunyai Taeyeon. Jadi tidak ada alasan bagi ku untuk menyebut gadis-gadis lain jauh lebih cantik darinya.
“Gwaenchana” jawab ku singkat. Bukan karna sombong, tapi aku terburu-buru.
*kretek!*
Sesuatu pecah dilantai dan itu adalah HP KU!! Omo!! Bagaimana ini?! HP sangat penting dalam pekerjaan ku!! ah~ bagaimana aku menghubungi member Super Junior dan pihak SM Entertainment?? Bagaimana ini?!

-Yoona POV-
Rasanya aku menginjak sesuatu.
*kretek!*
Omo!! HP namja itu terinjak!!!! Aku harus bagaimana?! Ah…!! Babo!! Aku tidak melihat HP sebesar itu!! Babo!
“Mianhe~ mianhe! Mian~” kali ini aku nyaris bersujud dihadapannya.
“Ah~ humph~ gwaenchana”
Dia tampak memelas dan sedih. Aku baru saja merusak sesuatu yang penting baginya. Dia tidak akan bisa menghubungi orang-orang terdekatnya. Ini salah ku!
“Aku berjanji akan menggantinya besok. Bisa beritahu nama mu?”

-Leeteuk POV-
“Aku berjanji akan menggantinya besok. Bisa beritahu nama mu?”
Aku tidak bisa protes dan marah padanya. Karena wajahnya tampak sangat menyesal.
“Leeteuk”
“Bisa aku tahu dimana alamat mu?”
“xxxxxxxxx”
“Arigatou~”
“Tidak usah sungkan, Aku juga orang Korea. Mianhe~ aku sedang buru-buru”
Ya, memang aku sedang terburu-buru. Hari ini aku tidak jadi membeli pakaian untuk Taeyeon karena HP ku rusak dan aku tidak bisa menghubungi Donghae. Jadi ku putuskan segera pulang agar Taeyeon tidak terlalu lama menunggu ku.

-Yoona POV-
Dia benar-benar terburu-buru atau marah pada ku? aku tidak mengerti!
Rupanya dia orang Korea juga, akhirnya aku menemukan orang Korea juga. terlebih lagi dia seorang namja yang tampan dan manis.
***
-Taeyeon POV-
Apa aku tidak merepotkan oppa ya? Dia bersusah payah mencari uang untuk membiayai terapi ku agar bisa kembali berjalan. Dia terlalu baik untuk ku. kenapa aku sampai tidak menyadari rasa sukanya pada ku sejak dulu? Ah~ aku terlalu babo! Sebentar lagi dia akan pulang, aku sudah memesan makanan Korea. Sesekali aku ingin kembali menikmati makanan khas negara kami.

*ting tong!*
Taeyeon memutar ban kursi rodanya dan membukakan pintu. Disana tampak Leeteuk yang kelelahan namun tetap tersenyum. Dia mencium kening Taeyeon.
“Aku pesan makanan Korea”
“Ne? wow! Bagus sekali! Sudah lama kita tidak makan itu”
“Oppa, apa tidak sebaiknya kita kembali ke Seoul?”
“Tidak! Kita akan disini sampai kau bisa kembali berjalan”
“Tidak perlu. Aku hanya merepotkan mu”

-Leeteuk POV-
Kenapa dia bicara seperti itu? Aku tidak pernah merasa direpotkan olehnya. Alasannya karena aku terlalu mencintainya dan ini buat aku jadi lebih berarti dimatanya.
“Sama sekali tidak. Kau bersama ku maka kau tanggung jawab ku”
Ya, akan ku lakukan segalanya agar dia bisa kembali tersenyum dan ceria seperti dulu.
“Oppa, kau terlalu baik untukku”
“Taeyeon, kau terlalu berharga untuk ku”

-Taeyeon POV-
“Taeyeon, kau terlalu berharga untuk ku”
Selalu… semua ucapannya menyejukkan hati ku dan membuat ku jauh lebih berarti dalam hidup. Aku sekarang tahu dimana letak kebahagiaan ku. saat bersama Leeteuk oppa, disanalah letak kebahagiaan ku. tanpa sadar aku meneteskan air mata dan oppa memelukku. Terasa hangat dan nyaman tiap bersamanya. Selalu begitu. Aku mengerti arti kehadiran sebuah cinta yang tulus setelah berada disisinya. Gomawo oppa.
***
-Sooyoung POV-
Cuaca hari ini cukup cerah. Mungkin aku bisa minta oppa untuk menemaniku jalan-jalan diluar sebentar usai dia pulang dan istirahat nanti. Sebelum itu aku akan memasak untuknya. Aku akan mengecek persediaan dikulkas dulu.

*ting tong*
Sooyoung keluar dapur dan membuka pintu depan. Ia terkejut mendapati seorang namja yang wajahnya ditutupi dengan rangkaian buket bunga yang besar. Setelah bunga itu diberikan padanya ternyata namja itu adalah Donghae.
“Tadaima~”
“Kaerimasu”
Keduanya saling tatap lalu tersenyum geli. Donghae masuk lalu melepaskan sepatunya, ia berbaring disofa.
“Oppa, aku kedapur dulu. Mau menyiapkan makanan”
Sooyoung langsung kembali ke dapur meninggalkan Donghae.

-Donghae POV-
Omona! Dia selalu saja membuat ku malu. Aku malu karena wajahnya yang cantik dan terus begitu hingga mampu buat ku tersipu. Dia ini yeoja pertama yang sanggup membuat hati ku tergerak. Ahh~ kata-kata umma lagi-lagi terngiang-ngiang ditelinga ku.
Bagaimana bisa disaat seperti ini aku bilang padanya soal umma yang meminta ku segera menikahinya? Ah~ aku bingung dan malu. Saat ini Sooyoung memang mau tinggal bersama ku. Tapi apakah dia mau bersama ku seumur hidupnya?

Sooyoung selesai memasak dan kembali keruang tengah. Disana ada Donghae dengan wajah memerah dan memikirkan sesuatu yang membuatnya tampak pusing.

-Sooyoung POV-
Ada apa dengannya? Wajahnya bersemu begitu sih? Apa dia memikirkan yang aneh-aneh? Semoga saja tidak. Aku takkan memaafkannya jika ada yeoja lain yang merebut hatinya dari ku. karena aku terlanjur mencintainya.
“Oppa~ makan malam sudah siap”
Dia tampak lelah dan sedikit kurus. Apa aku kurang merawatnya? Aku akan lakukan yang terbaik agar dia tidak bisa berpaling dengan yang lain. Hwaiting!

-Donghae POV-
Ah~ wajah ku pasti memerah. Dia memasak untuk ku? ahhh~ rasanya aku benar-benar ingin menikahinya dengan segera. Tapi aku takut dia menolah ku.
“Gomawo” jawab ku singkat.
Jujur saja umma membuat ku memikirkan soal pernikahan terus. Ah menyebalkan!
***
Rumah sakit…
Minho masih koma. Yuri terus menjaganya dengan baik. Ia tidak tahu kalau ummanya Minho mengetahui hal ini.
“Aku akan biarkan dia” ucap wanita paruh baya itu saat membesuk dan mendapati Yuri didalam bersama anaknya yang terbaring. Tersirat dari wajahnya kalau dia tidak menyukai Yuri. Lalu kenapa dia membiarkan Yuri merawat putranya? Entahlah.

-Yuri POV-
“Minho shi~ aku bawakan buah-buahan. Ah~ kau mendengar ku kan? Aku yakin sekali! Minho, hari ini aku bekerja dengan baik. Pihak manajemen berkali-kali memuji kami. Menyenangkan sekali. Yang lain juga merindukan mu. Bagaimana dengan mu? Apa kau tidak merindukan kami disini? Apa kau sudah melupakan ku? ku mohon sadarlah”

Lagi-lagi Yuri meneteskan air matanya. Ia menggenggam tangan Minho. Ia tidak tahu kalau Minho memang mendengarnya dan mencari jalan pulang.

-Minho POV-
Aku dimana? Semuanya serba putih. Aku mendengar suara noona tapi aku sendiri tidak tahu dia dimana. Aku tidak mengerti, sebenarnya aku ada dimana? Aku ingin kembali tapi aku tidak tahu jalannya. Argh~ Yuri noona.
***
Café…
Hari ini Jessica mengajak Onew untuk bertemu.
“Annyeonghaseyo… aku tahu semua ini akan terjadi kau akan bercerai dengannya kan?” Onew menyambutnya dengan ekspresi bahagia. Dia tidak menyadari kalau Jessica hamper saja menangis mendengarnya.
“Ne~ aku sudah minta dia menceraikan ku” sahut Jessica dengan pelan.
“Kau tidak usah sesedih itu. Bukankah kita bisa bersama?” Onew menggenggam tangan Jessica. Sedangkan Jessica menarik tangannya sendiri. Onew sedikit terkejut namun dapat menguasai diri.
“Lee Jin Ki dengarkan aku baik-baik! Berhenti bicara semau mu!!” Jessica membentaknya didepan umum dan hal itu cukup membuat Onew diam.
“Dengar! Aku menceraikan dia bukan karna kamu! Tapi demi kebahagiannya. Aku tahu dia mencintai Tiffany. Aku kesini ingin mengucapkan salam perpisahan pada mu. Ingat satu hal aku tidak pernah menyukai mu seujung kuku pun. Jadi berhenti mengejar ku!! Aku lelah! Aku akan pergi membawa Aiden Lee pada ku. Aku mungkin akan merasa sakit hidup tanpa Lee Taemin, tapi aku bisa berjuang hidup bila ada putra ku disisi ku. Gamsahamnida.”
Jessica mengambil tasnya meletakkan uang lembaran untuk membayar minumannya lalu pergi. Rupanya Onew tidak semudah itu menyerah, dia mengejarnya lalu memeluknya dari belakang.
“Jangan pergi… Ku mohon…”
“Lepaskan aku sekarang juga Jin Ki!!”
Setelah berhasil lepas dari Onew, dia menyetop taksi lalu pergi. Onew hanya menatapnya dengan kesedihan yang mendalam.
***
Kediaman Minho…

Yuri merapikan barang-barangnya kedalam koper. Saat itu Minho tidak ada dirumah.

-Yuri POV-
Aku harus cepat pergi dari sini sebelum dia datang. Atau aku sama sekali tidak bisa keluar dari rumah ini untuk meninggalkannya. Aku takkan sanggup.

Dia memasukkan satu buah bingkai foto dirinya dan Minho. Tak lupa ia merapikan kamar tidur itu. Ia menangis pelan. “Mianhe~ semua demi keutuhan keluarga mu”. Akhirnya Yuri pergi tanpa sepengetahuan Minho.
***
Kediaman Kyuhyun…

-Sunny POV-
Aku harus merapikan semuanya sebelum oppa pulang. Sehingga akan enak dilihat. Aku akan menyambutnya dengan sangat senang hati.

Sunny bersenandung pelan, “♫pyeongbeomhan saenghware neon mutyeobeoryeonni ije geuman kkaeeona Neon naui Superstar, shining star, superstar.♫”
Sesuatu menetes dilantai. Sunny mengelap hidungnya.
“Ah… berdarah lagi”. Dengan segera dia mencuci mukanya diwestafel kamar mandi.
“Annyeonghaseyo” terdengar suara Kyuhyun dari luar.
“Sunny… Sunny… aku bawakan makan siang untuk kita” Kyuhyun meletakkannnya diruang makan.
“Ne~ oppa… aku akan segera kesana” Sunny menatap wajahnya yang memucat dicermin.
Lalu dia keruang makan. Disana sudah ada Kyuhyun yang menyiapkan makan siang.
“Sunny, dangsin-eun gwaenchanayo?” Kyuhyun langsung menghampiri Sunny dan memeriksa suhu tubuh gadis itu.
“Ne~ gwaenchana oppa” Sunny tersenyum berusaha meyakinkan.
“Lalu, kenapa wajah mu pucat?”
“Mungkin kecapekkan. Apa oppa tidak lihat seisi rumah ini bersih?? Aku merapikannya seharian ini” Sunny tersenyum lagi.
“Kalau begitu kau harus istirahat” Kyuhyun menggendongnya kekamar. Lalu kembali kedapur untuk membawakan makanan.
“Tetap diam di kamar sampai kau sehat. Mengerti? Makanlah ini” Kyuhyun membelai rambut gadisnya itu lalu mengecup keningnya sambil tersenyum.
“Ne~ oppa”

-Sunny POV-
Dia benar-benar membuat ku merasa nyaman dan bahagia disisinya. Kyu oppa~ andai aku bisa selamanya menemani mu. Aku pasti akan sangat bahagia. Bahagiaaa sekali.

-Kyuhyun POV-
Wajahnya memucat. Aku jadi teringat pada Seohyun-ku dulu. Aku takut kehilangan orang yang ku cintai untu kedua kalinya. Jika dia meninggalkan ku sama seperti Seohyun, mungkin sudah tidak ada alasan lagi aku hidup didunia ini. Aku akan menjaganya sebisa mungkin.
“Tidurlah”
“Aku bisa gendut oppa! Usai makan lalu tidur?!”
“Tidak akan! Kau ingin sehat kan?”
“Ne~ karna aku ingin disisi oppa selamanya”
“Baagus! Kalau begitu menurutlah dan jadi anak yang baik”
“Heh?!”
“Ppali!”
“Ne~ oppa!”
Rupanya cukup sulit membuat dia tidur. Aku akan membuatnya tidur dengan ehm… aku tidak tahu apa yang bisa membuatnya tidur.
“Oppa? Bisa nyanyikan nina bobo?”
“Heh??”
“Aku tidak akan tidur kalau begitu”
“Baiklah, dengarkan dan diam lalu segera tidur”
“Gomawo”
Akhirnya aku harus menyanyikan lagu anak kecil hanya untuk membuatnya tidur.

-Sunny POV-
Oppa gomawo~ biarkan aku tidur bersama mu seperti ini sambil mendengar suara mu walau hanya 10 menit. Biarkan ini menjadi 10 menit ku yang paling berharga dalam hidup ku.
***
“Yurrriiii!! Noonnaaa!! Noonnaa!!”
Minho mencari berkeliling rumah namun dia tidak mendapati Yuri. Minho segera memeriksa lemari dan tak ada satu pun pakaiannya disana.
“Dia pergi! Aku harus mencarinya!”
Minho langsung keluar rumah dan memacu kecepatan mobilnya untuk mencari Yuri.
***
“Sunny!! Aku berangkat sekarang” Kyuhyun memberitahu Sunny yang sedang berada didapur. “Ne~ oppa!! Tunggu sarapannya?” Sunny keluar dengan terburu-buru.
“Tidak usah. Nanti aku sarapan dikantor” Kyuhyun memakai dasinya.
Sunny melihat kalau dasi itu tidak rapi dan merapikan dasi Kyuhyun, “Nanti oppa bisa sakit”.
“Kau sudah seperti istri ku. Aku senang kau disini dan mustahil aku akan sakit jika ka uterus-terusan mengkhawtirkan ku” Kyuhyun tersenyum menggoda.
Sunny bersemu, “Berisik! Sudah sana jalan!”.
Kyuhyun mengecup keningnya lalu pergi.
“Dasar!”
Sunny menggerutu pelan namun dia tersenyum bahagia.
***
Bandara…

Jessica membawa Aiden Lee bersamanya. Dia akan keluar negeri untuk beberapa waktu guna memulihkan perasaannya. Rupanya kehadiran dia dibandara disadari beberapa pemburu berita. Mereka langsung mendekati Jessica secara diam-diam.
Sementara itu Taemin mengejarnya kebandara.
“Itu Jessica kan?”
“Lalu anak siapa yang dia bawa?”
“Jangan-jangan menghilangnya dia selama hampir tiga setengah tahun karna itu”
“Maksud mu?”
“Memiliki anak diluar pernikahan”
Bisik-bisik para pemburu berita dan beberapa fans yang mengenalinya mulai menjalar. Tampaknya belum menyadarinya.
Taemin terus berlari ke bandara bagian keberangkatan. Dia menemukan Jessica dan putranya.
“JESSICA!! WAIT ME!!” teriak Taemin yang sukses mengundang jepretan kamera dimana-mana. Maklum saja Taemin kini adalah seorang idola juga.
Jessica menoleh dan menatap suami yang akan segera diceraikannya.
“Appa!!” teriak Aiden Lee.
Mendengar ini tentu saja para pemburu berita langsung muncul. Namun mereka berhenti untuk melihat adegan didepan mereka.
“Kau benar-benar ingin menceraikan ku dan meninggalkan ku?” Taemin melangkah perlahan kehadapan Jessica yang menggendong Aiden Lee yang tampak gembira bertemu dengan ayahnya.
“Berhenti berkata seperti itu. Semua ini demi kebahagiaan mu dan kita semua” kali ini Jessica tampa bimbang. Bagaimana pun juga dia masih mencintai suaminya.
“Mianhe~ aku baru tahu kalau kau tidak mencintai Jin Ki hyung. Aku salah sangka pada mu. Bisakah kau memaafkan ku?”
“Aku sudah memaafkan mu sejak lama. Jadi, pergilah. Aku tidak akan berubah pikiran”
“Aku dan Tiffany tidak ada apa-apa lagi. Ku mohon” Taemin menatap Jessica dengan penuh permohonan.
“Lalu, kau mau apa dari ku?”
“Jangan pernah tinggalkan aku, Jessica. Istri ku”
Kali ini Taemin berlutut dihadapan Jessica. Jessica melepas Aiden Lee yang langsung memeluk ayahnya.
“Appa! Appa! Appa! Appa baikkan cama umma ya?? Appa halus minta maap cama umma”
Aiden Lee menyentuh wajah appanya dengan tangannya yang mungil.
“Appa sedang minta maaf pada umma mu kok” Taemin mengacak rambut anaknya itu.
“Berdirilah” Jessica memintanya dengan pelan.
“Jangan pernah berkata kalau kau akan menceraikan ku, karna aku takkan pernah menceraikan mu” Taemin tersenyum lalu menatap Jessica sambil tersenyum.
Jessica menatapnya, air matanya mengalir perlahan.
“My noona, Do you still love me?” Taemin tersenyum dengan sangat manis.
“Ne~ forever” jawab Jessica disela isakannnya. Taemin memeluknya. Dia mendapatkan kembali istri dan putranya.
Sementara itu wartawan malah ikutan menangis saking terharunya. Cahaya kamera pun bermunculan dan mulai mewawancarai pasangan idola itu.
***
Rumah sakit…
Sunny mengerjapkan matanya. Silau. Cahaya pertama masuk kedalam pandangannya usai operasi transplantasi hati.
“Annyeonghaseyo” sapa suster rumah sakit itu.
“Kenapa aku bisa dirumah sakit sus?”
“Beberapa waktu lalu anda baru saja menjalani operasi”
“Operasi?”
“Mungkin saya bisa menjelaskannya” Dokter memasuki ruangan itu.
“Dokter?”
“Begini…”

Kilas balik…
“Sunny! Sunny! Sunny!”
Kyuhyun pulang dan mencari Sunny untuk memperlihatkan cincin pernikahan yang ia beli untuk mereka. Kyuhyun sangat terkejut mendapati Sunny dalam keadaan berlumuran darah.
“Sunny! Sunny! Sadarlah!”
Ia mengguncang tubuh mungil didepannya. Sunny memakai gaun untuk pernikahan mereka. Gaun putih yang kini ternoda oleh darah yang sangat banyak.
Kyuhyun memeluk gadis itu. Dia tampak kalut. “Ku mohon sadarlah!”.
Dengan segera dia menelepon ambulans yang akhirnya membawa mereka kerumah sakit terdekat.
“Mwo?”
“Dia mengidap kanker hati stadium akhir”
“Mengapa tak ada satu pun yang memberitahu ku?!”
“Dia tidak ingin anda khawatir”
“Lalu, kenapa tidak segera dilaksanakan pendonoran?!”
“Kami belum menemukan yang sesuai. Maafkan kami”
“AH~ Kau dokter! Kau harus menyembuhkannya!”
“Tapi kami bukan Tuhan”
“Terserah! Cepat periksa saya. Saya yang akan mendonorkan untuknya”
“Kami sudah periksa kondisi anda. Dan anda masih dalam keadaan emosi tidak stabil. Operasi terhadap anda bisa gagal”
“Apa ada cara lain?”
“Tidak ada. Anda bisa menunggu”
“NYAWANYA TIDAK AKAN BISA MENUNGGU!!”
“Tapii…”
“Laksanakan dengan segera!”
“Resikonya…”
“Tidak masalah!”
“Baiklah. Anda bisa menandatangai surat pertanggung jawaban ini”
Akhirnya operasi pun dilakukan dan ternyata seperti dugaan dokter sebelumnya. Operasi pemulihan Kyuhyun gagal. Dia meninggal dunia.

Masa sekarang…
Sunny menangis setelah mendengar penjelasan dokter.
“Anda pasti bohong!! Berhenti berbohong pada ku!!”
“Tapi buat apa saya bohong?”
“Dia pasti meninggalkan aku setelah tahu kalau aku memiliki penyakit yang parah”
“Tidak. Dia bahkan menulis sesuatu untuk anda sebelum operasi dilakukan. Dia terlalu mencintai anda”
“Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk!! Kalian semua pasti bohong!! Dia tidak akan pernah meninggalkan ku sendirian! Tidak akan!”
“Suster tolong suntikkan penenang”
Dengan segera Sunny disuntik dan tertidur seketika. “Dokter kasihan sekali gadis ini” suster menatap Sunny dengan sedih. “Dia beruntung memiliki orang yang sangat mencintainya” sahut sang dokter yang bernama Park Joong Su a.k.a Leeteuk itu. Mereka meninggalkan kamar itu dan membiarkan Sunny beristirahat.
***
Rumah sakit…

“Mianhe~ aku akan merawat mu sampai kau kembali pada ku, Choi Minho” Yuri menangis sambil menggenggam tangan Minho.

Kilas balik…
Minho tidak bisa menemukan noona yang dicintainya itu. Ummanya sudah berkali-kali menyuruh Minho agar melupakan Yuri. Sampai suatu ketika muncul berita di tv.
“Saalah satu member girlsband ternama tahun ini yaitu Yuri dari Girls Generation akan mengumumkan pertunangannya dengan seorang idola yang tak lain adalah Yesung member dari Super Junior. Mereka akan melangsungkan pertunangan tersebut malam ini”
Minho terkejut dan langsung bangkit dari duduknya. “Noona? Tidak mungkin!”. Dia langsung mencatat alamat yang diberitakan infotaiment tersebut dan langsung mengambil kunci mobilnya. Dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi berharap dia tidak akan terlambat untuk membatalkan acara itu dan merebut kembali noona-nya.
Tempat berlangsungnya acara…
“Kau yakin?” Hyoyeon menepuk bahu Yuri pelan. “Ku pikir kau mencintai Minho” lanjut Yoona. “Ne~ sangat. Aku sangat mencintainya” jawab Yuri pelan.
Tepat beberapa saat sebelum acara tukar cincin, Yoona berlari kearah Yuri.
“Yurriii!! Kau harus lihat berita itu!”
Yoona menarik Yuri kedalam untuk melihat berita ditv.
“Telah terjadi kecelakaan didekat tempat acara pertuangan pasangan idola kita. Diketahui dari KTPnya kalau pria pengemudi sedan itu adalah Choi Minho salah satu staf di SM Entertainment. Mobilnya bertabrakan dengan sebuah truk yang melaju pelan. Menurut saksi Minho memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kami menduga kalau dia akan turut hadir dalam acara pertuangan tersebut”
Yuri menatap tv didepannya dengan tak percaya.
“Tidak! Pasti bukan Minho shi! Bukan!”
“Kau harus segera kesana dan melihatnya langsung. Tempat itu tidak jauh dari sini” Yoona terus berusaha meyakinkan Yuri.
“Minho… Minho… aku harus kesana sekarang!”
Yuri berlari dengan susah payah karna dia mengenakan high heels dan gaun putih selutut. Ditengah jalan dia langsung melepas high heelsnya.
“Kakinya akan kesakitan” Hyoyeon menatapnya dengan sedih.
“Akan lebih sakit kalau dia kehilangan Minho” jawab Yoona.
Setelah sampai ditempat kecelakaan dia meminta kerumunan untuk memberikannya jalan. Dia mendapati Minho berlumuran darah.
“Minho~”
Yuri memeluknya dalam pangkuannya. Minho membuka matanya perlahan.
“Aku datang. Aku pasti akan menemukan mu dan membawa mu pulang. Aku mau bertanya satu hal pada mu” Minho bicara dengan sangat pelan.
“Apa? Katakanlah.. aku akan disini mendengarkan mu” Yuri berkali-kali mencium kening Minho. Ia menangis dan tidak peduli dengan telapak kakinya yang lecet dan gaun mahalnya.
“Do You Still Love Me, Noona?”
“Yeah… I Love You forever” jawab Yuri sambil menangis.
Lalu Minho dilarikan kerumah sakit dan dalam keadaan koma.
***
My dear,

Mianhe~
Aku tidak bisa melindungi mu dan menjaga mu dengan baik.
Aku tidak perhatian dengan mu. Bahkan kau sakit pun aku tidak tahu.
Aku sungguh-sungguh minta maaf. Apa kau mau memaafkan aku?
Ah~ kau pasti memaafkan aku karna aku tahu kalau kau sangat mencintai ku.
Aku juga sebalinya, bahkan aku sangat-sangat mencintaimu.
Aku tidak mengerti mengapa Tuhan menetapkan nasib cinta ku seperti ini.
Pertama aku kehilangan Seohyun dan kini aku nyaris kehilangan kamu.
Kau tahu…
Aku tidak akan sanggup kehilangan orang yang ku cintai untuk kedua kalinya.
Tak ada lagi alasan ku untuk hidup kalau kamu sudah tidak ada didunia ini lagi.
Tapi dengan begini…
Meski aku tidak lagi terlihat nyata, meski aku sudah tidak ada didunia ini lagi.
Aku akan tetap hidup dihati mu.
Kau harus yakin kalau aku masih hidup.
Karna aku masih memiliki alasan ku untuk hidup didunia ini, yaitu kamu.
Sunny, hiduplah dengan aku dihati mu.
Dengan begitu aku pun akan terus menatap dunia bersama mu.
Hiduplah dengan cerah sesuai nama mu, Sunny… Matahari ku.

_KyuHyun_

---END---
Kediaman Minho…

Saat ini Yuri sedang memasak dan Minho memeluknya dari belakang. Memang setiap pagi selalu begitu.
“Kenapa?” Minho masih memeluknya dari belakang.
“Entahlah, perasaan ku tidak enak. Aku tiba-tiba kepikiran Jessica onnie dan Taemin. Apa yang terjadi dengan mereka?” Yuri tampak cemas.
“Kau serius? Aku akan menelpon Taemin!” Minho melepaskan pelukkannya lalu mengambil telepon rumah. Yuri ikut bersamanya.
“Annyeonghaseyo~ Taemin bagaimana keadaan mu dan noona? … Tidak. Yuri khawatir pada kalian… Kau yakin kalian baik-baik saja? Tidak bertengkar kan? … oh bagus. Ya, baiklah sampai nanti”
Yuri menatap dengan cemas.
Minho menatapnya sambil tersenyum, “Mereka baik-baik saja. Tenang ya”.
Yuri mengangguk lalu Minho memeluknya lagi sambil membelai rambut panjangnya.
***
Kediaman Kyuhyun…

*prang!*
“Sunny! Ada apa?” secepat kilat Kyuhyun berlari kedapur.
“Mianhe~ perasaan ku sedang tidak enak dan gelas itu meluncur begitu saja dari tangan ku” Sunny tampak ketakutan.
“Gwaenchana. Tapi kenapa wajah mu seperti itu?” Kyuhyun merapikan rambut Sunny.
“Oppa, aku kepikiran Jessica onnie dan Taemin” sahutnya dengan cemas.
“Mereka baik-baik saja” Kyuhyun meyakinkannya.
“Tapii oppa~….”
“Sudahlah, kau terlalu lelah, biar aku yang membersihkan pecahan kaca ini”
“Biar aku saja oppa” Sunny mencegahnya.
“Kau bantu ambilkan pengki dan sapu saja”
“Ne~” Sunny pergi mengambil sapu dan pengki.
Kyuhyun membersihkannya.
“Oppa aku benar-benar cemas dan takut”
“Nanti kita temui mereka usai sarapan” Kyuhyun tersenyum.
“Gomawo oppa” Sunny tersenyum.
“Ne~”
Kyuhyun mencium bibirnya perlahan.
***
Dua bulan kemudian…

“Aku tidak seperti itu Taemin!” Jessica menangis pelan dikamarnya.
Sementara itu Taemin berada diluar kamar.
“Lalu apa maksud foto-foto itu?!” Taemin balas berteriak.
“Aku tidak tahu apa-apa. Aku berani bersumpah pada mu!” balas Jessica.
Belakangan ini mereka sering bertengkar dirumah. Entah Taemin menuduh Jessica selingkuh dengan Onew atau sebaliknya, Jessica menuduh Taemin berselingkuh dengan Tiffany. Hari ini anak mereka, Aiden Lee bahkan dititipkan ke Minho. Mereka tidak ingin pertengkaran mereka terdengan oleh si kecil.
“Noona, kau jujur saja pada ku. Aku mungkin bisa terima meski hati ini sakit” kali ini Taemin bersandar pada pintu kamarnya. Dan dibalik pintu itu Jessica sedang melakukan hal yang sama.
“Kau bahkan tidak percaya semua kata-kata ku” jawab Jessica dari dalam.
“Bagaimana bisa aku percaya dengan segala macam bukti yang nyata”
“Lalu apa yang kau lakukan diluar sana dengan Tiffany-mu itu?!”
“Aku dan dia hanya sahabat. Tidak lebih dari itu!”
“Aku sudah coba percaya tapi aku melihat mu memeluknya dan menciumnya!! Aku sudah coba menyembunyikannya dengan berpura-pura aku tidak pernah melihatnya. Dan kau malah mempermasalahkan soal aku dan Onew yang hanya jalan bersama tanpa melakukan apa-apa! Aku lelah Taemin! Aku lelah kau curigai sementara aku mencoba melupakkan semuanya!”
“Bukan aku yang menciumnya tapi dia yang mencium ku!”
“Dan kau tidak berusaha mencegahnya karna kau ingin!”
“Jessica! Kau tahu kalau aku mencintai mu!”
“Aku juga begitu tapi kau tidak pernah percaya lagi pada ku!”
“Terserah mu saja!”
Taemin pergi dan memutuskan untuk tidur disofa. Jessica mengunci pintu kamarnya dan membanting tubuhnya kekasur lalu menangis. “Kau bahkan tidak pernah percaya lagi pada ku” ucapnya dengan lirih.
***
“Umma tidak setuju kau menikah dengan idola!”
Ibu Minho memarahi anaknya. Saat itu tidak ada Yuri yang sedang pergi untuk menitipkan Aiden Lee pada Kyuhyun dan Sunny.
“Umma… umma kan tahu kalau aku mencintainya” Minho memohon.
“Tidak bisa! Kau tahu?! Dia seorang idola dan dia akan menemukan lelaki yang lebih baik dari mu diluar sana dan kau hanya sebagai selingannya saja”
“Dia tidak seperti itu umma” Minho benar-benar sedih.
Sayangnya kata-kata terakhir yang diucapkan oleh umma-nya Minho terdengar oleh Yuri yang baru saja pulang. Dia menangis pelan.
“Pokoknya umma tidak akan pernah mengizinkan kamu dengan gadis itu menikah! Titik!” ummanya pulang dan Yuri bersembunyi dibalik pintu.
“Umma, Minho mohon… umma tolong pikirkan perasaan kami” Minho masih mencoba.
“Umma pulang sekarang. Dan ingat satu hal! Jangan pernah panggil aku umma bila kau berani menikahi gadis itu! Permisi”
Wanita paruh baya itu pergi. Minho masih berada didepan pintu dalam keadaan kalut. Yuri menagis dibalik pintu.
Rupanya Minho tidak menyadarinya, dia kembali kedalam.

-Yuri POV-
Aku tidak mungkin memisahkan Minho dari ibunya. Aku akan masuk dan membuatnya membenci ku. agar dia melepaskan ku. Aku tahu rasanya pasti sangat menyakitkan. Tapi aku tahu dia tidak akan bisa bahagia bersama ku tanpa restu ibunya.

-Minho POV-
Keinginan umma sangat berat untuk ku. Aku tidak ingin mengecewakan umma namun aku tidak bisa melepas Yuri. Ya Tuhan… apa yang harus aku lakukan?
***
Kediaman Kyuhyun…

“Oppa~ coba lihat Lee sudah bisa memakai celana sendiri” Sunny tampak bahagia.
“Dia memang anak yang cerdas!” sahut Kyuhyun bangga.
“Hyung~ noona~ mana appa dan umma? Lee kangen mereka” mata polosnya menatap Kyuhyun dan Sunny bergantian.
“Appa dan umma sedang sibuk” sahut Sunny sambil menggendongnya.
“Apa meleka lupa sama Lee?” tanyanya dengan polos
“Tidak. Mereka sayang Lee kok. Buktinya mereka tidak ingin Lee sendiri dan menitipkan Lee sama hyung” Kyuhyun mengacak rambut si kecil.
“Ohh~ Hyung? Apa umma Lee altis?” tanya Lee lagi.
“Darimana Lee tau??” Sunny menatapnya heran.
“Kata Onew hyung, umma Lee altis yang cantik. Telus appa juja altis yang gantiin umma. Jadi nanti kalau umma udah balik jadi altis, appa gak bisa jadi altis lagi”
“Apa Lee gak sayang sama appa kalau appa bukan artis lagi?” Kyuhyun menatap mata polosnya.
“Leee sayaaaaannggg sekali sama appa dan umma” sahut Lee dengan senyum manisnya.
“Kalau begitu Lee tidak usah memikir kan hal itu ya” Sunny mencium pipi mungilnya.
Lee mengangguk dengan semangat. Kyuhyun dan Sunny saling tatap dengan prihatin.
***
Seminggu kemudian…

-Jessica POV-
Tidak ada cara lain. Aku sudah lelah setiap hari tidak bertegur sapa dengannya meski kami satu rumah. Sikapnya juga canggung seolah aku orang lain, bukan istrinya. Aku tidak bisa terus-terusan seperti ini. Mungkin aku juga salah memisahkannya dengan Tiffany. Dia sangat mencintai Tiffany begitu juga sebaliknya. Meski aku benar-benar mencintainya namun cintanya sudah tidak ada lagi untuk ku. Hari ini aku akan bicara dengannya.

-Taemin POV-
Dia tidak akan lagi menganggap ku suaminya. Mungkin Onew hyung jauh lebih baik dari ku. Aku harus menerima semua kenyataan ini. Oh Tuhan… aku tidak siap berpisah dengannya.

Taemin dan Jessica berada diruang keluarga dalam suasana yang canggung.
“Appa, aku ingin bicara dengan mu”

-Taemin POV-
Rasanya sudah bertahun-tahun dia tidak memanggilku seperti itu. Aku bahagia, apakah dia ingin memperaiki hubungan kami?
“Ada apa umma?”

-Jessica POV-
Kau memanggil ku seperti dulu lagi. Aku benar-benar tidak akan bisa untuk berpisah dengan mu. Apa ini hukuman dari Tuhan karna aku merebutmu dari Tiffany?
“Taemin aku tahu kau masih sangat mencintai Tiffany. Kalian dekat sejak kecil. Sedangkan aku hanya penghalang bagi kalian. Aku sudah memikirkannya. Aku tidak akan lagi menghalangi kalian. Oleh karena itu jalan terbaik adalah perceraian kita”
Aku menarik nafas sebisa ku. Dan menahan air mata ku. Aku tidak ingin menangis lagi didepannya dan membuatnya merasa bersalah. Aku sudah ikhlas membiarkan dia bersama Tiffany.

-Taemin POV-
Kata-kata noona membuat ku seperti disambar petir. “Perceraian? Kita?” sahut ku dengan terbata. Aku harus bilang padanya kalau aku sudah menjelaskan semuanya pada Tiffany noona dan memintanya untuk meninggalkan ku. Aku tidak pernah berfikir kalau Jessica noona-lah yang akan meninggalkan ku. “Ne~” dia mengangguk lalu pergi kekamar.
Aku tidak ingin bercerai dengannya. Aku tahu mungkin Onew hyung lebih baik dari ku. tapi… aku benar-benar tidak bisa. Aku harus pergi menemui Minho hyung.

-Jessica POV-
Aku sudah mengatakannya. Benar-benar mengatakkannya. Bagaimana dengan putra kami? Aiden Lee. Aku pergi kekamar sikecil dan Taemin sudah tidak ada dirumah. Mungkin dia akan menyampaikan kabar ini pada Tiffany. Sudahlah aku akan coba merelakan hubungan mereka. “Lee… umma sayang pada mu. Umma yakin, appa juga sayang pada mu”.

Jessica pun tertidur disisi Lee, putranya.
***
Café…

Rupanya Minho tidak bisa datang dan sebagai gantinya, Kyuhyun lah yang datang.
“Apa yang harus aku lakukan hyung?” Taemin tampak putus asa.
“Bila kau mencintainya. Kau tidak boleh melepaskannya” jawab Kyuhyun penuh keyakinan.
“Ne~ aku tidak yakin kalau aku lebih baik dari Onew”
“Kau ini laki-laki. Kau harus tegas! Tunjukkan kalau kau mencintainya lebih dari siapa pun” Kyuhyun menepuk bahu Taemin pelan.
“Akan ku coba” jawab Taemin singkat dengan ragu.
***
“Sudahlah! Jangan bersikap seperti itu pada ku! aku bukan anak kecil Choi Minho!” Yuri membentak Minho yang memberikannya petuah-petuah sebelum dia pergi untuk show dipusat Korea.
Minho terkejut akan perubahan sikap Yuri akhir-akhir ini yang menjadi sangat menyebalkan. “Kamu kenapa sih? Belakangan ini tidak seperti biasanya”
“Minho! Jangan sok tahu banyak soal aku!” Yuri mengambil tasnya.
“Yuri!! Dengarkan aku!” Minho menarik tangannya.
“Apalagi?! Aduuhhh aku tuh sudah bosan dengan mu!” Yuri menghempaskan genggaman Minho. Minho benar-benar terkejut dan marah.
“Apa maksud mu?!”
“Kau tahu? Kau ini idola. Akan banyak lelaki diluar sana yang lebih dari mu!”
“Yuri…!”
Minho menarik Yuri, memeluknya lalu mencium bibirnya. Yuri berusaha melepaskan dirinya dari Minho. Yuri langsung mendorongnya dengan keras. Minho jatuh dilantai.
“BERHENTI BERSIKAP SEENAKNYA TERHADAP KU!!”
Yuri pun pergi sambil menangis, bukan karena sikap Minho tapi karna kata-katanya yang membuat Minho seperti itu. Minho menyesali perbuatannya.
***
Rumah sakit…
“Annyeonghaseyo”
“Ah… Sunny”
“Dokter” Sunny duduk didepan dokter tersebut. “Bagaimana?” dia menatap dokter dengan cemas.
“Kami belum menemukan hati yang cocok dengan mu”
“Bagaimana keadaan ku dokter?”
“Biar saya periksa sebentar. Mari!”
Dokter tersebut memeriksa kondisi kesehatan Sunny. Dan hasilnya segera keluar.
“Kau harus secepatnya mendapatkan pendonor”
“Jika tidak?”
“Maka usia mu tinggal sebentar lagi. Tapi kami akan mengusahakannya”
“Gamsahamnida. Tolong rahasiakan ini dari tunangan ku”
“Ne~ tapi apa kau yakin?”
“Gwaenchana” ucap Sunny sambil tersenyum.
Sunny keluar dari ruangan dokter menarik nafas dalam-dalam sebentar lalu pergi.
***
Apartemen mewah dipusat Seoul…

Tiffany memandang keluar jendela dengan tatapan yang sedih. Ia bergumam pelan, “Aku tidak pernah menyangka bahwa kau bicara seperti itu pada ku”. Lalu tersenyum pahit.

Kilas balik dua hari yang lalu…
“Kenapa kau ingin bertemu dengan ku? ahh~ Jangan jawab! Aku tau! Kau rindu pada ku kan Taemin?” Tiffany menyambutnya dengan pelukan. Namun Taemin segera menjauhkan diri dari Tiffany.
“Bukan itu! Aku mau kita akhiri semua ini noona. Keluarga ku jauh lebih penting bagi ku”. Baru kali ini ada tatapan ketegasan dari seorang Lee Taemin.
“Kau… tidak mungkin! Kau hanya bergurau untuk menguji ku kan?!” Tiffany tampak kalut.
“Terima kenyataan noona! Istri dan putra ku jauh lebih penting!”
Taemin langsung pergi meninggalkan Tiffany.

Masa sekarang…
“Kau benar-benar meninggalkan ku sendirian. Aku terlalu babo untuk menyadari bahwa aku sudah tak pantass mencintai mu lagi. Menyedihkan… Mianhe~ Sebenarnya aku menyukai Jin Ki oppa. Tapi dia mencintai istri mu. Apa aku begitu tidak pantas dicintai siapa pun?” Tiffany meneteskan air matanya sambil menatap langit.
***
Cast :
SHINee : Taemin, Minho dan Onew
SNSD : Jessica, Tiffany, Sunny dan Yuri
Super Junior : Kyuhyun

NB:
Bisa dibilang lanjutan FF sebelomnya yang berjudul “Love In Seoul”. Tokohnya juga sangat banyak ya?? Huaaaa…. Agak pusing juga sih. Tapi silahkan dibaca  kalau ada kritik dan saran silahkan sampaikan. Gomawo~
---------------

SMA Pusat Seoul…
Acara pesta kelulusan berlangsung. Dan Taemin berhasil menjadi lulusan terbaik meski hanya diperingkat tiga. Semua menghadiri pesta kelulusan ini.
“Ya ampun aku masih tidak menyangka kalau pengantin baru kita ini baru saja lulus SMA” Minho menatap acara pesta kelulusan itu dengan tidak percaya. Jessica tersenyum. Kyuhyun datang bersama Sunny. “Annyeonghaseyo~” sapa Kyuhyun. “Onnie~ akhirnya suami mu dewasa juga” Sunny memeluk Jessica, memberikannya selamat.
Taemin datang dari kejauhan bersama teman-temannya, “Noonaaaa!! Mereka tidak percaya kalau kau istri ku!!”.
*tuk!*
Jitakkan dari Minho mendarat dikepala Taemin, “Sikap mu masih sama! Seperti anak-anak!”. Taemin mengelus kepalanya. “Onnie belum mengajarinya cara menjadi dewasa kan?!” Sunny menuntut penjelasan. “Tentu saja belum, dia kan baru saja lulus” sahut Jessica singkat. Entah kenapa Yuri, Minho, Kyuhyun dan Sunny menarik nafas lega.
“Ne~ bahkan kami tidur dikamar terpisah” gerutu Taemin.
Donghae, Leeteuk, Sooyoung dan Taeyeon tiba.
“Mianhe kami datang telat sekali” Sooyoung menyalami mereka satu per satu.
“Berhenti bersikap manja Lee Taemin!” lagi-lagi Donghae memulai aksinya.
“Hyung! Kenapa kau datang? Aku sama sekali tidak meminta mu untuk datang!” protes Taemin.
“Taemin!! Bagaimana kau mau punya anak kalau sikap mu saja sama seperti anak-anak” Leeteuk mengeluarkan petuahnya. Wajah Taemin memerah.
“Jadi beneran Jessica noona istrinya si manja ini?!”
“Eh?? Kok bisa sih noona mau sama dia?”
Protes temen-temen Taemin. “Gimana ya? Habis Cuma dia yang bisa bikin hati ku hangat” sahut Jessica. Kali ini Taemin seperti mendelep kedasar tanah. Yang lain Cuma mesem-mesem ngeliat Taemin.
“Oh ya, kami berempat juga sekalian mau pamit” Donghae merangkul Sooyoung.
“Kemana?” Kyunhyun bertanya dengan heran.
“Kami akan pindah keluar negeri untuk beberapa tahun” jawab Sooyoung.
***
3 Tahun kemudian…

Pernikahan Jessica dan Taemin telah berjalan selama tiga tahun dan semuanya berjalan dengan lancar.

-Sunny POV-
Hari ini aku akan mampir kerumah Jessica onnie. Aku ingin menjengguk putranya, Aiden Lee yang baru berusia dua tahun. Mirip nama asli Donghae oppa memang, karna onnie ingin putranya seceria Hae oppa. “Onnniiiieee”
“Sunny? Akhirnya kamu datang juga, bisa bantu aku?”
“Bantu appa?”
“Sebelum Taemin pulang, aku mau memasak untuknya”
“Baik, aku akan menjaga Aiden Lee. Aku senang bersamanya”
“Bukan, kau bisa menemaniku mencari bahan makanan?”
“Ne~ onnie”
Akhirnya aku menemani onnie untuk membeli bahan makanan dimarket.
***
Bandara…

Dua orang warga Negara Korea baru saja kembali dari New York.
“Oppa, aku bisa bantu bawakan barang mu” tawar Tiffany. Namun ditolak dengan lembut oleh laki-laki disampingnya. “Ne~ Gwenchana” dia tersenyum.
“Jin Ki oppa~”
“Tidak perlu. Aku akan membawanya sendiri”
Mereka adalah sahabat kecil. Mereka kembali untuk menemui sahabat kecil mereka yang lainnya.
“Oppa tau alamatnya?”
“Tentu saja. Ingat! Kau harus tinggal sendiri. Aku tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kau mengerti?”
“Ne oppa~” sahut Tiffany dengan sedikit cemberut.
Mereka pun pergi untuk menginap disalah satu hotel.
***
-Minho POV-
Menjadi karyawan itu memang melelahkan. Aku lebih suka menjadi pelajar atau pun mahasiswa.
♫naega dagaseoya hanunji Jom deo gidaryeoya hanunji♫
“Annyeonghaseyo… ahhh noona? … ne~ aku akan segera menemui mu… Ne~ saranghae…”
Aku lupa kalau aku punya janji dengan Yuri noona. Aku harus segera menemuinya.

-Yuri POV-
Aku tidak menyangka, mahasiswa ku kini sudah bekerja menjadi seorang pegawai kantoran. Meski dia bekerja diSM Entertainment. Tapi dia bukan menjadi seorang idola. Sejujurnya aku lebih lega begini. Dia ada seutuhnya hanya untuk ku.
***
-Taemin POV-
Menjadi seorang ayah dan memiliki istri yang cantik dan baik hati memang membahagiakan. Tapi karna istri ku tercinta dalam kondisi lemah jadi selama empat tahun dia harus cuti dalam dunia entertaint. Sebagai gantinya, aku harus bekerja ditempatnya. Sebagai seorang penyanyi solo. Rasanya lelah sekali.
“Taemin! Mau bareng?” tawar Minho hyung.
“Hyung, aku rasa aku butuh nasihat mu”
“Baiklah, kau bisa menyamar dan bersama ku kita naik angkutan umum”
“Ne~ Hyung”

Didalam bis…
“Apa?”
“Ada yang mau aku keluhkan hyung”
“Apa itu?”
“Aku tidak suka atas syarat yang diberikan untuk pekerjaan ku”
“Soal hubungan mu dengan Jessica noona?”
“Ne~”
“Usai dia kembali kau bisa lega”
“Masih dua tahun lagi hyung. Aku tidak ingin menyembunyikan kenyataan kalau aku memiliki seorang istri dan putra”
“Bersabarlah seperti istri mu tercinta”
“Aku akan berusaha hyung”
“Bagus!”

-Taemin POV-
Aku senang memiliki teman sepertinya. Dia sudah seperti hyung ku sendiri. Biasanya kan Donghae hyung yang selalu menasehati ku. Namun saat ini ada adiknya, Minho hyung.

-Minho POV-
Seberat itukah hubungan antar idola? Apa aku dan Yuri noona dapat melaluinya dengan lancar? Hufh… semoga saja semua berjalan lancar.
***
Kediaman Kyu & Sunny…

-Kyuhyun POV-
Tidak terasa sudah satu tahun aku tunangan dengan Sunny dan tinggal bersamanya. Ups! Jangan berfikiran yang aneh-aneh. Kami hanya tinggal satu atap. Tidak lebih. Kami tidur dikamar yang berbeda. Lagi-lagi yang tersisa didapur adalah makanan dan sebuah note yang bertuliskan…
‘Oppa~ aku kangen dengan Aiden Lee. Aku akan kerumah Jessica onnie dan melihat keponakan ku tercinta. Aku juga sudah buatkan makanan untuk mu. Dihabiskan ya… ’
“Rasanya aku iri dengan Aiden”
***
Kediaman Taemin dan Jessica…

*ting tong*
“Umma! Appa! Appa puyang umma!” seru Lee dengan bahagianya.
“Sebentar ya biar umma buka. Sunny, titip Lee sebentar ya” Jessica langsung menuju pintu depan. “Lee mau lihat appa?” Sunny menggendong Aiden Lee yang menyambut dengan anggukan penuh semangat.
“Annyeonghaseyo~” Taemin menyapa keluarganya disertai kecupan singkat didahi Jessica.
“Oww~ aku rasa aku harus pulang. Kyu oppa sudah menunggu ku” Sunny agak malu melihat adegan mesra pasangan didepannya.
“Noona tidak perlu terburu-buru” Taemin agak kikuk. Maklum dia tipe pemalu.
“Taemin, kau pulang untuk menemui onnie yang kamu cintai. Begitu juga aku” sahut Sunny.
“Kau yakin mau pulang?” tanya Jessica lagi.
“Ne~ onnie. Bye”
Sunny pulang. Kali ini Lee menarik ujung celana appanya, “Appa~ appa~ gendong Lee”.
Jessica menggendongnya dan disambut oleh Taemin. “Putra appa manja yah?”.
Jessica tersenyum kecil, “Kalian sama saja”. “Noonaa~” sahut Taemin sedikit malu. “Kau tidak pernah berhenti memanggil ku noona, appa” ucap Jessica sambil mengambil ayam goreng dari dapur keruang makan.
“Hufh… uhm… Baiklah umma”
“Aku senang appa memanggil ku seperti itu”
Kali ini Jessicalah yang menggendong Lee. Taemin tersenyum lalu mencium Jessica lembut.
***
Mala mini Jessica, Sunny dan Yuri pergi keluar bersama. Sementara itu Kyuhyun dan Taemin ada dikediaman Minho.

Kediaman Minho…
“Kemana Yuri mu?” tanya Kyuhyun sambil menikmati kopi hangatnya. “Pergi bersama Sunny noona dan Jessica noona” sahut Minho dari dapur yang sibuk menyiapkan cemilan.
Taemin tampak asik dengan anaknya yang dia bawa.
“Appa, itu apa? Aku mau minyumannya Kyu hyung” Lee menunjuk gelas Kyuhyun.
“Ini gak boleh buat anak kecil, nanti kamu sakit perut” ucap Kyuhyun sambil menggendongnya.
“Benar apa yang dibilang hyung” jawab Taemin sambil mengambil susu botol dari tasnya.
“Putra mu lucu sekali sih!” Minho mencubit pipi Lee.
“Menurut hyung dia mirip siapa?” tanya Taemin iseng-iseng.
“Matanya mirip Taemin, bibirnya mirip Jessica. Imutnya mirip Taemin tapi sedikit mirip Jessica” jawab Kyuhyun sambil mengamati wajah Aiden Lee secara cermat.
“Pasti besar nanti dia akan jadi cowok tampan yang cantik, seperti Jaejoong hyung” lanjut Minho. Taemin tersenyum mendengarnya.
***
Mall…

“Aku harus beli bahan makanan buat besok” Jessica memilih-milih sayuran segar.
“Setelah ini antar aku melihat baju ya onnie”Yuri memegangi keranjang belanjaan Jessica.
“Aku juga mau beli aksesoris nanti” lanjut Sunny.
Mereka bertiga sibuk memilih bahan makanan yang segar. Mulai dari sayuran, lauk pauk sampai bumbu-bumbunya.
“Ah iya cumi itu” seru Jessica.
Namun saat tangannya menyentuh cumi, rupanya ada tangan lain yang menyentuhnya. Seorang cowok yang bisa dibilang baby face, Onew.
“Mianhe~” sahut Onew.
“Ne~” Jessica menarik tangannya agar tidak terlalu lama dipegang si cowok.
“Onniee~ bagaimana menurut mu?” Sunny membawa daging ikan dalam potongan besar. Jessica mengalihkan perhatiannya, “Bagus. Kau mau masak buat Kyu?”.
“Tentu saja, kami kan satu rumah dan aku sedang belajar menjadi istri yang baik” Sunny tampak bersemangat.
“Onnie sayur mana menurutmu yang bagus?” Yuri datang sambil membawa dua ikat sayuran.
“Mungkin yang itu” Jessica menunjuk salah satu.
Onew memperhatikan mereka.

-Onew POV-
Siapa mereka? Tampaknya wajah mereka tidak asing. Tapi, gadis ini tampaknya kakak mereka. Karena sejak tadi mereka memanggilnya ‘onnie’. Tangan yang lembut dan halus juga dengan paras yang cantik. Benar-benar tipe ku.
“Mianhe~ bisa aku tahu nama mu?”
“Jessica” sahutnya dengan suara yang lembut.
“Aku Lee Jin Ki” jawab ku singkat.
“Maaf aku sedang terburu-buru”
Lalu gadis itu meninggalkan ku namun kesan pertama yang dia tinggalkan takkan bisa ku lupakan.
***
Keesokkan harinya…

*ting tong ting tong*
Taemin membuka pintu rumahnya. Ternyata yang datang adalah…

-Onew POV-
Wahh… rumahnya besar juga. aku dengar dia sudah menikah. Seperti apa rupa istrinya?
“Oppa~ biar aku yang pencet belnya” Tiffany tampak tak sabar.
Aku tahu kalau Tiffany menyukainya sejak kecil dan Tiffany menganggap ku hanya sebagai kakaknya saja karna kami memang selalu bersama.
“Silahkan saja”

-Taemin POV-
Siapa yang bertamu sepagi ini?
“Appa ada tamu” sahut Jessica dari dapur.
“Biar appa yang buka. Umma masak saja”
Dengan segera aku membuka pintu itu dan ternyata yang datang adalah dua sahabat ku sejak kecil. Onew hyung dan Tiffany noona.

-Tiffany POV-
Aku tidak sabar bertemu dengan Taemin. Setelah pintu dibuka ternyata Taemin yang menyambut kami. Aku benar-benar senang sekali dan memeluknya.
“Taemin aku rindu pada mu. Rinddduuuu sekali”
“Noona, bisa lepaskan pelukkan mu. Istri ku bisa berprasangka yang tidak-tidak nanti” Taemin tampak dewasa. Jauh lebih dewasa. Tapi kenapa dia sudah menikah dengan wanita lain? Bukan aku!

-Jessica POV-
Aku harus membantu Taemin menyambut tamu. Lebih baik aku menaruh masakan ini diruang makan saja. Biar langsung dinikmati bersama-sama.
“Umma, perkenalkan ini sahabat kecil ku”
Taemin membuat ku menoleh melihatnya. Dan yang datang adalah lelaki yang semalam bertemu dengan ku dimarket.
“Perkenalkan dia ini hyung ku, JinKi a.k.a Onew hyung dan ini Tiffany noona”
“Jessica imnida. Istri Taemin”
Tidak ada salahnya aku berramah tamah pada tamu suami ku.

-Onew POV-
Dia… istri Taemin? Bagaimana bisa?
Bodoh sekali aku bisa menyukai wanita yang sudah bersuami. Namun hati ku dan pikiran ku telah dikalahkan oleh pesonanya. Aku tidak bisa mundur lagi.

-Tiffany POV-
Jadi dia istrinya? Menyebalkan! Kita lihat saja, siapa yang akan menang. Aku tidak peduli kau istrinya atau bukan. Aku menginginkan Taemin ku kembali.
***
 
Template Design By:
SkinCorner