*ting tong*
Yoona datang kekediaman Leeteuk untuk menyelesaikan urusannya.

-Yoona POV-
Dia orang kaya. Buktinya saja rumahnya di Jepang sebesar ini. Ah~ kapan dia akan membukakan pintunya? Diluar sini cukup dingin.

-Leeteuk POV-
Ada tamu malam-malam begini? Apa mungkin Sooyoung dan Donghae? Lebih baik aku cek. Diluar cukup dingin dan aku tidak akan membiarkan tamu ku kedinginan diluar sana.

*cklek*
Leeteuk membuka pintu rumahnya. Tampak seorang yeoja cantik didepan rumahnya. Ia yeoja yang tadi menginjak HPnya.
“Silahkan masuk”
“Gomawo”

-Taeyeon POV-
Ada tamu oppa. Eh? Seorang yeoja? Cantik sekali. Tapi aku tidak boleh cemburu. Aku belum menemukan kejelasan, siapakah yeoja itu? Kenapa aku jadi secemas ini??

Tampak Leeteuk mempersilahkan yeoja itu masuk. Didalam, yeoja itu bertemu dengan Taeyeon. Ia tersenyum lalu memperkenalkan dirinya. “Yoona imnida”.
Leeteuk mempersilahkannya duduk. Taeyeon disampingnya. Yoona duduk dihadapan mereka berdua.
“Oppa~ aku sudah berjanji untuk menggantinya. Ini!” Yoona menyerahkan sebuah bungkusan pada Leeteuk.
“Apa itu?” Taeyeon keheranan.
“Ini HP. Tadi aku tidak sengaja menabrak oppa dan menginjak HPnya hingga rusak”
“Bagaimana tidak rusak kalau kau menginjaknya dengan high heel seruncing itu?” Leeteuk geleng-geleng kepala sambil pergi kedapur untuk menyiapkan minuman.

-Yoona POV-
Siapa yeoja dihadapan ku ini? Apakah dia adiknya atau kekasihnya atau istrinya? Ah~ kenapa otak ku rasanya jadi kacau begini setelah melihat ternyata ada seorang yeoja dikediamannya??
“Mianhae~ eonni istrinya?” aku memilih untuk bertanya langsung padanya.

-Taeyeon POV-
“Mianhae~ eonni istrinya?” ah! Aku dikejutkan oleh pertanyaan dia. Apakah sebuah kesalahan jika aku tinggal satu atap dengan oppa?
“Aniya, aku hanya tinggal satu rumah dengannya” jawab ku singkat. Aku bingung harus menjawab apa.

-Leeteuk POV-
Taeyeon kenapa sih? Ditanya begitu dia malah bingung menjawabnya. Biar aku jawab saja.
“Dia Taeyeon, gadis yang ku cintai”
Aku menyerahkan segelas minuman hangat untuknya. Sebab tadi dia menunggu diluar dengan cuaca yang dingin dan itu berlangsung cukup lama.

-Yoona POV-
Ah~ gadis yang ku cintai katanya? Aku sedikit sedih dan kecewa. Apa aku menyukai oppa hanya dalam hitungan menit? Benar-benar tidak mungkin.
“Oh~ kalian kesini untuk apa?”
Ku lihat keduanya saling pandang. Apa mungkin aku terlalu ikut campur?
“Mianhae~ aku tidak bermaksud menyinggung. Tidak perlu dijawab” aku mencoba mengembalikan suasana.
“Aku membawanya untuk terapi. Agar dia bisa berjalan lagi” sahut oppa tenang. Aku tahu dia tidak ingin menyinggung eonni. Ternyata Leeteuk oppa benar-benar mencintainya dan Taeyeon eonni sangat beruntung.
“Bisa aku sering main kesini?”

-Taeyeon POV-
“Bisa aku sering main kesini?”
Eh? Apa maksudnya?
“Bukannya aku bermaksud yang aneh-aneh. Aku hanya ingin membantu eonni. Aku memiliki banyak waktu luang” sahutnya sambil tersenyum.
Dia gadis baik. Aku senang oppa bisa berkenalan dengan gadis sebaik dia. Aku tidak akan sendiri lagi. Akan ada yang membantu ku jika oppa bekerja.
“Dengan senang hati aku menyambut mu” sahut ku riang dan dia tersenyum.

Malam itu Yoona sudah dekat dengan Leeteuk dan Taeyeon. Mereka bertukar cerita. Bahkan Taeyeon meminta Yoona menginap. Namun ia tidak bisa, sehingga Leeteuk mengantarkan yeoja itu kedepan pintu. Yoona memilih pulang sendiri.
***
Apartemen Yuri…
Malam ini ia memandang langit yang kebetulan sedang bulan purnama.
Ia bersenandung kecil. Ia sangat rindu dengan kehidupannya yang dulu. Berada disisi Minho.

-Yuri POV-
Malam ini indah. Tapi lebih indah jika dia disini, bersama ku. aku benar-benar merindukannya. Aku jadi ingat saat berjumpa dengannya. Jika aku bukan seorang idola maka aku tidak akan bertemu dengannya. Aku masih ingat saat dia mengajari ku mata kuliahnya. Aku ingat senyumannya dan ucapan manisnya. Semuanya ku rindukan. Ya! Semuanya tentang dia. Minho~ kapan kau kembali kepada ku?
***
-Sooyoung POV-
Aku akan biacara sekarang! Ah~ tapi aku tidak enak. Mungkin saja dia sangat lelah hari ini. Bagaimana ini??

-Donghae POV-
Ada apa dengan yeoja ku? dia begitu ingin bicara tapi sama sekali tidak bicara. Apa ada yang diinginkannya? Ku putuskan untuk mendekatinya.
“Ada apa?”
Kali ini Sooyoung menggigit kuku ibu jarinya. Kenapa dia segugup ini ya?

-Sooyoung POV-
Argh~ aku tidak pernah memintanya pergi bersama ku. Selalu oppa yang meminta ku. masa begini saja aku tidak bisa? Omona!! Apa yang harus aku lakukan? Tak bisakah dia membaca pikiran ku saat ini.
“Ehmm… oppa~”
“Ne?”
“Aku mau jalan keluar”
“Silahkan saja”
“Ehmm oppa~ masalahnya…”
“Masalah?”
“Aku mau pergi bersama oppa untuk nonton film”
Heh?? Ini diluar perkiraan ku!! Dia tertawa. Apa aku selucu itu?!

-Donghae POV-
“Aku mau pergi bersama oppa untuk nonton film”
Eh?? Hanya itu dan dia tampak sangat gugup? Hhaaa… dia membuat ku tertawa. Lucu sekali yeoja ini! Tidak salah kalau aku memilihnya sebagai calon pendamping hidup ku. Dia selalu bisa membuat ku bahagia. Tunggu? Ekspresinya? Wajahnya memerah dan kesal. Ah~ bahaya kalau dia sampai marah, maka aku tidak bisa bermanja padanya.
“Marilah~ aku tidak akan tertawa lagi”
“Tapi oppa menertawai ku!”
“Lupakan! Mari bersenang-senang”
Dengan segera aku menariknya keluar rumah. Kami mungkin akan menonton jadwal midnight dengan 3D.
***
Empat bulan kemudian…
Minho sadar dari komanya. Saat membuka matanya, Yuri lah yang berada disampingnya sambil terlelap.

-Minho POV-
Rumah sakit? Apa yang terjadi dengan ku? …… ah~ aku ingat kalau aku mengalami kecelakaan. Yuri akan pergi dari ku. noona akan meninggalkan ku. Ya, aku ingat hal itu. Di hari pertunangannya. Kini dia disamping ku. Apakah dia sudah menikah?

-Yuri POV-
Aku merasa diperhatikan. Aku jadi tidak bisa tidur. Humph… bagaimana keadaan Minho? Aku melihat sesuatu yang tidak bisa ku percaya. Minho duduk dihadapan ku. Ia menatap ku. apakah ini nyata atau hanya ilusi ku yang terlalu memikirkan dia.
“Minho?” aku memastikan dengan sedikit ragu. Aku takut semua ini tidak nyata.
“Ne noona” dia tersenyum. Senyuman yang manis sekali.
“Apakah kau nyata? Kau sadar?”
Dapat ku rasakan air mata mengalir dipipi ku. Aku memang yeoja yang cengeng. Aku tidak pernah bisa menahan tangis ku saat sesuatu membuat ku bahagia ataupun sedih. Aku memang cengeng. Tapi aku tidak peduli. Yang penting saat ini sia bicara dihadapan ku dan itu nyata.

-Minho POV-
Apa yang terjadi dengannya? Noona menangis begitu saja didepan mata ku. Aku tidak bisa membiarkan seorang yeoja menangis dihadapan ku terutama Yuri noona. Banyak alasan yang membuat ku selalu ingin membahagiakannya. Sangat banyak! Dan yang terpenting aku sangat mencintainya.
“Noona? Waeyo?”
“Aku bahagia. Aku bahagia melihat mu lagi”
Tangisannya semakin deras. Dan aku sudah tidak tahan lagi melihatnya terluka begini. Aku harus menyetop tangisannya. Aku memcium bibirnya lembut lalu memeluknya. Dia terisak dalam pelukkan ku. Aku bahagia bisa kembali memilikinya.
***
Setiap hari Yoona selalu mampir kekediaman Leeteuk dan Taeyeon. Mereka sudah seperti keluarga. Bahkan Yoona dianggapnya sebagai adik. Dia juga selalu menemani Taeyeon terapi. Kini yeoja itu sudah bisa berjalan dengan tongkat bantunya.
“Eonni semakin hari semakin baik saja!” Yoona memeluk eonninya dari belakang.
Leeteuk memasuki pekarangan lalu ikutan memeluk dari belakang.
“Ah~ kalian semakin akur saja. Aku punya calon istri dan saeng baru rupanya”
“Ya, dia dongsaeng ku. maka dia juga dongsaeng mu, oppa” seru Taeyeon.

-Yoona POV-
Ya, aku hanya dongsaeng mereka. Hanya saeng. Tanpa sadar aku meneteskan air mata ku. Oppa memeluk kami seperti ini. Rasanya dia hanya memelukku. Bisakah kami seperti ini tanpa eonni?
“Oppa? Bisa lepaskan aku? Panas”
Leeteuk oppa melepaskan pelukkannya, “Ah~ Mianhae~ aku bahagia melihat kalian”
Aku hanya bisa tersenyum. Ah~ aku benar-benar ingin menangis sekarang. Lebih baik aku ke dalam rumah. Aku harus menenangkan pikiran ku. Aku tidak boleh menangis dihadapan mereka. Mereka terlalu baik untuk ku.
“Oppa, eonni aku ke dalam dulu ya. Mau kekamar mandi hHee…”
“Ne~” ucap mereka bersamaan lalu mereka saling pandang dan tersenyum. Sedangkan aku? Aku takkan sanggup melihat hal ini.

-Taeyeon POV-
“Aku senang sekali memiliki dongsaeng sepertinya”
Saat Yoona pergi, aku langsung bicara pada oppa. Aku tenang dan senang mereka berdua selalu disisi ku. Hari ku dua kali lipat lebih berwarna. Aku tidak pernah lagi merasa kesepian.
“Dia yeoja yang ceria. Persis seperti mu, Taeyeon”
Oppa tersenyum lalu mengelus kepala ku. Aku seperti anak kucing yang selalu tunduk padanya dan merasa nyaman disisinya jika oppa melakukan hal ini. Aku merasa disayangi.

-Leeteuk POV-
Taeyeon, dengan kehadiran Yoona. Rumah ini semakin berisik dan kau semakin tampak bahagia. Aku senang sekali dapat bertemu dengan yeoja itu. Dia bisa menemani mu saat aku tidak ada. Kau tak perlu merasa kesepian lagi.
Aku menyayangi kalian berdua.

Kamar mandi…
*sssrrrrrrrrrr*
Suara air mengalir deras dari dalam kamar mandi. Yoona sengaja membuka kerannya agar orang-orang tidak bisa mendengarnya saat dia menangis.
“Oppa~ aku egois! Eonni~ mianhae”
Ia terus menangis sambil membasuh wajahnya dengan air keran berkali-kali. Ia menyandarkan dirinya ditembok. Lalu memeluk dirinya sendiri. Ia masih menangis dan terguncang. Ada rasa sakit hati dan kesedihan disana. Namun rasa penyesalan lebih parah dideritanya.

-Yoona POV-
Aku tidak menyangka semuanya akan jadi begini. Aku tidak tahu kalau aku sampai bisa mencintainya sejauh ini. Kenapa aku harus merasakan hal yang terlarang seperti ini? Aku tidak mungkin bisa bersama oppa. Oppa sangat mencintai eonni begitu juga sebaliknya. Jelas sekali kalau aku sama sekali TIDAK BOLEH ada diantara mereka sebagai penghalang. Omona! Apa yang harus aku lakukan?! Aku tidak boleh terus begini. Aku harus melupakan semuanya. Semuanya~ semua perasaan ku pada oppa. Aku pasti bisa dan harus bisa!
***
Minho sudah kembali kerumah keluarganya. Ia meminta agar ummanya mengizinkan Yuri ikut bersama mereka.
“Umma, biarkan noona bersama ku” ia memohon pada ummanya.
Ummanya mendecak namun mengangguk dengan enggan. Minho langsung menarik Yuri agar ikut bersamanya pulang kekediaman keluarga Minho.
-Yuri POV-
Umma tampak enggan menerima ku. Apa yang harus aku lakukan?
“Umma, mianhae~”
Beliau mendelik kearah ku. “Jangan panggil aku umma, aku bukan umma mu”.
Ah! Rasanya menyakitkan sekali. Aku tidak mungkin menangis sekarang. Ini hari yang bahagia bagi Minho dan aku tidak akan mengacaukannya.
“Kau sudah siap, Minho?”
“Tentu saja noona”
Hari ini dia penuh senyuman dan aku akan berjuang untuk hari ini. Aku juga akan tersenyum untuk kesembuhannya, rasa bahagianya dan cinta kami.

-Minho POV-
Umma mengizinkan aku ditemani noona hari ini. Apakah umma diam-diam sudah menyetujui hubungan kami? Ah~ semoga saja. Aku tidak ingin berpisah dengannya. Aku takkan sanggup.
Buktinya, saat dia meninggalkan ku, aku koma. Apalagi jika dia benar-benar tidak ada disisi ku? mungkin saja aku bisa mati.
***

0 comments:

Post a Comment

Hai.. Selamat datang di Aoi World. Silahkan tinggalkan komentar kalian^^

 
Template Design By:
SkinCorner