Kediaman Minho…
Saat ini Yuri sedang memasak dan Minho memeluknya dari belakang. Memang setiap pagi selalu begitu.
“Kenapa?” Minho masih memeluknya dari belakang.
“Entahlah, perasaan ku tidak enak. Aku tiba-tiba kepikiran Jessica onnie dan Taemin. Apa yang terjadi dengan mereka?” Yuri tampak cemas.
“Kau serius? Aku akan menelpon Taemin!” Minho melepaskan pelukkannya lalu mengambil telepon rumah. Yuri ikut bersamanya.
“Annyeonghaseyo~ Taemin bagaimana keadaan mu dan noona? … Tidak. Yuri khawatir pada kalian… Kau yakin kalian baik-baik saja? Tidak bertengkar kan? … oh bagus. Ya, baiklah sampai nanti”
Yuri menatap dengan cemas.
Minho menatapnya sambil tersenyum, “Mereka baik-baik saja. Tenang ya”.
Yuri mengangguk lalu Minho memeluknya lagi sambil membelai rambut panjangnya.
***
Kediaman Kyuhyun…
*prang!*
“Sunny! Ada apa?” secepat kilat Kyuhyun berlari kedapur.
“Mianhe~ perasaan ku sedang tidak enak dan gelas itu meluncur begitu saja dari tangan ku” Sunny tampak ketakutan.
“Gwaenchana. Tapi kenapa wajah mu seperti itu?” Kyuhyun merapikan rambut Sunny.
“Oppa, aku kepikiran Jessica onnie dan Taemin” sahutnya dengan cemas.
“Mereka baik-baik saja” Kyuhyun meyakinkannya.
“Tapii oppa~….”
“Sudahlah, kau terlalu lelah, biar aku yang membersihkan pecahan kaca ini”
“Biar aku saja oppa” Sunny mencegahnya.
“Kau bantu ambilkan pengki dan sapu saja”
“Ne~” Sunny pergi mengambil sapu dan pengki.
Kyuhyun membersihkannya.
“Oppa aku benar-benar cemas dan takut”
“Nanti kita temui mereka usai sarapan” Kyuhyun tersenyum.
“Gomawo oppa” Sunny tersenyum.
“Ne~”
Kyuhyun mencium bibirnya perlahan.
***
Dua bulan kemudian…
“Aku tidak seperti itu Taemin!” Jessica menangis pelan dikamarnya.
Sementara itu Taemin berada diluar kamar.
“Lalu apa maksud foto-foto itu?!” Taemin balas berteriak.
“Aku tidak tahu apa-apa. Aku berani bersumpah pada mu!” balas Jessica.
Belakangan ini mereka sering bertengkar dirumah. Entah Taemin menuduh Jessica selingkuh dengan Onew atau sebaliknya, Jessica menuduh Taemin berselingkuh dengan Tiffany. Hari ini anak mereka, Aiden Lee bahkan dititipkan ke Minho. Mereka tidak ingin pertengkaran mereka terdengan oleh si kecil.
“Noona, kau jujur saja pada ku. Aku mungkin bisa terima meski hati ini sakit” kali ini Taemin bersandar pada pintu kamarnya. Dan dibalik pintu itu Jessica sedang melakukan hal yang sama.
“Kau bahkan tidak percaya semua kata-kata ku” jawab Jessica dari dalam.
“Bagaimana bisa aku percaya dengan segala macam bukti yang nyata”
“Lalu apa yang kau lakukan diluar sana dengan Tiffany-mu itu?!”
“Aku dan dia hanya sahabat. Tidak lebih dari itu!”
“Aku sudah coba percaya tapi aku melihat mu memeluknya dan menciumnya!! Aku sudah coba menyembunyikannya dengan berpura-pura aku tidak pernah melihatnya. Dan kau malah mempermasalahkan soal aku dan Onew yang hanya jalan bersama tanpa melakukan apa-apa! Aku lelah Taemin! Aku lelah kau curigai sementara aku mencoba melupakkan semuanya!”
“Bukan aku yang menciumnya tapi dia yang mencium ku!”
“Dan kau tidak berusaha mencegahnya karna kau ingin!”
“Jessica! Kau tahu kalau aku mencintai mu!”
“Aku juga begitu tapi kau tidak pernah percaya lagi pada ku!”
“Terserah mu saja!”
Taemin pergi dan memutuskan untuk tidur disofa. Jessica mengunci pintu kamarnya dan membanting tubuhnya kekasur lalu menangis. “Kau bahkan tidak pernah percaya lagi pada ku” ucapnya dengan lirih.
***
“Umma tidak setuju kau menikah dengan idola!”
Ibu Minho memarahi anaknya. Saat itu tidak ada Yuri yang sedang pergi untuk menitipkan Aiden Lee pada Kyuhyun dan Sunny.
“Umma… umma kan tahu kalau aku mencintainya” Minho memohon.
“Tidak bisa! Kau tahu?! Dia seorang idola dan dia akan menemukan lelaki yang lebih baik dari mu diluar sana dan kau hanya sebagai selingannya saja”
“Dia tidak seperti itu umma” Minho benar-benar sedih.
Sayangnya kata-kata terakhir yang diucapkan oleh umma-nya Minho terdengar oleh Yuri yang baru saja pulang. Dia menangis pelan.
“Pokoknya umma tidak akan pernah mengizinkan kamu dengan gadis itu menikah! Titik!” ummanya pulang dan Yuri bersembunyi dibalik pintu.
“Umma, Minho mohon… umma tolong pikirkan perasaan kami” Minho masih mencoba.
“Umma pulang sekarang. Dan ingat satu hal! Jangan pernah panggil aku umma bila kau berani menikahi gadis itu! Permisi”
Wanita paruh baya itu pergi. Minho masih berada didepan pintu dalam keadaan kalut. Yuri menagis dibalik pintu.
Rupanya Minho tidak menyadarinya, dia kembali kedalam.
-Yuri POV-
Aku tidak mungkin memisahkan Minho dari ibunya. Aku akan masuk dan membuatnya membenci ku. agar dia melepaskan ku. Aku tahu rasanya pasti sangat menyakitkan. Tapi aku tahu dia tidak akan bisa bahagia bersama ku tanpa restu ibunya.
-Minho POV-
Keinginan umma sangat berat untuk ku. Aku tidak ingin mengecewakan umma namun aku tidak bisa melepas Yuri. Ya Tuhan… apa yang harus aku lakukan?
***
Kediaman Kyuhyun…
“Oppa~ coba lihat Lee sudah bisa memakai celana sendiri” Sunny tampak bahagia.
“Dia memang anak yang cerdas!” sahut Kyuhyun bangga.
“Hyung~ noona~ mana appa dan umma? Lee kangen mereka” mata polosnya menatap Kyuhyun dan Sunny bergantian.
“Appa dan umma sedang sibuk” sahut Sunny sambil menggendongnya.
“Apa meleka lupa sama Lee?” tanyanya dengan polos
“Tidak. Mereka sayang Lee kok. Buktinya mereka tidak ingin Lee sendiri dan menitipkan Lee sama hyung” Kyuhyun mengacak rambut si kecil.
“Ohh~ Hyung? Apa umma Lee altis?” tanya Lee lagi.
“Darimana Lee tau??” Sunny menatapnya heran.
“Kata Onew hyung, umma Lee altis yang cantik. Telus appa juja altis yang gantiin umma. Jadi nanti kalau umma udah balik jadi altis, appa gak bisa jadi altis lagi”
“Apa Lee gak sayang sama appa kalau appa bukan artis lagi?” Kyuhyun menatap mata polosnya.
“Leee sayaaaaannggg sekali sama appa dan umma” sahut Lee dengan senyum manisnya.
“Kalau begitu Lee tidak usah memikir kan hal itu ya” Sunny mencium pipi mungilnya.
Lee mengangguk dengan semangat. Kyuhyun dan Sunny saling tatap dengan prihatin.
***
Seminggu kemudian…
-Jessica POV-
Tidak ada cara lain. Aku sudah lelah setiap hari tidak bertegur sapa dengannya meski kami satu rumah. Sikapnya juga canggung seolah aku orang lain, bukan istrinya. Aku tidak bisa terus-terusan seperti ini. Mungkin aku juga salah memisahkannya dengan Tiffany. Dia sangat mencintai Tiffany begitu juga sebaliknya. Meski aku benar-benar mencintainya namun cintanya sudah tidak ada lagi untuk ku. Hari ini aku akan bicara dengannya.
-Taemin POV-
Dia tidak akan lagi menganggap ku suaminya. Mungkin Onew hyung jauh lebih baik dari ku. Aku harus menerima semua kenyataan ini. Oh Tuhan… aku tidak siap berpisah dengannya.
Taemin dan Jessica berada diruang keluarga dalam suasana yang canggung.
“Appa, aku ingin bicara dengan mu”
-Taemin POV-
Rasanya sudah bertahun-tahun dia tidak memanggilku seperti itu. Aku bahagia, apakah dia ingin memperaiki hubungan kami?
“Ada apa umma?”
-Jessica POV-
Kau memanggil ku seperti dulu lagi. Aku benar-benar tidak akan bisa untuk berpisah dengan mu. Apa ini hukuman dari Tuhan karna aku merebutmu dari Tiffany?
“Taemin aku tahu kau masih sangat mencintai Tiffany. Kalian dekat sejak kecil. Sedangkan aku hanya penghalang bagi kalian. Aku sudah memikirkannya. Aku tidak akan lagi menghalangi kalian. Oleh karena itu jalan terbaik adalah perceraian kita”
Aku menarik nafas sebisa ku. Dan menahan air mata ku. Aku tidak ingin menangis lagi didepannya dan membuatnya merasa bersalah. Aku sudah ikhlas membiarkan dia bersama Tiffany.
-Taemin POV-
Kata-kata noona membuat ku seperti disambar petir. “Perceraian? Kita?” sahut ku dengan terbata. Aku harus bilang padanya kalau aku sudah menjelaskan semuanya pada Tiffany noona dan memintanya untuk meninggalkan ku. Aku tidak pernah berfikir kalau Jessica noona-lah yang akan meninggalkan ku. “Ne~” dia mengangguk lalu pergi kekamar.
Aku tidak ingin bercerai dengannya. Aku tahu mungkin Onew hyung lebih baik dari ku. tapi… aku benar-benar tidak bisa. Aku harus pergi menemui Minho hyung.
-Jessica POV-
Aku sudah mengatakannya. Benar-benar mengatakkannya. Bagaimana dengan putra kami? Aiden Lee. Aku pergi kekamar sikecil dan Taemin sudah tidak ada dirumah. Mungkin dia akan menyampaikan kabar ini pada Tiffany. Sudahlah aku akan coba merelakan hubungan mereka. “Lee… umma sayang pada mu. Umma yakin, appa juga sayang pada mu”.
Jessica pun tertidur disisi Lee, putranya.
***
Café…
Rupanya Minho tidak bisa datang dan sebagai gantinya, Kyuhyun lah yang datang.
“Apa yang harus aku lakukan hyung?” Taemin tampak putus asa.
“Bila kau mencintainya. Kau tidak boleh melepaskannya” jawab Kyuhyun penuh keyakinan.
“Ne~ aku tidak yakin kalau aku lebih baik dari Onew”
“Kau ini laki-laki. Kau harus tegas! Tunjukkan kalau kau mencintainya lebih dari siapa pun” Kyuhyun menepuk bahu Taemin pelan.
“Akan ku coba” jawab Taemin singkat dengan ragu.
***
“Sudahlah! Jangan bersikap seperti itu pada ku! aku bukan anak kecil Choi Minho!” Yuri membentak Minho yang memberikannya petuah-petuah sebelum dia pergi untuk show dipusat Korea.
Minho terkejut akan perubahan sikap Yuri akhir-akhir ini yang menjadi sangat menyebalkan. “Kamu kenapa sih? Belakangan ini tidak seperti biasanya”
“Minho! Jangan sok tahu banyak soal aku!” Yuri mengambil tasnya.
“Yuri!! Dengarkan aku!” Minho menarik tangannya.
“Apalagi?! Aduuhhh aku tuh sudah bosan dengan mu!” Yuri menghempaskan genggaman Minho. Minho benar-benar terkejut dan marah.
“Apa maksud mu?!”
“Kau tahu? Kau ini idola. Akan banyak lelaki diluar sana yang lebih dari mu!”
“Yuri…!”
Minho menarik Yuri, memeluknya lalu mencium bibirnya. Yuri berusaha melepaskan dirinya dari Minho. Yuri langsung mendorongnya dengan keras. Minho jatuh dilantai.
“BERHENTI BERSIKAP SEENAKNYA TERHADAP KU!!”
Yuri pun pergi sambil menangis, bukan karena sikap Minho tapi karna kata-katanya yang membuat Minho seperti itu. Minho menyesali perbuatannya.
***
Rumah sakit…
“Annyeonghaseyo”
“Ah… Sunny”
“Dokter” Sunny duduk didepan dokter tersebut. “Bagaimana?” dia menatap dokter dengan cemas.
“Kami belum menemukan hati yang cocok dengan mu”
“Bagaimana keadaan ku dokter?”
“Biar saya periksa sebentar. Mari!”
Dokter tersebut memeriksa kondisi kesehatan Sunny. Dan hasilnya segera keluar.
“Kau harus secepatnya mendapatkan pendonor”
“Jika tidak?”
“Maka usia mu tinggal sebentar lagi. Tapi kami akan mengusahakannya”
“Gamsahamnida. Tolong rahasiakan ini dari tunangan ku”
“Ne~ tapi apa kau yakin?”
“Gwaenchana” ucap Sunny sambil tersenyum.
Sunny keluar dari ruangan dokter menarik nafas dalam-dalam sebentar lalu pergi.
***
Apartemen mewah dipusat Seoul…
Tiffany memandang keluar jendela dengan tatapan yang sedih. Ia bergumam pelan, “Aku tidak pernah menyangka bahwa kau bicara seperti itu pada ku”. Lalu tersenyum pahit.
Kilas balik dua hari yang lalu…
“Kenapa kau ingin bertemu dengan ku? ahh~ Jangan jawab! Aku tau! Kau rindu pada ku kan Taemin?” Tiffany menyambutnya dengan pelukan. Namun Taemin segera menjauhkan diri dari Tiffany.
“Bukan itu! Aku mau kita akhiri semua ini noona. Keluarga ku jauh lebih penting bagi ku”. Baru kali ini ada tatapan ketegasan dari seorang Lee Taemin.
“Kau… tidak mungkin! Kau hanya bergurau untuk menguji ku kan?!” Tiffany tampak kalut.
“Terima kenyataan noona! Istri dan putra ku jauh lebih penting!”
Taemin langsung pergi meninggalkan Tiffany.
Masa sekarang…
“Kau benar-benar meninggalkan ku sendirian. Aku terlalu babo untuk menyadari bahwa aku sudah tak pantass mencintai mu lagi. Menyedihkan… Mianhe~ Sebenarnya aku menyukai Jin Ki oppa. Tapi dia mencintai istri mu. Apa aku begitu tidak pantas dicintai siapa pun?” Tiffany meneteskan air matanya sambil menatap langit.
***
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Hai.. Selamat datang di Aoi World. Silahkan tinggalkan komentar kalian^^