Seperti biasa, hari ini Yoona kembali berkunjung. Namun yang dijumpainya dirumah bukanlah Taeyeon melainkan Leeteuk.
“Oppa, dimana eonni?” Yoona memandang berkeliling rumah.
“Taeyeon sedang ke minimarket didepan” sahut Leeteuk sambil menikamti kopi yang disediakan oleh Taeyeon untuknya.
“Mwo?! Oppa!! Eonni kan… ah!”
Yoona panic lalu berlari keluar rumah.

-Leeteuk POV-
Aih~ buat apa Yoona sekhawatir itu. Apa Taeyeon belum bilang padanya kalau sekarang dia sudah sembuh? Ah~ biarkan saja. Menarik sekali melihat yeoja satu itu dengan berbagai ekspresi. Aku akan menikmati kopi buatan yeoja-ku tercinta.

Beberapa saat kemudian…
*Bruk!*
“OPPA!!!!” Yoona teriak dari depan pintu diiringi suara tawa Taeyeon.
Leeteuk keluar untuk melihat kedatangan mereka berdua.
“Kenapa oppa tidak bilang kalau eonni sudah sembuh?!! Oppa benar-benar membuat ku kesal!” Yoona langsung menghujani Leeteuk dengan lemparan bantal sofa.
Leeteuk dengan segera berlindung dibalik Taeyeon yang jelasn membuat Yoona tidak berani melemparkan bantal-bantal itu. Ya, dia menyayangi Leeteuk namun dia lebih menyayangi eonni yang begitu memperhatikannya.

-Yoona POV-
Aku memang menyayangi Leeteuk oppa, tapi aku lebih menyayangi eonni ku. Taeyeon eonni sangat memperhatikan ku. Perhatian yang sebelumnya belum pernah ku rasakan. Bukan, bukan karena aku benar-benar kehilangan orang tua ku. Tapi mereka yang membuat ku merasa kehilangan dan ditinggalkan. Mereka seolah tidak melihat kehadiran ku. bagaimana bisa mereka mengirim ku ke negeri orang tanpa pendamping? Yang mereka tahu hanyalah soal uang dan uang. Aku tahu kehidupan ku terjamin. Tapi aku juga butuh rasa perhatian dan sayang. Makanya meski hati ku ingin memiliki dan dimiliki oppa, tapi aku tidak akan pernah melakukannya. Aku takkan sanggup kehilangan eonni ku.

-Taeyeon POV-
Kehadirannya selalu membuat seisi rumah ini ceria. Aku benar-benar punya dongsaeng yang baik. Aku bahagia dan bangga padanya.
“Yoona, apa kamu sudah makan siang?”
“Belum eon. Mungkin aku akan pesan saja”
“Tidak perlu. Biar eonni yang masak”
“Ikut!”
Aku membawa bahan masakan yang tadi dibeli dan dia membawa sisanya.

-Leeteuk POV-
Ah~ gara-gara mereka berdua aku jadi betah dirumah dan malas keluar. Bahaya sekali! Aku kan perlu uang untuk kehidupan kami di Jepang ini. Tunggu! Aku tidak pernah tahu Yoona bekerja? Aku akan menyusul ke dapur dan bertanya padanya.

Kini ketiganya sedang kolaborasi masak didapur. Namun sepertinya tidak bertiga, karena sejak tadi Leeteuk hanya mencicipi, mengomentari, buka kulkas untuk minum, duduk, lalu kembali mencicipi.

-Yoona POV-
Apa yang sebenarnya oppa kerjakan?! Membuat kesal saja. Dapur jadi terasa sempit karena dia!
“Oppa~ hentikan! Jika terus begini, makanan ini tidak akan pernah sampai kemeja makan!”

-Taeyeon POV-
Ah mereka mulai lagi. Cukup menghibur. Lebih baik aku diam saja melihat mereka. Menyenangkan sekali jika melihat mereka seakrab ini.

-Leeteuk POV-
“Mwooo?? Aku kan bantu mencicipi. Siapa tau bumbunya kurang pas”
Wah~ karena makanan aku sampai lupa atas pertanyaan ku untuk Yoona.
“Sayangnya eonni terlalu pandai! Jadi oppa tidak perlu repot-repot mencicipinya”
Kali ini yeoja itu langsung meminta persetujuan Taeyeon-ku. semoga saja yaoja-ku membela ku. jujur saja, aku selalu kalah dari mereka. Dan kini aku butuh bantuan.
“Ne~ oppa duduk saja disitu”
Damn! Taeyeon lebih memilih membela dongsaengnya dibanding aku. Hiks… mau tak mau aku harus menurut padanya.

Akhirnya hari itu berlanjut terus dengan kecerian dan Leeteuk lupa akan ribuan pertanyaan dikepalanya tentang Yoona.
***
“Aku tidak akan pernah membiarkan mu bersama putra ku!”

Yuri terkejut bukan main. Umma Minho datang ketempatnya dan langsung membentaknya didepan pintu. Saat itu Yuri bermaksud pergi kekantornya karena permintaan Jessica.
“Ahjumma?”
“Aku sama sekali tidak menginginkan mu sebagai menantu ku!”

-Yuri POV-
“Aku sama sekali tidak menginginkan mu sebagai menantu ku!”
Satu kalimat itu seperti sambaran petir bagi ku. Aku butuh restunya dan dia menolah ku sebelum ku pinta. Apakah sebegitu bencinya ahjumma pada ku? Apa aku sangat buruk sehingga ahjumma tidak pernah mengizinkan ku menjalin hubungan dengan Minho?
Aku semakin tidak mengerti dan tidak tahu apa lagi yang harus ku perbuat agar ahjumma menerima ku.
“Hajiman…”
“Aniya!”
“Ahjumma, hajiman jeongmal sarang…”
*plak*
Sebuah tamparan mendarat dipipi kanan ku. Aku benar-benar tidak menyangka kalau ahjumma akan melakukan hal ini pada ku.
“Jangan pernah katakan lagi kalau kau mencintai putra ku! Tinggalkan Choi Minho! Jangan pernah bersamanya lagi. Jangan pernah jawab teleponnya lagi! Biarkan dia! Jauhi dia! Aku akan menjodohkan putra ku dengan gadis yang lebih baik dari mu!”

Usai bicara seperti itu, wanita paruh baya itu pergi meninggalkan Yuri. Sementara itu Yuri diam ditempat, air matanya mengalir. Namun dia sama sekali tidak begeming. Hatinya seraca hancur berkeping-keping. Ini pertama kali baginya, mencintai seseorang dan dihina oleh orang yang dihargainya. Tertera sekali diwajah yeoja itu kalau dia menderita dan sakit hati.
***
Hari ini Donghae sedang beres-beres rumah. Sooyoung membuat berbagai macam jenis kue untuknya. Seperti biasa, pasangan ini selalu tampil malu-malu dan hal inilah yang memberikan kesan mereka amat sangat romantic dan saling mendukung satu sama lain.

-Sooyoung POV-
Ehm.. aku mau oppa mencicipi ini. Tapi bagaimana aku memintanya?? Ahh~ aku masih malu~ hiks… Padahal aku sudah susah payah membuatkan kue-kue ini untuknya. Kalau terus seperti ini aku tidak akan pernah bisa memberikannya kue yang susah payah ku buat ini.
“Ehm oppaa~”
“Mwo?”


-Donghae POV-
“Ehm oppaa~”
“Mwo?”
Rasanya aku tahu apa yang akan yeoja-ku katakana. Ya, dia pasti ingin meminta ku agar mencicipi kue buatannya. Kenapa dia selalu saja segan pada ku? Ah~ dia memang begini dan hal inilah yang membuat dia tampak manis, ya saat dia sedang malu-malu. Aku tak tega saat melihat wajahnya memerah. Akhirnya ku putuskan untuk menyerah dan tidak mengerjainya lagi.

Donghae memeluk Sooyoung dari belakang. Yeoja itu terkejut lalu menatap oppanya tersebut. “Kau ingin aku mencicipi kue ini kan?”
Donghae tersenyum sambil mengambil kue dipiring yang dibawa Sooyoung. Ia memakannya sambil tersenyum, Sooyoung menatap Donghae lalu meneteskan air mata.

-Sooyoung POV-
Ya Tuhan~ aku sangat mencintai namja didepan ku ini. Aku sangat mencintainya sepenuh hati ku. Dia sangat mengerti apa pun yang aku inginkan. Aku beruntung telah memiliki dan jadi miliknya.

-Donghae POV-
Sooyoung menangis didepan ku. Aku tahu dia sedang bahagia, selalu begitu. Aku selalu membuatnya menangis terharu. Padahal jelas sekali aku tidak ingin melihatnya menangis didepan ku. Ku putuskan untuk memeluknya dari depan.

Donghae memeluk Sooyoung yang entah kenapa tidak bisa memnyetop air matanya sendiri. Donghae mengeluarkan jurus mautnya agar membuat Sooyoung tersipu sehingga dia bisa berhenti menangis.
“Jongmal joahe~ Jongmal saranghae~ Sooyoung ah”
***
“Yoona~ bisa kau jaga rumah sebentar? Aku dan Leeteuk oppa akan pergi keluar”
Taeyeon menyiapkan sarapan. Ya, Yoona menginap disini dari dua hari yang lalu. Tentu saja baik Leeteuk dan Taeyeon tidak menanyakan sebabnya toh mereka menganggap Yoona adalah dongsaeng mereka tersayang.
“Ne~ eonni~”
Yoona menyantap jatah sarapannya. Sementara itu Leeteuk baru saja menuruni tangga untuk ikut sarapan bersama yang lain. Terlihat jelas kalau dia baru saja selesai mandi.

-Yoona POV-
Ah~ bagaimana pun dirinya tetap terlihat cute dan tampan. Aku jadi sulit melupakan tiap senyumannya dan auranya. Aku semakin mencintai oppa, meski aku sudah mengetahuinya dengan pasti kalau eonni adalah miliknya.

“Aku akan sarapan dengan segera. Maaf merepotkan mu, Yoona”
Leeteuk tersenyum sambil mengacak rambut panjang Yoona. Leeteuk memang begitu, selalu memperlakukan Yoona seolah dia adiknya sendiri.
“Oppa!! Hentikan kebiasaan mu mengacak rambut yang sudah susah payah ku tata”
Yoona cemberut. Taeyeon tersenyum, “Aku jadi semakin menyayangi kalian”.
Hal ini membuat Yoona dan Leeteuk menoleh.

-Leeteuk POV-
“Aku jadi semakin menyayangi kalian”.
Kata-kata indah itu keluar dari yeoja ku tersayang, Taeyeon. Ini salah satu alasan ku mencintainya, dia baik dan juga mencintai ku.
“Aku pun begitu”

Leeteuk mendekati Taeyeon lalu memeluknya. Yoona langsung mengalihkan pandangannya.
Usai sarapan, Taeyeon dan Leeteuk pergi. Yoona memutuskan untuk mengisi waktu luangnya dengan menonton tv.
***
Sudah satu minggu Yuri tidak menemui Minho. Namja itu pun tidak dapat menghubunginya. Bagaimana bisa Minho menghubungi Yuri jika Yuri telah mengganti nomor ponselnya.

-Minho POV-
Aku akan sedikit refreshing diluar. Untuk menenangkan pikiran ku yang terus tertuju pada Yuri noona. Aku tidak mengerti kenapa dia tidak menghubungi ku dan menemui ku. Bahkan aku tidak menjumpainya lagi dikantor pusat SM Ent. Mungkin saja kan dia sedang sibuk dengan pekerjaannya.

“Minho shi!!”
Seorang yeoja berlari kearahnya. Ia tipikal yeoja yang manis, namanya Crystal.
“Crystal??”
“Ah~ Minho!! Kau masih mengingat ku??”
“Tentu saja. Waktu kecil kau ini yeoja yang unik dan manis”
“Manis?? Apa sekarang masih begitu?”
“Tentu saja”
Crystal menatap Minho sambil tersenyum. Crystal adalah sahabat Minho dari kecil. Orang tua mereka pun sangat dekat. Banyak family yang beranggapan mereka akan menikah suatu saat nanti.
“Kapan kau pulang kesini?”
“Kemarin malam”
“Ku pikir kau menyukai kehidupan di Amerika sana”
“Ne~, tapi lebih menyenangkan di Korea, khususnya Seoul”
“Waeyo?”
“Karena ada kau. hHaa…”
“Kau ini selalu saja bercanda. Bagaimana kalau sampai aku menganggapnya serius?”
“Tak masalah”
Seperti biasa, sejak kecil Crystal memang suka sekali menggandeng tangan Minho. Dan kali ini pun begitu. Ia yeoja yang sangat ceria, apalagi kalau sudah disamping seorang Choi Minho. Satu hal yang tidak diketahui Minho yaitu, Crystal sangat mencintainya sejak dulu.

-Crystal POV-
Akhirnya aku bisa bertemu dengan Minho. Entah apa yang saat ini dia pikirkan tentang ku. Paling tidak dia menganggap ku yeoja yang manis, bukankah itu sebuah kesempatan??
“Minho shi~ bagaimana kalau kamu menemani ku kemall??”
“Baiklah. Oh ya, dari mana kau tahu aku disini?”
“Tadi aku mencoba kerumah mu dan ahjumma memberitahu aku”
“Oh~”
Minho shi~ maaf kan aku membohongi mu. Aku dan umma mu bersekongkol untuk memisahkan mu dari yeoja bernama Yuri. Aku tidak tahu siapa dia, yang ku tahu kau sangat mencintainya dibandingkan aku. Dan ku rasa ini tidak adil bagi ku yang selalu bersama mu sejak kecil. Aku duluan yang bertemu dengan mu. Aku duluan yang menyukaimu. Aku tidak akan membiarkan yeoja itu mengambil mu dari sisi ku. Never!

-Minho POV-
Ah Crystal sudah pulang. Dia selalu saja manja seperti ini. Namun aku tidak pernah keberatan atas semua sikapnya. Aku sudah terbiasa didekatnya. Andai saja noona yang ada disini, aku pasti akan lebih bahagia.

Tepat saat ini Yuri dan Jessica sedang pergi berbelanja di mall yang sama untuk membeli pakaian baru untuk Aiden Lee. Saat ini keduanya sedang memilih pakaian disalah satu toko.
“Eonni, bagaimana dengan yang ini?”
“Bagus. Ku rasa Aiden dan Taemin akan suka. Gomawo Yuri ah”
“Ne~ aku keluar toko sebentar ya”
Jessica mengangguk. Yuri pergi kedepan toko tersebut sambil melirik tempat makan yang akan dia kunjungi bersama Jessica. Dan saat itu ada sosok yang dia kenal diseberang sana sedang menggandeng seorang yeoja tak dikenal.

-Yuri POV-
Itukan…
“Choi Minho??”
Tapi apa yang dia lakukan disini bersama seorang yeoja yang tidak ku kenal?? Dan mereka tampak sangat mesra sekali. Yeoja itu terus bicara dan tertawa sambil sesekali menatap Minho yang balas tersenyum padanya. Kenapa mereka tampak sedekat itu?
Dadaku sakit. Sesak sekali rasanya.

Air mata Yuri mengalir begitu saja. Jessica menepuk bahunya dan mendapati saengnya sedang menangis dalam diam. Ia memandang berkeliling. Namun sudah tidak ada Minho disana, karena Minho dan Crystal baru saja naik dengan escalator.
“Ada apa? Kau mau kita makan siang dulu kan?”
“Tidak usah eonni, kita pulang saja”
“Kau yakin?”
“Tentu saja”
“Baiklah. Tapi kenapa kau menangis?”
“Aniya eonni. Aku baik-baik saja”
Akhirnya Yuri dan Jessica memilih pulang.
***
(membaca part ini silahkan dengarkan lagu Super Junior yang berjudul It’s You )
Hari ini Yoona membantu Leeteuk untuk memasak makan malam. Sementara itu Taeyeon pergi ke minimarket untuk membeli bumbu masakan yang kurang.

-Yoona POV-
Eonni kemana sih?? Aku ditinggal bersama oppa. Ah~ aku harus bisa menetralisir perasaan ku. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi dalam hubungan mereka hanya karena aku.

*prang!*
Gelas jatuh dari tangan Yoona yang sejak tadi pikirannya melayang kemana-mana. Leeteuk menoleh lalu membantu Yoona memungut pecahan gelas tersebut.
“Hati-hati Yoona, biar aku saja yang membersihkannya”
“Gwaenchana oppa. Aku saja. Ini semua salah ku”
“Kita lakukan bersama dan hati-hatilah jangan sampai kau melukai jari mu sendiri”
“Ne~ arra~”

-Yoona POV-
Segala perhatiannya untuk ku hanya karena aku ini sudah dianggap dongsaeng oleh eonni. Lalu aku menginginkan lebih. Ya, aku ingin oppa melihat ku sebagai seorang yeoja, bukan saengnya.
“Aw!”
Aku tidak konsentrasi, lagi-lagi pikiran ku membuat ku celaka. Jari ku tertusuk pecahan gelas tersebut dan kini darah keluar. Aku tidak bisa melihat darah. Tubuh ku bisa langsung lemas.

-Leeteuk POV-
Dasar yeoja yang satu ini memang agak ceroboh. Ckckck dia membuat ku harus membersihkan semua ini.
“Aw!”
Kali ini apalagi? Heh?! Jarinya terluka, sedangkan dia tidak tahan melihat darah. Aku harus segera mengobatinya.

Leeteuk secepat kilat membersihkan pecahan tersebut dan membuangnya ketempat sampah. Lalu ia mengambil tangan Yoona yang sejak tadi lukanya ia tiup sendiri.
“Oppa?”
“Biar aku obati luka mu. Maka diamlah”
“Tapi…”
“Diamlah Yoona”
Leeteuk menghisap darah dari jari Yoona yang tidak berhenti itu. Wajah Yoona memerah namun Leeteuk tidak menyadarinya, dia berkonsentrasi pada jari Yoona. Ia menempelkan plester disana. Saat ia mengangkat wajahnya, rupanya Yoona sedang menunduk mengamati Leeteuk. Mereka pun bertatapan.

-Yoona POV-
Dia sangat baik. Dia merawat ku seperti ini. Aku bahagia sekali. Namun ini semua salah! Aku tahu aku salah telah mencintainya lebih dari yang seharusnya. Dan kini kami saling bertatapa. Ya Tuhan, aku sangat mencintainya. Aku tidak tahan lagi, maafkan aku eonni.

*cup*
Yoona mencium bibir Leeteuk. Cukup lama. Sementara itu Leeteuk cukup terkejut dan tidak bisa berbuat apapun saking terkejutnya. Sedangkan Yoona? Ya, dia menikmatinya karena memang dia mencintai namja tampan itu.

-Leeteuk POV-
Apa yang dia lakukan? Tubuh ku kaku dibuatnya. Aku tidak menyangka dia akan berbuat seperti ini pada ku. aku baru menyadarinya, dia bukanlah dongsaeng kami. Dia ini seorang yeoja asing. Ya dan sudah semestinya yeoja secantik dia tumbuh dengan sangat terawat. Tangannya pun halus, sehalus Taeyeon. Dan bibirnya… begitu lembut.

Malam itu membuat mereka cukup lupa akan sekitarnya. Ya bahkan dalam sekejab Taeyeon terhapus dari pikiran mereka. Bahkan tanpa sadar Leeteuk pun membalas ciuman itu.

-Yoona POV-
Ku mohon oppa, biarkan aku begini sebentar. Aku sudah lama menginginkannya. Ya, sudah lama sekali sejak pertama aku melihat mu. Aku menginginkan mu.

Dan Taeyeon tidak tahu apa yang terjadi dirumahnya. Yang ia tahu baik Leeteuk maupun Yoona sedang menyiapkan makan malam. Hanya itu, tidak lebih.
***

0 comments:

Post a Comment

Hai.. Selamat datang di Aoi World. Silahkan tinggalkan komentar kalian^^

 
Template Design By:
SkinCorner