Monday, December 27, 2010

(Fanfiction (FF) Part 6 : Love In Seoul

Esok harinya..

Hari ini seperti yang tertera dalam kalender Masehi. Bahwa tepatnya saat ini adalah hari libur, hari minggu. *bilang hari minggu aja belibet sih?*. Tentu saja Taemin libur dari sekolahnya sehingga dia menghabiskan liburannya dengan kakak sepupunya, Siwon dan Minho sedang menikmati liburannya dirumah bersama hyungnya tercinta, Donghae. Sementara itu, Leeteuk sibuk menghubungi Taeyeon yang entah belakangan ini jadi sulit dihubungi. Kyuhyun memutuskan untuk mengajak Seohyun jalan-jalan. Jessica dan Yuri sedang merekomendasikan Soyoung untuk masuk dalam Girls Generation.



Kediaman Donghae dan Minho..



-Donghae POV-

Akhirnya libur juga. untung hari ini aku tidak membawakan acara tv mana pun. Kesempatan untuk merileks-kan pikiran nih!. Mau nyalain tv tapi malas bangun humph.. nunggu Minho lewat saja deh.



-Minho POV-

Haduh! Mau keruang keluarga kok rasanya perasaan gak enak begini ya? Kayaknya bakal disuruh-suruh hyung nih! Muter sajalah..



Sayangnya Donghae sudah melihat gerak-gerik mencurigakan dari adiknya itu.



-Minho POV-

“ Minnn! Minnn! Sini Min!”

*gubrak!* ya ampuunn hyung kebiasaan banget sih nyingkat nama orang! “Hyung! Masa nama bagus bagus jadi Minmin sih?!” mau gak mau aku menghampiri hyung juga deh. Daripada manggil berkepanjangan dengan nama aneh begitu. “Daripada nanti hyung panggil kamu begini nih. Ehm! Hoooo.. Hooooo! Kesini Hoooo!”. Heh?!

Dengan segera aku membungkam mulut hyung. “Ok! Ok! Hyung mau aku bantu apa?”. Dengan segera hyung nyengir dan menunjuk kearah televisi. “Acara music ya”. Dasar! Hyung jadi suka seenaknya.



-Donghae POV-

Hhee.. lucu juga punya adik semanis dan sepatuh Minho. Lumayan buat disuruh-suruh hHoo.. Asal jangan sampai dendam aja nih anak. “Hyung libur ya? Tumben” Minho duduk disamping ku sambil membawa beberapa toples cemilan. “Iya. Lagi gak ada acara tv” sahut ku sekenanya. “Gak laku lagi ya? hHee..”. Eits! Dasar Minho!. “Enak aja! gini-gini cewek-cewek dipelosok bumi ini pasti akan mengelu-elukan hyung mu ini lho!”. Aku pasang pose keren yang biasa ku pakai untuk pose dimajalah.



“Mari kita sambut Girls Generation dengan member barunya!”



Suara MC ditv mengejutkan Donghae yang langsung duduk tegap. Minho bingung, “Hyung kenapa sih?”. Donghae menunjuk kearah tv. “SNSD nambah personil! Jessica sama Yuri kok gag bilang yah?”.



-Minho POV-

Eh?? Yuri?? Bukannya itu nama noona?? Dia bilang juga member Girls Generation. Berarti dia teman hyung donk! Belum sempat aku bertanya pada hyung, dia langsung menyuruh ku diam. Saat ku amati tv, disana ada gadis-gadis cantik yang merupakan para member SNSD.



“Baiklah, sekarang ditengah-tengah kita sudah ada Sunny, Hyoyeon, Tiffany, Yoona, Jessica dan Yuri” ucap si MC.

“Annyeonghaseyo” sapa para member.

“Katanya kalian akan mengenalkan member baru. Siapa itu?”

“Iya. Ini dia member baru kami, Soyoung” ucap Tiffany.

Soyoung pun keluar dan segera disorot oleh banyak kamera.



-Donghae POV-

Heh?! Gadis penjaga toko sepatu?! Soyoung.. Jadi namanya Soyoung. Aku harus segera menelepon pihak SM Ent. “Annyeonghaseyo… Soyoung member baru?... rekomendasi?... siapa yang merekomendasikan?... Jessica dan Yuri? Ok!... Gomawo”. Aku menghempaskan tubuh ku kembali ke sofa. Rupanya teman Jessica dan Yuri. Aku akan mencari tahu tentangnya.



-Minho POV-

Noona memang seorang bintang. Auranya berbeda dengan yang dikampus. Melihatnya ditv semakin membuat ku takut akan kehilangannya. Aku juga harus sadar kalau pertemuan ku dengannya akan segera berakhir. Ini semua hanya program tv. Apa aku bisa berharap lebih dari ini?

***

Kediaman Taemin yang kehadiran tamu, Siwon..



-Taemin POV-

Lho?? Girls Generation? Itu kaaann.. noona?! Pantas saja aku merasa pernah melihatnya. Ternyata dia seorang idol. Jessica noona memang cantik. Aku rasa memang sejak awal aku sudah mulai menyukainya tidak peduli siapa pun dirinya.



-Siwon POV-

Dia.. Jessica? Gadis yang ku tolong beberapa waktu lalu. Dan Soyoung si gadis penjaga toko sepatu. Ternyata seorang idola ya.. Apa aku mulai terobsesi pada Jessica karna dia mirip dengan Shin Hye? Tidak boleh! Aku tidak boleh menyukai seseorang hanya karna obsesi ku terhadap gadis lain dimasa lalu ku. Tapi aku tidak bisa. Lalu bagaimana dengan gadis ditaman itu?

***

-Taeyeon POV-

Aku memutuskan untuk cerita kepada Leeteuk oppa. Hanya dia yang mungkin bisa mendengarkan cerita ku. Akhirnya aku mengajak Leeteuk oppa untuk bertemu.

***

Taman bermain…



Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya. Kyuhyun mengajak Seohyun untuk menikmati hari libur. Sudah setengah hari ini mereka bersenang-senang dengan mencoba segala wahana yang ada.



-Seohyun POV-

“Ini benar-benar hari libur yang menyenangkan”. Aku menatap Kyuhyun oppa yang sedang menikmati es krim coklatnya disamping ku. “Sungguh?” dia kini menatap ku dengan sedikit bahagia. “Ne oppa~ aku bersungguh-sungguh kok” aku menatap wajah oppa yang diterpa sinar matahari yang membuatnya makin tampan.

*uhuk! Uhuk!*

Dada ku sesak lagi. Pasti sakit ku kambuh lagi. Kyuhyun oppa tidak boleh mengetahuinya. “Oppa, bisa belikan aku minuman?”.



-Kyuhyun POV-

Rsanya hari ini menjadi lelah yang menyenangkan. “Oppa, bisa belikan aku minuman?”. Ah.. Seohyun meminta ku untuk membelikannya minuman. Kasihan sekali, mungkin dia lelah. Eh? Wajahnya pucat. “Seohyun, kau baik-baik saja? Apa perlu ku antar pulang sekarang?”. Dia membuat ku sangat khawatir. “Oppa~ tidak apa. Aku hanya lelah dan butuh minum”, dia tersenyum dan aku harus percaya padanya kalau dia baik-baik saja. Meski sejujurnya aku tidak bisa percaya kalau keadaaannya baik-baik saja. “Baiklh, tunggu aku disini”. “Ne, oppa” sahutnya sambil terseenyum. Meski agak khawatir aku pun meninggalkannya untuk beberapa saat.



“Oppa mianhe~ mianhe~ aku tidak bermaksud membohongi mu dan merepotkan mu. Aku hanya tidak ingin oppa khawatir”. Seohyun berdiri lalu terbatuk lagi. Darah keluar dari mulutnya. “Oppa~”. Seohyun menatap kepergian Kyuhyun yang mulai menjauh untuk membeli minuman, “Oppa~ gomawo. Aku senang sekali hari ini oppa mau mengajak ku menikmati hari. Aku hanya ingin bersama mu disisa hidup ku. Oppa saranghae”. Seohyun pun pergi tanpa pamit pada Kyuhyun.

***

Hari terakhir program tv…



SMA pusat Seoul..



-Donghae POV-

Hufh.. akhirnya selesai juga kegiatan mengajar ku diSMA ini. Rasanya agak berat sih meninggalkan semuanya, apalagi murid didikan ku. tim basket special ku. “Hyung! Jangan bengong terus!” Taemin mengejutkan ku. “Heh?! Kau ini benar-benar deh!” aku menghadiahkan jitakkan pelan dikepalanya. “Hyung! Kau tidak bisa melakukan hal itu kepada yang lebih muda!” protes Taemin. “Tentu saja aku bisa” aku juga tidak mau kalah dengan manusia kecil yang satu ini.



-Taemin POV-

Acara tv selesai berarti Donghae hyung tidak akan mengajar lagi. Kembali lagi ke hari-hari membosankan. “Hyung, apa kau tidak akan mentraktir ku makan diluar?” aku iseng-iseng mencoba keberuntungan ku. “Tidak mau!” sahut hyung dengan singkat. “Kau pelit sekali hyung” aku masih berusaha mencoba keberuntungan ku. “Biarkan! Mana nomor hp mu?” kali ini hyung nalah menodong ku. “Mau apa? Apa kau diam-diam menyukai ku hyung?”. Lagi-lagi aku coba iseng mengganggunya karna biasanya dia yang mengganggu ku.



-Donghae POV-

Pertanyaan yang mengejutkan. Baiklah aku akan mengganggunya lagi. “Meskipun aku menyukai mu, kau tidak akan menyukai ku. Karena kau menyukai Jessica mu tersayang”. hHaa.. sudah ku duga aku akan memenangkan pertarungan ini. Dalam sekejab wajahnya jadi semerah tomat. Aku tahu Taemin menyukainya, karna belakangan ini tak henti dia menanyakan tentang Jessica setelah tahu kami satu kantor. Benar-benar deh! Aku mengambil HPnya tanpa izin. Ah ada SMS. “My Ice Pricess? Aku tidak tahu kalau kamu update juga soal SNSD”.



-Taemin POV-

HEH??!! “Hyyuuuuunnnggg hentikaaannn!!!!!!” . Aku yakin wajah ku sudah semerah tomat sekarang. Aku memang akan selalu kalah jika berhadapan dengan Lee Donghae hyung. Lebih baik aku menyerah sebelum dia melakukan hal yang macam-macam lagi.

***

Taman Seoul University…



Usai mata kuliah ini Yuri dan Minho memutuskan untuk bicara berdua saja.



-Minho POV-

Aku harus segera mengatakannya sebelum semuanya terlambat. “Yuri noona.. ada yang ingin aku katakan pada mu”. Aku menunggu reaksinya. Dia hanya menatap ku cemas, “Ne?”. aku benar-benar tidak berani. Rupanya tekad dan keberanian ku belum bulat. Mengingat disekelilingnya melimpah laki-laki tampan yang mungkin lebih dari aku. Masih ada para member DBSK dan Super Junior. Mereka semua idola dan aku bukan siapa-siapa.



-Yuri POV-

Minho terlalu lama bicara. Aku jadi semakin penasaran akan apa yang ingin dia katakana. Tapi aku juga ingin bilang padanya kalau aku akan keBangkok bersama girlsgroup ku. “Minho, ada yang ingin ku beritahukan pada mu”. Aku memutuskan untuk mengatakannya duluan. “Apa itu?” dia menatap ku dengan serius. “Aku dan para member yang lain akan pergi keBangkok untuk tour SM Town”.



-Minho POV-

Noona akan pergi? Bahkan aku belum sempat bilang apa-apa padanya. “Berapa lama?” hanya kata-kata itu yang bisa keluar dari bibir ku. “Hanya 2 minggu namun setelah itu kami akan pergi kenegara-negara lain. Kira-kira 3 bulan kemudian kami akan tida di Korea lagi”. Tiga bulan?! Rasanya aku tidak tahu harus mengatakan apalagi pada noona. “Kami akan pergi seminggu lagi, untuk itu aku akan sibuk bersiap-siap dan tidak akan kemana-mana selama satu minggu ini”. Aku hanya bisa menatapnya saja. 3 bulan pergi dan disisa waktu satu minggu pun aku tidak bisa menemuinya.



Minho langsung bangkit dari duduknya. “Baiklah noona, semoga sukses dan sehat selalu. Ku doakan perjalanan kalian lancar” Minho mengambil tasnya lalu pergi sambil melanjutkan ucapannya tanpa menoleh “Baiklah aku tahu, kau tidak ingin menemui ku lagi setelah ini. Maafkan aku kalau begitu telah berharap banyak pada mu noona. Semoga kau baik-baik saja”. Yuri menangis tanpa suara sambil bergumam pelan, “Minho, kau tidak tahu betapa aku ingin selalu menemui mu setiap saat. Disetiap detik, setiap menit, setiap jam dalam setiap hari ku. aku selalu ingin bersama mu. Menghabiskan waktu dengan mu. Sangat ingin menghabiskan waktu dengan mu”. Hujan pun turun dengan deras sekali. Yuri masih duduk ditaman itu sedangkan Minho berjalan ditengah hujan.

***
-Taeyon POV-

Hari ini saat aku putuskan untuk membeli sepatu sport kesebuah toko yang cukup dikenal, aku lewat dibelakangnya karna agak dekat lewat belakang toko memasuki gang dari pada didepannya. Dan aku melihat pemandangan yang tidak ingin ku lihat. Shiwon, pemuda yang selama ini ingin ku dekati memeluk seorang gadis. Apa gadis itu bekerja disini? Tapi aku tidak pernah melihatnya. Aku benar-benar terluka. “Shiwon oppa”. Aku harus meninggalkan tempat ini dengan segera.

***

Sekitar pukul 17.00 waktu Seoul..



-Minho POV-

Mengajarinya harus dimulai hari ini juga. aku sudah cukup kasihan melihat cara mengajarnya yang tak karuan. “Noona, kita bisa belajar mulai hari ini. Bagaimana kalau dicafe dekat sini”. Aku menawarkannya duluan.



-Yuri POV-

Benar juga! harus mulai belajar dari sekarang. Café? Humph.. Ku rasa tak masalah. “Baiklah”.

♪oppa najom bwa nareul jom barabwa, cheoeum iya ireon nae maltu Ha! ♪

Eh? HP ku berdering. Rupanya telepon dari Jessica eonni. “Annyeonghaseyo… eh?... eonni, aku kan mau belajar… humph! Eonni… ah ya! Benar juga. baiklah… pulang nanti bawakan makanan ya… iya… dah eonni” . rupanya eonni pulang terlambat karna harus merawat seseorang. Aku diminta pulang duluan dan membereskan kamar kost-an kami. Jadi ku putuskan untuk belajar disana. “Mianhe.. bisakah jika kita belajar dikost-an ku saja? Kebetulan ruangannya cukup luas kok” aku mengajukan tempat baru untuknya.



-Minho POV-

Eh? Dia meminta ku mengajarnya dikost-an? Apa tidak masalah? Apa boleh buat, tampaknya dia dimintai tolong oleh noona yang menelepon tadi. “Baiklah. Segera pergi sebelum kemalaman”. Kami pun menaiki bis umum yang berhenti dihalte saat itu.

***

Pukul 21.00 waktu Seoul, Korea..



-Jessica POV-

Huaaa.. rasanya aku jadi malas pulang dengan bis. Jam segini pasti penuh. Apa lebih baik aku jalan kaki saja untuk menuju kost-an. Lagipula Yuri sudah pulang sejak tadi. Aku jadi kemalaman begini juga karna ulah ku yang membuat orang lain sakit. Aku merawatnya dulu baru membantu Soyoung membereskan semua usai orang itu pergi. Namanya Shiwon Choi. Aku sejujurnya agak heran karena dia terus memandangi ku seperti mengenalku. Aku sendiri tidak mungkin mengenalnya. Hufh.. eh? Sepeda tak terkendali akan menabrak ku. “Kyaaaaaaaaaa….!!!”

*bruk! Bruk!*



-Taemin POV-

Malam ini aku keluar dengan sepeda karna ibu ku meminta ku agar belanja untuk membeli daging ditoko daging tentunya. Saat aku sedang mengayuh sepeda sekencang-kencangnya, tiba-tiba saja ada seseorang didepan ku. aku kesulitan mengerem dan..

“Kyaaaaaaa…..!!!” teriak orang diseberang sana.

*Bruk! Bruk!*

Ya Tuhan! Aku baru saja menabrak orang. Aku harus menolongnya untuk mempertanggung jawabkan perbuatan ku. saat aku membantunya berdiri ternyata dia….



-Jessica POV-

Ya Tuhaaann.. apa kesalahan ku hari ini sih?? Tadi kejatuhan sepatu. Sekarang ditabrak sepeda. “Noona?”. Rupanya seorang cowok yang menabrak ku! Menyebalkan! Lho?? Dia kan yang kemarin dibis. Eh? Pelajar SMA itu kan? Kenapa harus dia lagi?

“Aku rasa aku baik-baik saja” sahut ku sambil berdiri dan membersihkan pakaian ku.



-Taemin POV-

Tuhan? Kenapa bertemu dengan noona ini lagi? Apa aku berjodoh dengannya? Tolong jawab iya. “Mianhe” sahut ku dengan merasa bersalah. Dia tersenyum , “No problem”. Aku ternyata memang sudah jatuh dalam senyuman lembutnya itu. Sudah sulit bagi ku untuk berpaling. Tapi apa yang dia lakukan malam-malam begini diluar? Aku akan mencoba untuk mengajaknya bicara. Meski hanya sekali saja. “Apa yang noona lalukan diluar malam-malam begini?”. Dia kali ini tersenyum getir, “Aku baru saja pulang dari toko sepatu didekat halte usai membantu teman ku yang bekerja disana. Dan bis pasti penuh dan sudah jarang yang lewat. Jadi ku putuskan untuk jalan kaki saja”. Eh? Kebetulan sekali, mungkin aku bisa mengantarkannya pulang. “Jika noona mau, aku bisa mengantarkan noona untuk pulang”



-Jessica POV-

“Jika noona mau, aku bisa mengantarkan noona untuk pulang”

Eh?? Dia menawarkan diri untuk mengantar ku? ini benar-benar anugrah Tuhan. Dia malaikat penolong yang dikimkan untuk ku. “Kau yakin? Kost-an ku agak jauh dari sini”. Aku benar-benar tidak mau merepotkannya. “Tidak masalah”. Dia tersenyum. Manis sekali! Dia benar-benar manis sekali. Aku menyukai senyumnya. “Gomawo. Oh ya, nama mu?”. Rasanya tidak enak jika aku tidak mengetahui namanya. “Taemin-Lee. Noona?”



-Taemin POV-

“Cho nun Jessica imnida”

Namanya Jessica? Nama yang tak umum untuk orang Korea dan rasanya aku pernah melihat wajah noona ini. Uhm.. coba ku ingat-ingat. Ah! Aku tidak bisa mengingatnya selain pertemuan awal ku dengannya. “Silahkan naik noona”. Akhirnya aku mengantarnya pulang dengan sepeda ku.

Malam itu, Taemin senang sekali karna mengantarkan Jessica. Noona yang selama ini ingin dikenalnya. Tidak hentinya mereka mengobrol.



“Noona, ini yang ketiga kalinya kita bertemu”

“Eh? Benarkah itu?”

“Iya. Apa kau tidak mengingatnya?”

“Mianhe, seingat ku hanya dua kali”

“Yang mana saja yang noona ingat?”

“Dibis, saat aku tidak sengaja menginjak kaki mu. Oh ya, ada yang membuat ku penasaran saat itu. Kau tersenyum kearah ku”

“Noona benar-benar lupa ya? Pertemuan awal kita saat kita bertabrakan dipagi hari. Mungkin noona tidak mengingatnya, karna terus berlari dengan terburu-buru”

“Oh ya? Aku ingat sekarang! Mianhe.. pertemuan kita selalu berjalan tidak baik”

“Tidak juga. Bagi ku cukup mengesankan”

“Mengesankan? Bagian mananya? Memalukan bagi ku”

“Hhaa.. noona ternyata orang yang menyenangkan”

“Sungguh? Terimakasih kalau begitu. Kau juga orang baik, Taemin”

“Ku pikir noona lupa nama ku”

“Ahh.. tidak mungkin secepat itu aku lupa! Kau meledek ku?”

“Hhaa.. tidak-tidak”

“Tampaknya kau bahagia sekali menganggu ku”

“Ah, noona marah pada ku? Mianhe”

“Tentu saja aku marah padamu Taemin!”

“Mianhe noona”

“Hhaaa.. kau tertipu! Aku tidak semudah itu marah pada orang”

“Aku baru tahu kalau noona menyebalkan”

“Berhenti mengatai ku! tadi kau bilang pelupa sekarang menyebalkan”

“Baik-baik”

“Bagus! Jadilah anak yang baik Taemin”

“Baik noona!”



Tampaknya malam itu akan menjadi malam yang tak terlupakan bagi Taemin dan malam yang menarik juga mengesankan bagi Jessica. Apa lagi melihat suasana malam bertabur bintang itu, cukup mendukung mereka.

***

-Minho POV-

Huaaaa!! Aku lelah mengajar Yuri noona. Sejak tadi dia tidak merekam apa yang ku jelaskan kedalam otaknya. Sedangkah hari sudah malam. Apa yang harus ku perbuat untuk membantunya. “Noona, tidak bisakah kau berkonsentrasi dan merekam semua penjelasan yang ku berikan padamu?”. Sejujurnya agak kasihan juga melihat noona yang kini ingin menangis. “Mianhe.. Minho, mungkin aku memang benar-benar tidak bisa”. Dia tampak putus asa. Aku jadi benar-benar tidak tega melihatnya.



-Yuri POV-

Aku tahu kalau Minho pasti lelah mengajari ku sejak sore tadi. Aku juga tidak tahu dimana salah ku hingga sulit sekali rasanya mencerna penjelasan Minho. Aku harus bagaimana? Dia pasti bosan dan lelah. Dia tidak akan mau berurusan lagi dengan ku. “Aku akan mengajari noona sampai noona benar-benar paham. Untuk itu, besok aku akan menjadi asisten mu. Jangan khawatir, mahasiswa yang lain akan mendengarkan ucapan ku”. ya Tuhan, dia benar-benar baik. Aku bersyukur dalam karna ada dia dalam kelas ku.



-Minho POV-

Mau bagaimana lagi? Aku memang harus membantunya. Aku tidak mungkin membiarkan dia kesulitan seperti ini. Lagipula aku bisa sedikit memanfaatkan kedudukan ku dikampus. Hubungan ku dengan mahasiswa yang lain juga baik-baik saja. “Minho.. Gomawo hiks..”.

Lho? Noona malah menangis dan langsung memeluk ku. biarlah, dia juga lelah dengan semua ini. Lagian bukan salahnya, dia bukan seorang dosen. Dia adalah seorang public figure yang memiliki banyak fans baik wanita atau pun… pria?. Rasanya aku agak sedikit khawatir. Sebenarnya ada apa dengan ku?

***

Keesokan harinya..



-Leeteuk POV-

Tumben sekali hari ini Taeyeon tidak menghubungi ku. Ada apa sebenarnya?

♪♪Gaseumi sorichyeo marhae jayuro-un nae yeonghon.. Eonjena cheo-eumui imaeum euro neoreul saranghae♪♪

Eh telepon dari… Jessica? Ah.. rasanya perasaan ku jadi tidak enak. “Annyeonghaseyo… ah iya aku masuk hari ini, tenang saja… jangan begitu Jessica, aku mengaku salah… baik! Akan ku kerjakan semua… ya sampai nanti dikantor”. Benar dugaan ku, dia meminta ku massuk kantor hari ini. Rasanya cukup sudah liburan ku. saatnya kembali beraktifitas.

***

Pagi ini Taemin tampak dua kali lebih bahagia karna rupanya dia berhasil mendapatkan nomor HP Jessica. Rasa bahagianya dapat dilihat dari langkahnya yang seperti melambung diudara.



-Taemin POV-

Aku akan coba untuk mengiriminya pesan singkat. Sekedar mengucapkan Annyeonghaseyo dipagi yang ku rasa dua kali lipat lebih indah ini.

♪♪Noona neomuh yehbbeo seonam jah deuleegah manahn dweo♪♪

Ah ada telepon rupanya. Dari siapa ya? Biar ku lihat. Aha! Dari noona! Ya ampun..



Karena terlalu gembira dan juga bingung, Taemin bukannya mengangkat telepon tersebut malah lompat lompat tak jelas. “Aku harus bagaimana? Bagaimana harus aku lakukan? Ah.. bahasa ku kacau!” dia terus-terusan berkata seperti itu.



-Jessica POV-

Eh? SMS dari Taemin, pelajar imut yang kemarin. Wah.. kenapa tidak aku telepon saja dia. Baiklah..

*tuutt.. tuuutt.. tuut..tuut*

Lama sekali dia mengangkatnya. Uhm.. mungkin sedang menunggu bis. Ah iya! Hari ini kan masih hari sekolah. Tak masalah, mungkin sebentar lagi dia akan mengangkatnya.



Seperti biasa, Jessica berjalan kaki menuju halte bis didepan toko tempat Sooyoung bekerja. Karna sudah biasa untuknya mampir sebentar buat mengambil kue-kue yang sengaja dibikin Soyoung untuknya.



-Taemin POV-

Kasihan jika noona menunggu terlalu lama. Biar ku angkat teleponnya. Sebelum itu lebih baik aku test suara dulu. “Ehem!”



Orang-orang disekeliling Taemin memperhatikannya bingung. Tapi ada juga wanita yang tersenyum karna wajah Taemin yang imut dan cukup tampan.



“Annyeonghaseyo”

“Akhirnya! Ku pikir kau tak akan pernah mengangkat telepon ku”

“Bukan begitu noona”

“Lalu?”

“Ehm.. aku hanya bingung ehm.. ah.. aku tidak menyangka noona akan menelepon ku”

“It’s okay! Kenapa kau menulis pesan yang singkat sekali?”

“Aku hanya bingung mau menulis apa” Taemin mulai deg-deg-an.

“Hari ini kau sekolah kan? Apa kau sudah naik bis? Bisakah kita berangkat bersama?”

“EH?!”



-Taemin POV-

*Jeder! Gluduk! Jeder! Gluduk! Cccciiitt! Duar! Duar!*

Hati ku jadi mulai tak menentu. Benar-benar seperti kejatuhan 1000 keberuntunga.

“Tentu saja. Kenapa tidak? Aku akan menunggu noona dihalte depan toko sepatu yang kemarin”.

*klik!*

Ya Tuhaan..

Apakah aku sedang berada disurga saat ini? Apa ini semua balasan dari-Mu karna kemurahan hati ku membantu sang noona? Yes! Yes!



Taemin pun berlari dengan secepat yang ia bisa. Ia tidak akan membiarkan noona-nya menunggu.

***

-Jessica POV-

Daripada aku berangkat sendiri, bukankah lebih baik aku berangkat bersamanya? Ya! Dia sekolah! Aku lupa! Aku harus cepat atau dia akan terlambat hanya karna menunggu ku.



Jessica pun berlari dengan susah payah, mengingat dia memakai sepatu high heels.

***

Taman pusat kota, Seoul..



-Taeyeon POV-

Aku akan ketaman sendiri. Leeteuk oppa sudah mulai kembali bekerja. Kali ini aku sudah tidak ingin berharap dapat bertemu dengan Shiwon. Aku sudah melihat sesuatu yang seharusnya tak boleh ku lihat. Semua itu hanya membuat hati ku sakit.



Taeyeon hanya berlari-lari kecil. Pikirannya sedang melayang kemana-mana. Tak disangka kali ini Shiwon duluan yang menemukannya, tidak seperti sebelumnya. Selalu Taeyeon yang mencarinya.



-Shiwon POV-

Itu dia! Taeyeon. Gadis lucu yang kemarin. Aku akan coba menegurnya lagi. “Annyeonghaseyo”. Ahh.. dia menoleh. Tapi kok rasanya wajahnya tidak seceria kemarin. Hari ini tampak murung. “Ada apa dengan mu, Taeyeon?”. Tampaknya dia punya masalah. Mungkin aku bisa membantunya.



-Taeyeon POV-

Aku sangat terkejut akan kehadiran Shiwon oppa. Lebih bagik aku bersikap biasa saja padanya. Ini bukan kesalahannya, semua karna kekaguman ku yang tak berujung padanya. “Oppa, kau mengejutkan ku”.



Pagi itu, Taeyeon dan Shiwon pun berjalan bersama mengelilingi taman.



“Aku mengejutkan mu? Oh.. Mianhe”

“Ne.Gwenchana”

“Kau tidak punya masalah dengan jantung kan?”

“Eh?? Memangnya kenapa oppa?”

“Aku takut terjadi apa-apa pada mu jika aku mengejutkan mu”

“Oppa~ aku ini gadis sehat!”

“Hhaa.. Iya, iya. Aku percaya”

“Oppa~ berhenti menggoda ku, aku tidak ingin terlalu berharap banyak pada mu”

“Eh?”



-Shiwon POV-

Aku tidak mengerti maksudnya. Apa yang sebenarnya terjadi kepada gadis ini? Apa aku membuat kesalahan? Dia menagis dihadapan ku. ini kedua kalinya ada gadis yang baru saja ku kenal menangis dihadapan ku. Apakah aku cukup berpotensi untuk membuat gadis-gadis diSeoul menangis?



“Taeyeon. Apa apa ini?”

“Oppa~ mianhe”



-Taeyeon POV-

Rupanya aku sungguh-sungguh tidak bisa berada dihadapannya lagi. Mengingat kejadian semalam dan sikapnya yang terlalu baik pada ku mungkin akan membuat ku lebih sakit dari ini. Bukankah lebih baik aku menyerah saja dan melupakan semuanya?



-Shiwon POV-

Dia menagis. Aku tidak bisa membiarkannya menangis dihadapan ku. tanpa ku sadari lagi-lagi tangan ku memeluk gadis asing yang baru saja ku kenal. Tapi rasanya aku tidak tega membiarkan dia menangis tanpa dukungan disisinya.

***

Pusat kota Seoul..



-Seohyun POV-

Ternyata pria itu baik. Dan aku belum mengucapkan terimakasih untuk yang kemarin. Jadi, hari ini aku yang akan menghampirinya duluan. Ah! Itu dia. Sudah siap didepan kanvasnya.



-Kyuhyun POV-

Hua.. lelahnya. Lukisan untuk Leeteuk hyung sudah ku kasih. Kini tinggal melukis Jessica. Tidak susah melukis gadis yang satu itu, mengingat dia selalu bersama dengan ku sejak kecil. Jadi aku sudah hafal benar wajah dan kepribadiannya.



Sementara itu Seohyun mengamati apa yang dia lukis.



-Seohyun POV-

Siapa yang dia lukis dikanvas itu? Eh? Seorang gadis. Rasanya aku pernah melihatnya. Ya! Dia gadis yang sering bersamanya disini. Apa dia kekasihnya? Ku harap bukan. Tapi entahlah. Aku akan bertanya langsung padanya.



-Kyuhyun POV-

Kok rasanya ada yang mendekat dari arah belakang ku ya? Baiklah akan ku lihat siapa yang datang. “Eh.. Mianhe” seorang gadis langsung mengucapkannya dengan nada bersalah. Ruapanya dia si gadis badut itu. Sungguh suatu kebetulan disaat aku ingin sekali melihat wajahnya. “Ah ya tidak apa. Kenapa kau kemari? Tumben sekali” aku mengatur posisi duduk ku agar bisa berhadpan dengannya. Kenapa dia tampak salah tingkah begitu?



“Uhmm.. aku hanya ingin bilang sesuatu”

“Apa itu?”

“Ehmm.. terimakasih untuk yang kemarin”

“Tidak masalah”

“Ada lagi yang ingin ku tanyakan.”

“Apa itu? Silahkan saja”

“Ehh.. Itu… dia..”

“Siapa?” Khyuhyun jadi bingung.

“Maksud ku. Dia yang dilukisan itu, kekasih mu?”



-Kyuhyun POV-

Akhirnya aku mengerti siapa yang dia maksud. Jessica. Dia bertanya tentang Jessica pada ku? Apa dia menyukai ku? Pasti iya! Jika tidak, dia tidak akan susah payah mempedulikan aku melukis gadis manapun dipelosok Seoul ini. “Dia teman ku sejak kecil”



-Seohyun POV-

“Dia teman ku sejak kecil”

Ahhh.. rasanya lega mendengarnya. Akhirnya kau mendapatkan kejelasan. “Apa kau cemburu?” tanya nya pada ku. “Eeehh….??” Aku benar-benar terkejut. Karna bingung aku hanya bisa menggeleng. “Oh ya, aku belum tahu nama mu” kali ini dia tersenyum. Menatap matanya saja sudah membuat hati ku tenang. “Seohyun imnida”



-Kyuhyun POV-

“Seohyun imnida”

Rasanya aku baru saja ditimpa keberuntungan yang membawa ku untuk mengetahui namanya. “Aku Kyuhyun. Aku tidak ingin memaksamu menanyakan nama ku. itu hanya jika kau ingin tahu saja”. Aku tidak akan membebankannya. “Eh?? Bukan begitu maksud ku oppa”. Kali ini Seohyun tampak bingung. Benar dugaan ku! dia memang gadis yang berbeda dan menarik hati ku. Mungkin aku bisa mulai untuk memperjuangkan hatinya.

***
Saturday, December 25, 2010

(Fanfiction (FF) Part 4 : Love In Seoul

Jam makan siang..

SMA pusat Seoul..



-Donghae POV-

Wahh sudah lama sekali tidak makan dan menikmati menu dikantin sekolah. Jadi kangen rasanya. Oh ya, aku duduk dimeja mana ya? Lebih baik aku bergabung disana.

“Maaf, bolehkah saya duduk disini?”

Ah.. rupanya si anak SMA yang imut itu. Kalau tidak salah namanya Lee Taemin. Kebetulan dia salah satu siswa yang masuk dalam program tim basket istimewa ku.



-Taemin POV-

Ah rupanya sipengajar baru yang enerjik itu. Entah kenapa rasanya aku pernah bertemu dengannya selain diprogram tv tentunya. Dimana ya? Kemarin aku hanya bertemu satu orang seingat ku sih. Atau memang karna otak ku sudah terkontaminasi oleh noona yang sangat ingin ku kenal itu?

“Silahkan saja hyung”



-Donghae POV-

Uhm.. rasanya ku pernah berjumpa dengan pelajar satu ini. Kapan yah? Coba ku ingat-ingat dulu. Aha! Dia yang menunjukkan ku jalan. “Hey! Taemin, apa kau tidak merasa pernah bertemu dengan ku? Selain diprogram tv tentunya”



-Taemin POV-

Tuh kan! Hyung juga berfikiran yang sama. Tapi yang ku ingat hanya noona berambut pirang itu. Jadi aku putuskan untuk menggeleng saja.

“Aku yang kemarin menanyakan jalan”

Kali ini hyung tampak bersemangat. Oh ya! Tepat sekali! Dihari yang sama saat aku menjumpai noona itu. “Ah ya benar hyung! Pantas saja rasanya aku pernah menjumpai mu, hyung”.

Akhirnya kami pun berbagi cerita hari itu sampai jam makan siang usai.

***

Jam makan siang..

Seoul university..



-Yuri POV-

Sungguh! Aku tidak sanggup mengajar mahasiswa. Rasanya otak ku benar-benar lelah. Aku merasa sedang mempermalukan diri ku sendiri ditengah-tengah mahasiswa itu, terutama Minho. Rasanya aku benar-benar ingin masuk kedasar perut bumi. Atau memutar ulang waktu agar dia tidak mengenal ku. “Oh My God! Siapa yang bisa membantu ku?”. Rasanya aku ingin menangis saja. “Aku bisa membantu mu noona” eh? Suara itu rasanya ku kenal. Dia!



-Minho POV-

“Aku bisa membantu mu noona”

Kali ini tawaran yang benar-benar khusus untuknya dan aku benar-benar serius. Bukan sekedar karna aku ingin menggodanya. Tapi masalahnya, apakah dia percaya? Tampaknya tidak. Ya sudahlah, toh maksud ku kali ini baik kok. “Eh? Serius?” dia menatap ku dengan tatapan gak percaya sekaligus heran. Payah bener nih noona!

“Ya seriuslah. Memangnya aku ada tampang-tampang menipu mu?”



-Yuri POV-

Polos sekali dia bicara seperti itu?! Jelas dia berkali-kali berbuat hal yang membuat ku malu dan kesal juga risih setangah mati!

“Memang tidak sih. Tapi berurusan dengan mu sering kali membuat ku kesal”



-Minho POV-

Heh? Ku tawarkan bantuan tapi dia bilang aku membuatnya kesal?! Ya sudahlah terserah anda noona yang cantik. Aku juga jadi ikutan kesal dan bosan. Saat aku berbalik dia memanggil ku. “Tunggu Minho!”



-Yuri POV-

Heh? Di pergi?! Aaahhh aku juga tidak siap ditinggalkan untuk berusaha sendiri tanpa ada yang membantu ku seperti ini!!

“Tunggu Minho!”

Ku harap dia menoleh. Daaannnn dia benar-benar menoleh. “Baiklah, tolong bantu aku. Aku benar-benar butuh bantuan mu” kali ini aku benar-benar memohon padanya. Aku mengangkat tangan ku agar berjabat tangan dengannya dan mendapatkan kesepakatan.



-Minho POV-

Akhirnya dia mempercayai ku. Rasanya hati ku sedikit tenang dan ehm.. gembira? Ada apa sebenarnya ini? Mendengar nada memohon dalam ucapannya membuat ku sedikit goyah. Rasanya ada yang tidak beres dengan ku. Dia mengulurkan tangannya. Baiklah aku akan membalas uluran tangannya. Dia mengangkat wajah dan tersenyum lalu memeluk ku. Jantung ku rasanya berhenti berdetak. Ada apa ini?



-Yuri POV-

Ah dia mau membantu ku?? Benar-benar membantu ku?! Bahagia sekali rasanya. Dengan segera aku memeluknya setelah dia membalas uluran tangan ku. Ahh.. aku benar-benar merasa tertolong.

Heh?! Tunggu?! Aku memeluknya?!

Dengan segera aku melepasnya dan sedikit menjauh darinya. Aku baru saja membuat kesalahan. Ahh.. ini kebiasaan buruk ku. Lagipula biasanya kan Jessica eonni, Donghae oppa dan Leeteuk oppa yang membantu ku, kali ini benar-benar salah peluk! Pasti sebentar lagi dia akan membatalkan kesepakatannya karna tindakan lancang ku. Dengan sedikit takut aku menatap wajahnya dannn memerah? Kenapa dia? Kesal? Atau.. malu?



-Minho POV-

Sial! Jika terus didekatnya aku pasti tidak akan bisa mengontrol detak jantung ku. Benar-benar membuat dadaku sesak. Aku harus menjauh sejenak darinya untuk menetralisir sesuatu dalam diri ku yang entah datang dari mana. “Maaf, aku harus keperpustakaan mencari beberapa buku yang bisa noona pelajari”



-Yuri POV-\

Eh? Dia pamit pergi mencari buku untuk ku pelajari. Rupanya dia baik juga. bagaimana kalau aku menyelidiki sedikit tentang dirinya lewat Hyun Na, mahasiswi yang mengaku fans Jessica eonni. Yah! Aku akan mulai mencari tahu tentang Minho lewat mahasiswi itu.

***

Jam makan siang..

Taman pusat kota..



-Seohyun POV-

Aku lelah sekali. Baiklah saatnya makan siang. Aku menjangkau tas ku dan mencari kotak bekal ku disana. Ternyata tidak ada! Apa yang harus ku lakukan?? Aku benar-benar tidak punya uang saat ini. Menyedihkan sekali. Aku harus bagaimana? Tidak mungkin bagi ku untuk tidak makan siang ini sedang kan kondisi tubuh ku sedang tidak fit. Rasanya aku ingin menangis saja.



-Kyuhyun POV-

Sudah jam makan siang. Bagaimana jika aku membawakan gadis itu makanan? Aku benar-benar ingin bicara dengannya walau hanya sebentar saja. Baiklah, aku akan membawakannya makanan yang ku titip pada Jessica tadi. Aku akan mencoba mendekatinya hari ini. Hufh.. tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan lalu cobalah untu rileks.

“Mianhe” akhirnya suara ku keluar juga saat didekatnya. Sayangnya dia tidak melepaskan topeng badut itu.



-Seohyun POV-

“Mianhe” suara itu? Dia? Dia menghampiri ku disaat seperti ini? Aku benar-benar malu sekali. Aku juga tidak ingin pingsan didepannya. Itu akan memberikan kesan kalau aku tidak suka dengannya dan merepotkannya.

“Ya?” aku benar-benar gugup saat ini.



-Kyuhyun POV-

Dia menjawab ku! Ini kemajuan pesat. “Begini, tadi teman ku membelikan ku banyak makanan. Bisakah kita membaginya berdua. Kau dan aku makan bersama. Yah itu hanya jika kau mau. Kalau kau tidak mau, tidak masalah. Tapi ku harap kau bersedia”

Aku benar-benar tidak bisa mengontrol ucapan ku. Apa aku akan terkesan cerewet? Aku ini benar-benar lelaki yang tidak bisa bertindak.



-Seohyun POV-

Makan berdua dengannya? Tawaran yang benar-benar berada diluar dugaan ku. Haruskah aku menolaknya atau menerimanya? Tapi dia begitu berharap dan aku tidak punya makanan saat ini. Aku akan menerima tawarannya. “Baiklah, uhm.. maaf. Aku tidak punya sesuatu untuk berbagi dengan mu. Bekal ku tertinggal dirumah”

Aku sedikit malu mengakuinya, tapi inilah aku.



-Kyuhyun POV-

Dia menerimanya?! Menyenangkan sekali hari ini! “Tidak apa-apa. Dengan menerima tawaran ku ini pun sudah cukup. Gomawo”. Dengan segera aku mengeluarkan semua makanan yang dibawa Jessica. Dan kami menikmatinya berdua. Ku pikir ini adalah hal yang indah dan permulaan yang baik.

***



-Soyoung POV-

Hari ini aku sangat merasa tertolong oleh Jessica eonni. Karna dia datang untuk membantu ku. Dia sudah disini sejak pagi tadi. Itu dia! Pengunjung yang pekan lalu memesan sepatu mahal dengan merk tertentu yang memang agar mendapatkannya hanya bisa dipesan. Hal ini menyimpulkan kalau dia berasal dari keluarga berada. Aku akan menegurnya untuk memberikan pesanannya. “Mianhe, apakah kamu ingin mengambil pesanan yang minggu lalu?”



-Shiwon POV-

Aku harus mengambil sepatu yang ku pesan hari ini. Dimana penjaga toko ini? Ah.. banyak sekali pelanggan dan dia tipe yang berbaur dengan pelanggan sehingga agak sulit untuk menemukannya.

“Mianhe, apakah kamu ingin mengambil pesanan yang minggu lalu?”

Ah itu dia suaranya dan dia ada dibelakang ku. Lucky! Aku akan meminta sepatu ku dengan segera. “Ya, bisa tolong ambilkan?” sahut ku.



-Jessica POV-

Eh? Soyoung sedang sibuk! Ah sepatu pesanan? Rasanya aku tahu itu ditaruh dimana. “Soyoung biar aku yang ambil yah. Kamu tampak sibuk” aku menawarkan diri. Soyoung menatap ku khawatir, “Tapi eonni, itu ada diatas sana”. Cowok yang memesan sepatu itu ikut melihat kearah yang ditunjuk Soyoung, begitu juga dengan aku. Hiks.. lumayan tinggi rupanya. “Tidak masalah” aku mencoba meraihnya. Dannn…

*Bruk! Bruk! Bruk!*



-Shiwon POV-

Aku tidak yakin dia bisa menjangkaunya. Eh? Sepatu itu berjatuhan aku harus melakukan sesuatu agar dia tidak terluka. Aku segara meraihnya untuk melindunginya dari sepatu yang berjatuhan.



-Soyoung POV-

Sepatunya! Eonni! Ah.. aku harus berbuat apa?! Ku harap akan ada yang menolongnya. Ah pemuda itu bergerak dan melindungi eonni. Ku harap mereka baik-baik saja.



-Jessica POV-

Aku akan mati ketimpuk sepatu! Ahhhhh tidak mauuu!! Eh? Ada yang memelukku? Ya Tuhan ku harap dia baik-baik saja. Aku benar-benar ingin menangis. “Mianhe.. Mianhe.. kau tidak apa-apa?” tanya ku dengan sedikit serak. Aku yakin aku akan menangis. “Tidak apa-apa, kurasa” sahutnya sambil berdiri dari tumpukan sepatu dan langsung membantu ku berdiri. Dia baik sekali.



-Soyoung POV-

Aku harus membantu mereka berdua. “Eonni, kalian tidak apa-apa?” aku membawa mereka ketempat yang aman. Pengunjung yang lain membantu kami membereskan sepatu yang berserakan. Aku benar-benar merasa tertolong. Tapi yang lebih penting adalah keadaan eonni. “Kami baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir” sahut eonni.



-Shiwon POV-

Oh ya, aku akan membantu membereskan toko ini. Aduh! Aku tidak bisa berdiri. Rasanya ada yang salah pada kaki ku. Rupanya aku tidak baik-baik saja. Ini terasa amat sakit.



-Jessica POV-

Tampaknya dia tidak baik-baik saja. Kakinya? Rasanya ada yang salah dengan kakinya. Karena dia terus memegangi lututnya. “Apa kaki mu sakit?” aku benar-benar khawatir dan merasa bersalah. “Ahh tidak. Aku baik-baik saja” sahutnya sambil tersenyum. Tapi saat dia berjalan, dia langsung jatuh kembali. Aku segera menahannya. “Kau tidak baik-baik saja. Maaf kan aku.. mianhe..”. aku benar-benar merasa bersalah.



-Soyoung POV-

Tampaknya pemuda itu tidak baik-baik saja. Lebih baik dia ke dalam untuk dirawat. Aku harus menjaga toko. Mungkin eonni yang akan merawatnya. “Eonni bisa gunakan ruangan yang didalam untuk mengobatinya. Ruangan yang disebelah sana. Apa eonni perlu ku bantu?”. “Tidak apa-apa. Biar aku yang mengobatinya. Kau bisa jaga toko. Maafkan aku atas kejadian hari ini” eonni menangis. Aku tidak tega melihatnya. “Ini bukan salah eonni. Eonni kan hanya mau membantu ku. Sudahlah” aku menggenggam tangannya. Dia mengangguk. Lalu pergi membawa pemuda itu ke ruangan dalam.



-Jessica POV-

Aku benar-benar payah. Merepotkan Soyoung dan membuat orang lain sakit. Aku harus mencari sesuatu, tampaknya kakinya terkilir. “Mianhe” ucap ku sambil menahan jatuhnya air mata. Aku menemukan minyak dan memijat kakinya perlahan. Aku tahu dia menahan rasa sakitnya. Aku benar-benar menyesal.



-Shiwon POV-

Eh? Dia menangis. Aku sungguh tidak menyalahkannya atas kejadian ini. Semua terjadi karna unsure kecelakaan. “Tidak apa-apa. Kau tidak salah”. Aku tidak bisa mengontrol tangan ku. Tangan ini langsung membelai rambut halusnya. Aku selalu mencari gadis seperti dia. Dia yang dulu aku cintai. Bukan maksud hati ku menyamakan gadis didepan ku ini dengan Eun Hye. Tapi dia benar-benar belum bisa ku lupakan dan lagi-lagi aku teringat dengannya karena gadis dihadapan ku ini. Eun Hye, kapan kau kembali pada ku? Kenapa dengan mudah kau tinggalkan aku sendiri didunia fana ini?



-Jessica POV-

Dia.. Menangis? Kenapa? Karna aku? Tapi.. aku baru saja mengenalnya. Apakah dia atlet dan dia butuh kakinya? Atau akan ada pertandingan nasional? Ini semua berarti aku baru saja melakukan dosa besar. “Mianhe.. Aku tidak tahu kalau kamu seorang atlet pelari. Sungguh!” aku benar-benar panic.



-Shiwon POV-

“Mianhe.. Aku tidak tahu kalau kamu seorang atlet pelari. Sungguh!”

Eh? Aku tidak pernah bilang kalau aku seorang atlet. Aku kan hanya seorang anak dari pemilik perusahaan besar yang sekarang ini sedang tidak ada kerjaan. Yang ku lakukan hanya fitness dan olahraga saja. “Aku tidak pernah bilang kalau aku atlet. Aku hanya orang biasa”. Dia benar-benar menarik seperti gadis yang ku temui ditaman waktu itu. Aku ingin memeluk Eun Hye ku. “Mianhe, bisa kah aku memeluk mu? Sebentar saja”. Dia tercengang, namun aku tidak butuh jawaban. Eun Hye ku sudah di surga dan Tuhan mengirimkan kembali Eun Hye ku ke dunia.


-Jessica POV-

Aku tidak mengerti pemuda ini. Aku benar-benar tidak mengerti. Tapi semua kesalahan ku. jadi ku biarkan dia memeluk ku meski aku enggan.

***


Thursday, December 23, 2010

(Fanfiction (FF) Part 3 : Love In Seoul

SMA pusat Seoul..

-Taemin POV-
Hari ini akan dikenalkan pengajar jasmani yang baru. Seorang artis. Dan kegiatan yang berkaitan dengannya tentu saja akan terekam dalam kamera. Ku rasa sedikit menyenangkan. Bahkan Hoon Ji menyambutnya dengan bahagia sekali. Kebetulan saat ini adalah jam maple pendidikan jasmani. Aah.. itu dia guru baru kami. Masih muda sekali rupanya.

-Donghae POV-
Hoalah.. akhirnya aku menjadi guru dadakan. Hufh.. untung hanya sebagai guru olahraga. Aku lumayan senang dengan hal yang satu ini.
“Perkenalkan nama saya Lee Donghae, saya akan mengajar pendidikan jasmani selama satu bulan penuh. Saya juga akan membentuk tim basket dan saya sendiri yang akan memilih anggotanya. Terimakasih”
Hufh.. apa aku terdengar lumayan PD??

-Taemin POV-
Guru baru yang enerjik dan menyenangkan. Aku cukup tertarik dengan tawaran seleksi tim basket itu. Hitung-hitung mengisi waktu luang ku. “Pak, bagaimana caranya agar bisa mendaftar untuk tim itu?”

-Donghae POV-
HEH?! Bapak?! Ya ampppuunn… “Maaf sebelumnya, kalian bisa memanggil saya hyung. Jangan yang lain ya” ah.. aku sedikit memelas memang. Tunggu! Apa dia pelajar SMA? Wajahnya tampak sangat baby face. Lebih cocok jadi pelajar SMP. Tapi selebihnya ku piker dia kan tumbuh jadi pemuda yang tampan. “Tenang saja, bagi yang berminat. Sekarang juga saya akan meminta kalian untuk bermain basket. Saya akan melihat skill kalian”

Akhirnya cara seleksi pun dimulai..
***
Seoul University..

-Minho POV-
Akhirnya pergantian guru baru itu bukan hanya isu. Karena Prof. Seung Jo sudah memngumumkannnya hari ini. Dia memanfaatkan pergantian selama satu bulan ini sebagai liburan. Tapi sejujurnya aku agak kurang suka, mengingat guru pengganti ini adalah seorang artis. Dan ini merupakan acara program tv terbaru. Tentu saja akan ada kamera dimana-mana. Ah.. itu dia dosen baru kami, terdengar dari suara langkah kakinya kalau dia seorang wanita.

-Yuri POV-
Aku sedikit deg-deg-an. Ah.. bagaimana bisa aku mengajar mereka kalau kemampuan mereka mungkin lebih baik dari ku. Ini benar-benar tantangan yang luar biasa . aku memasuki ruangan laboratorium computer itu.
“Permisi, maaf saya adalah dosen baru kalian. Nama saya Yuri. Saya harap kita bisa bekerjasama mengingat saya kurang mampu dalam mata kuliah kalian ini”
Akhirnya aku mengaku kalah dalam pertemuan pertama. Cukup memalukan. Aku putuskan untuk menatap sekeliling dan yang ku dapati ada mahasiswa yang kemarin memandangi ku terus. Ah.. sial sekali!

-Minho POV-
Noona? Dia noona itu! Waahh.. akan makin menarik saja mata kuliah ini. Yuri, nama yang bagus. Aku tahu dia menatap ku dengan cemas sekaligus kesal. Tenang saja aku tidak akan berbuat yang aneh-aneh. Aku cukup menggoda mu dari jauh saja. Aku senang meliha tingkah noona yang salah tingkah. Lagian dia cantik, jadi tidak rugi bagi ku untuk menghabiskan waktu ku hanya untuk menatapnya dengan iseng.

-Yuri POV-
Ah.. lagi-lagi, tatapan mahasiswa itu menghujam ku. Apa yang diinginkannya. Baiklah, abaikan saja. “Sebelum kita memulai pelajaran, apakah ada yang ingin kalian tanyakan?” sahut ku basa-basi. Rupanya itu menjadi senjata makan tuan untu ku. Karena mahasiswa iseng itu langsung mengangkat jarinya.

-Minho POV-
Ah.. ini peluang untuk ku sedikit mengganggunya. Aku akan mengangkat jari ku. Sejenak dia tampak mengabaikan ku. Kemudian mau tak mau ia mengangguk kearah ku, karna seluruh mahasiswa menunjuk ku. “Maaf sebelumnya, saya Minho Cho. Ehm.. apa ini untuk acara tv? Aku melihat banyak kamera diluar sana. Apakah kau seorang idol? Kenapa aku tidak mengenalmu?”. Sekali-kali bermain dengannya kan tidak masalah. Aku tahu semua mahasiswa menatap ku heran. Tapi memang aku sungguh-sungguh tidak mengenalnya.

-Yuri POV-
Heh?! Dia tidak mengenal ku?! Ulang sekali lagi! Tidak mengenal ku?! Apa maksudnya? Padahal jelas-jelas Girls Generation sedang tenar dimana-mana. Dia baru saja membuat ku merasa dipermalukan didepan kamera tv. Menyebalkan!
“Ah ya, saya Yuri dari Girls Generation. Maaf bagi beberapa dari kalian yang tidak mengenal saya” sahut ku dengan sedikit ketenangan. Tampak seorang mahasiswi berdecak kagum, “Huaa.. eonni! Aku fans kalian. Senang bisa diajarkan dengan salah satunya. Aku suka sekali dengan Jessica eonni” kali ini dia tampak bersinar. Ahh fans eonni rupanya. Tak masalah deh paling tidak ada yang mengenal group ku itu.

-Minho POV-
Sekejab tadi aku merasa berhasil sedikit mengganggunya. Memang artis itu beda. Dia dapat menguasai suasana dalam sekejab saja. Mengagumkan. Aku rasa aku mulai tertarik dengan noona satu ini. Baiklah, aku akan membantunya dalam mata kuliah ini. Kebetulan dikampus ini, aku salah satu mahasiswa dengan nilai terbaik untuk mata kuliah dibidang ku.
***

-Leeteuk POV-
Aku harus kepusat kota untuk mengambil lukisan yang lalu ku pesan oleh salah satu pelukis jalanan disana. Semoga saja hari ini dia sudah menyelesaikannya. Ah.. itu dia. Eh?? Dia sedang melukis seorang gadis? Aku akan coba mengamatinya. Lho? Bukankah itu sigadis badut. Menarik sekali. Tampaknya dia benar-benar menyukai gadis itu. Aku jadi segan mengganggunya. Ah.. sudahlah lebih baik aku kembali lain waktu.

-Kyuhyun POV-
Tampaknya ada yang mengawasi ku dari belakang. Lho? Dia hyung yang kemarin menitipkan lukisan pada ku. Aku akan mengejarnya. “Hyung!”. Dia menoleh. “Apa hyung tidak mau mengambil lukisannya?”. Kali ini dia tersenyum, “tadinya mau ku ambil. Tapi ku lihat kamu sedang terlalu sibuk melukis orang yang disebelah sana”. Aku melihat kearah yang ditunjuknya. Rupanya si gadis badut. Ah.. tampaknya dia tahu dan hal ini membuat ku sedikit malu jadinya.

-Jessica POV-
Aku akan bermain ketempat Kyuhyun. Lho? Dia bersamaaa.. heh?? Leeteuk oppa! Kebetulan sekali. Rasanya aku ingin menjewer telinga manusia yang dengan seenaknya cuti dan meninggalkan pekerjaannya yang menumpuk. “Tukkie oppa!!!” dengan segera aku menyambar telinganya. “Aow!!” dia mengusap telinganya. Rasakan! “Jessica?? Ada apa sih? Kok tiba-tiba saja menjewer ku seenaknya?” kali ini dia meringis kesakitan.
“Salah mu oppa!! Kau meninggalkan semua pekerjaan dikantor dan membuat aku, Yuri dan Donghae repot. Sebentar lagi kita akan dapat giliran program tv baru tahu!”. Aku langsung memarahinya sesuka hati ku.

-Leeteuk POV-
Rasanya sakit sekali telinga ku gara-gara dijewer oleh Jessica. Ahh.. dia marah sungguhan rupanya. “Maaf ya. Lusa aku akan kembali ke kantor dan menyelesaikan semuanya” janji ku padanya. “Termasuk bagian kami bertiga!”. Heh?! Jessica masa aku mengerjakan pekerjaan tiga orang sendirian. Huaaa dia benar-benar niat menghukum ku rupanya. “Hadduuhh.. mianhe. Aku tidak bermaksud merepotkan kalian kok” duuhh.. bahaya nih kalau wanita sudah bertindak.

-Kyuhyun POV-
Tampaknya hyung ini mengenal Jessica. Rupanya mereka teman satu kantor. “Jessica, ada apa kemari?”. Aku merasa sedikit bingung, jadi ku putuskan untuk bicara.

-Jessica POV-
Ah iya! Aku lupa tujuan ku. “Kyuhyun oppa, tolong buatkan aku lukisan untuk ku. Aku ingin memajangnya dikamar ku”. Dengan segera aku membujuknya. Rupanya Leeteuk oppa ingin balas dendam dengan balik menjewer ku. Untungnya aku sigap dan langsung bersembunyi dibelakang Kyuhyun. “Leeteuk oppa, terlalu cepat 100 tahun untuk mu buat membalas semua perbuatan ku. hHee..”

-Kyuhyun POV-
Ahh.. rupanya mereka ini semacam sahabat yang aneh. Hyung yang bernama Leeteuk itu terus memburu Jessica. Dan aku, diminta Jessica untuk melindunginya atau semacam menjadi tameng lebih tepatnya. Tapi pertengkaran mereka cukup menghibur ku.

-Leeteuk POV-
Aku harus membalas perbuatan gadis iseng ini. Aku harus menjewernya walau hanya satu kali saja. Tapi sialnya dia terlalu licin dan gesit untuk dibalas. Meyebalkan! Selebihnya dia sahabat yang menyenangkan. Untung saja tidak ada Donghae, kalau ada dia pasti akan membantu Jessica setengah mati. Benar-benar manusia iseng.

-Seohyun POV-
Bukannya aku ingin diperhatikan atau apa. Rasanya pandangan pelukis muda itu kini sedang tidak tersorot pada ku. Aku ingin melihatnya. Eh? Dia bersama seorang lelaki dan wanita. Mereka bertiga tampak bahagia dan akrab sekali. Ya! Aku ingat gadis itu, dia yang sering datang menemuinya. Apakah dia kekasihnya? Tapi kenapa terus menatapi ku kalau dia sudah memiliki seorang kekasih? Rasanya aku juga ingin seperti gadis itu. Memiliki orang-oarang yang bisa berbagi kebahagian.
***
Halte bus..

-Taemin POV-
Benar-benar siang yang panas. Hufh andai saja aku bertemu dengan noona yang tadi pagi.
“Maaf, ehm.. boleh numpang tanya?” seorang cowok yang tampak lebih tua beberapa tahun diatas ku tampak kebingungan. “Ya silahkan, barangkali saya bisa membantu” tawar ku, hitung-hitung beramal baik. “Tahu SMA elit yang dipusat kota Seoul? Itu yang lambang sekolahnya… apa ya?” kali ini dia mencari sesuatu dikantongnya. Hump.. mungkin saja sekoah ku kan?. “SMA pusat Seoul hanya ada satu, siahkan naik bis ini dan ikuti rutenya sampai menemukan sekolah itu. Mudah sekali karena terletak dipinggir jalan” sahut ku terburu-buru karna bus yang ku tunggu sudah datang. “Maaf, saya harus naik bis ini”.

-Donghae POV-
“Maaf, saya harus naik bis ini”
Huh! Mau bagaimana lagi? Meski aku belum tahu rute pastinya dan masih ingin bertanya pada pelajar itu, dia sudah memasuki bis tersebut. Tampak terburu-buru sekali. Ya sudahlah biar aku ikuti perkataan si kecil tadi. Apa pelajar SMP seperti dia benar-benar tahu jalan ya?? Tapi kan kalau belum dicoba siapa yang tahu hasilnya?? Lagian pelajar tadi tampak seperti mengenal jalan tersebut kok.
***
-Jessica POV-
Huaaa.. aku harus membeli sepatu baru!! rupanya saat berlari tadi pagi hak sepatu ku patah, pantas saja jadi tidak nyaman dipakai. Hiks.. Aku harus segera membelinya. Mungkin Yuri mau menemani ku, kalau pun tidak mau dia tetap harus menemaniku. “Yuuurrrrriiiiiii…”

-Yuri POV-
“Yuuuuurrriiii”
Jessica eonni memanggil ku. Ada apa lagi kali ini?? Apa soal acara itu dibatalkan? Huaa… akan sangat jadi lebih baik. “Apa apa eonni?”. “Kau harus menemaniku untuk membeli sepatu ditempat Soyoung. Sekarang!” rengeknya. Humph.. apa boleh buat, aku juga sedang tidak ada kerjaan. Aku mengangguk pelan. Dia tampak gembira dan langsung menggandeng ku pergi.
***
-Minho POV-
Lebih baik aku pulang kerumah dulu. Aku sangat lelah, rupanya isu guru baru itu tidak benar-benar terjadi. Sangat mengecewakan memang. Aku akan naik bis untuk pulang. Aku tidak mungkin menelpon Donghae hyung untuk menjemput ku dikampus. Itu akan jadi hal yang memalukan. Baiklah saatnya naik bis.

-Taemin POV-
Huh! Lagi-lagi mahasiswa. Tampaknya mahasiswa ada dimana-mana. Rasanya aku ingin sekali cepat-cepat lulus SMA. Dan itu akan terjadi tahun ini. Aku yakin, pasti aku akan lulus dengan nilai memuaskan meski tidak begitu sempurna. Aku akan berusaha.

-Jessica POV-
Huaaa!! Bis pertama! Aku harus segera menarik Yuri pergi. Sekalian aku ingin Yuri membantu Soyoung menjaga toko. Itu hal yang menyenangkan. Melayani para pelanggan dengan tersenyum ramah. Belum lagi mendapat sikap yang baik dari mereka. Sangat menyenangkan membantu orang. “Ayo naik!”.

-Yuri POV-
Jessica eonni tampak sangat bersemangat. Aku yakin akan ada hal menyenangkan yang terjadi beberapa saat lagi. Aku sudah hapal benar sikap eonni. Baiklah kita lihat saja nanti.
***
-Leeteuk POV-
Jarang-jarang aku keluar rumah untuk berjalan-jalan dipusat kota. Maklum saja, aku sedang menikmati cuti ku dari kantor. Rasanya sudah kangen sekali dengan celotehan riang Donghae dan Jessica juga Yuri. Mungkin baru minggu depan aku kembali dengan berbagai acara tv baru yang disiapkan pihak SM Entertainment untuk ku. Eh? Ada pelukis jalanan. Dia tampak piawai sekali. Oh ya! Aku akan memintanya untuk melukis Taeyon, kebetulan aku punya fotonya dihp ku. “Maaf, bisa buatkan aku lukisan gadis ini?” ucap ku sambil duduk disampingnya.

-Kyuhyun POV-
Seorang cwok menyodorkan ku foto seorang gadis dihpnya. “Uhmm.. baiklah” aku akan dengan senang hati membantunya. Gadis yang tampaknya periang itu mungkin kekasihnya.
“Apa kau mau memberikan kado lukisan pada kekasih mu ini?”
“Ahhh.. bukan, dia bukan kekasih ku” sahutnya yang membuat ku agak bingung. Sekaligus malu karena kelancangan sok tahu ku ini. “Maaf ya aku sudah lancang”. Dia tersenyum “Dia ini junior ku semasa SMA”. Tampaknya dia menyukai gadis dalam foto itu. Dan dia bercerita panjang lebar tentangnya.

-Leeteuk POV-
Aku sudah menceritakan semuanya pada sipelukis ini. Pendengar yang baik dan membuat ku merasa lega. Tapi tampaknya ada yang aneh. Dia terus sebentar-bentar melirik kearah si badut. Beberapa saat aku juga memperhatikan badut itu. Saat badut itu membuka topeng kepalanya, aku baru tahu alasan sipelukis memandanginya terus. Karna sang badut adalah seorang gadis yang cantik. “Kau menyukainya. Tampak sangat menyukainya” aku menepuk bahu si pelukis itu. Dengan segera wajahnya memerah. “Ahh.. aku takkan menganggu mu. Selesaikan gambar ini kapan saja selama wajah yang disana tidak menghalanginya” aku menepuk bahunya pelan sambil pamit pergi. Dia hanya diam tersipu.
***
-Taeyon POV-
Bahagianya!! Karena hari ini aku sudah berhasil ngobrol dengan si dia. Benar-benar tampan kalau dilihat dari dekat. Hhee.. besok aku akan lebih berusaha lagi. Apa aku harus mengundang Leeteuk oppa lagi? Rasanya tidak enak terus-terusan merepotkannya. Tapi mungkin aku bisa tanya dulu pada oppa.
***
-Taemin POV-
Eh?? Noona?! Benar! Dia noona yang tadi pagi. Apa aku akan menyapanya atau tidak. Kali ini dia bersama temannya. Ahh aku akan menyapanya.

-Yuri POV-
Eh?? Mahasiswa yang tadi pagi?? Wahh.. kenapa sama seperti tadi pagi? Dia memperhatikan ku terus. Aku akan ajak eonni duduk dibelakang.

-Minho POV-
Kenapa sih? Rasanya noona itu risih sekali. Dan tampaknya aku pernah bertemu dengannya. Dimana ya? Euhmm.. dimana ya? Ah! Benar! Dia noona tadi pagi. Pantas aku merasa pernah melihatnya. Eh? Dia pergi kebelakang bis.

-Jessica POV-
Kenapa sih Yuri? Dia tampak risih dan mengajak ku duduk dibelakang. Kami melewati seorang pelajar yang wajahnya tampak tak asing bagi ku. Saat kami melewatinya, dia tersenyum kearah ku. Eh… apa dia mengenal ku?

-Taemin POV-
Keberanian ku rupanya belum cukup. Aku hanya bisa tersenyum saat dia berjalan kebagian belakang bis dan berharap noona itu mengenali ku. Meski tampaknya dia hanya balas tersenyum tanpa mengenal ku. Menyedihkan!
***
Toko sepatu..

-Jessica POV-
Akhirnya sampai didepan took sepatu tempat Soyoung bekerja. Cukup mudah menemukannya. Karena terletak langsung dekat halte bis. Aku langsung melonjak gembira karena melihat toko tersebut ramai pengunjung. Itu berarti aku berguna berada disana dan memiliki kegiatan. Karna gembira aku tidak sengaja menginjak kaki penumpang lain saat sedang berjalan menuju pintu keluar bis.
“Adow!”

-Taemin POV-
“Adow!” waahhh.. sakit sekali, ada yang menginjak kaki ku. Apa dia tidak lihat-lihat ya?! Menyebalkan. “Maaf ya” terdengar suara lembut sampai ditelinga ku. Rupanya sang noona yang menginjak ku, aku melihat hak sepatu yang satunya patah. Apa karna kejadian tadi pagi?
“Iya gak apa-apa” sahut ku dengan sedikit serba salah. “Maaf ya, habis sepatu ku rusak jadi aku buru-buru ke took didepan sana” dia menunjuk toko yang dekat dengan halte. Aku tersenyum mengangguk.

-Minho POV-
Tampaknya dia merasa risih karena aku terus-terusan memperhatikannnya. Tapi sikapnya lucu sekali. Aku jadi suka sekali untuk memperhatikannya. Saat ini saja dia sedang mendecak kesal karna aku memandanginya. Terlebih lagi temannya, noona yang satunya. Tampak sedang sibuk minta maaf dengan pelajar SMA disana.

-Yuri POV-
Yaa amppuunn.. apa perlu matanya ku colok agar dia berhenti memperhatikan ku. Jessica eonni sedang sibuk minta maaf pula. “Eoonniii cepat sedikit” aku mulai tak sbaaran. Dengan segera eonni menghampiri ku sambil mengangguk sopan kearah pelajar SMA tadi.
“Huh! Eonni lama sekali!!”
“Mian, tadi aku menginjak kakinya”
Jessica eonni tersenyum. Baiklah ini bukan salahnya lebih baik aku focus untuk membantu Soyoung.

-Soyoung POV-
Ah ada pengunjung lagi? Toko ku cukup ramai hari ini. Ahh.. bukan! Itu Jessica dan Yuri. Senangnya mereka mau kemari hari ini. “Soyoung!” Jessica memelukku. “Eonni” sahut ku balik. Yuri menjabat tangan ku. “Kami kesini mau membantu mu, sekalian aku mau beli sepatu baru” eonni tampak bersemangat. Aku senang sekali jika mereka ketoko aku jadi punya teman bicara. “Silahkan saja. Aku senang kalian kemari”. Kami pun memulai kegiatan kami.

-Taemin POV-
Noona tampak akrab sekali dengan gadis penjaga toko. Apa noona sering kemari? Tampaknya sih iya. Mungkin sekali-sekali aku akan mencoba mampir ketoko itu sepulang sekolah.

-Minho POV-
Gadis yang menarik sekali, ingin rasanya aku ikut turun hanya sekedar untuk mengganggunya. Tapi hari ini aku terlalu lelah untuk bermain-main, mungkin lain kali kalau ada waktu senggang aku bisa mengikuti kegiatannya seharian.
***
Hari berikutnya..
Seoul University..

-Donghae POV-
Hari ini aku mengantarkan Minho kekampusnya. Untung saja hampir searah dengan SMA itu. Sebeluh crew tv datang, aku mau melihat-lihat sekolah itu dulu. “Minho, pulang nanti kalau kau minta dijemput. Bilang saja pada hyung mu tercinta ini”. Goda ku sebelum dia turun dari mobil ku. Ia mendecak kesal sambil bilang “Ini hanya untuk poengiritan, aku mau beli laptop baru”

-Minho POV-
Hyung menggoda ku. Sedikit menyebalkan memang. “Kenapa kau tidak minta pada ku saja? Akan segera aku belikan” tawar hyung dengan sedikit heran. Sebenarnya itu cara yang mudah, hanya saja aku mau membelinya dengan usaha ku sendiri. “Ah.. tidak. Terimakasih hyung. Aku ingin membelinya dengan uang ku sendiri”. Dia tampak tersenyum lalu pamit pergi.
***
Diperankan oleh :
Super Junior: Leeteuk, Shiwon, Kyuhyun dan Donghae
SNSD: Taeyon, Jessica, Yuri, Soyoung dan Seohyun
SHINee: Minho dan Taemin

Didepan sebuah rumah mewah..

-Leeteuk POV-
Hari ini dia mengajak ku ketaman. Entah kenapa belakangan ini dia rajin sekali mengajak ku ketaman ditengah kota. Aku sudah bersiap-siap sejak tadi agar aku tidak telat bertemu dengannya. Sejujurnya ku sudah menyukainya sejak SMA. Aku tahu dia melihat ku hanya sebagai sahabatnya saja. SMS masuk diHP ku, setelah ku baca rupanya dia sudah tiba dihalaman rumah ku. Bukannya aku minta dijemput atau apa, tapi memang rumah ku dekat dengan taman itu. Baiklah aku akan turun untuk menemuinya.

-Taeyon POV-
Aku sudah tiba dihalaman depan rumah Leeteuk oppa, sahabat ku. Dia senior ku diSMA. Hari ini aku mengajaknya ketaman untuk menemani ku lari pagi. Yahh bukan tanpa maksud juga sih. Ini semua terjadi karna ada seorang cowok yang ku taksir selalu datang ketaman itu. Aku belum cerita pada Leeteuk oppa, aku terlalu malu untuk membahasnya. Dia sudah tiba didepan ku. “Oppa, mari pergi!” dengan segera kami pergi menuju taman.
***
Didalam bus umum..

-Minho POV-
Huaaa… lagi-lagi pagi ini aku berangkat kuliah dengan bus. Mau bagaimana lagi? Donghae hyung sudah berangkat sejak pagi tanpa membangunkan aku. Haruskah aku berpesan agar dia membangunkan ku? Aku lebih suka menumpang dengan hyung ku, irit ongkos dan lebih cepat. Aku tidak suka disaat aku hampir terlambat bus ini terus menerus berhenti dihaltenya. Tuh kan! Berhenti lagi, biar ku lihat siapa kali ini yang naik. Heh? Seorang noona yang cantik dan membuat mataku mengikuti tiap langkahnya.

-Yuri POV-
Aku lebih suka kekantor pusat dengan Jessica! Aahh.. sayang sekali dia meninggalkan ku dikost-an. Menyebalkan! Tapi dia meninggalkan note untuk ku yang berisi tidak ingin membangunkan ku yang tampak kelelahan. Hufh.. bukan salahnya. Sudahlah lebih baik aku rileks. Kenapa ya rasanya ada yang memperhatikan ku sejak tadi? Aku memandang berkeliling dan menatap seorang mahasiswa, terlihat dari almamaternya bahwa dia seorang mahasiswa salah satu universitas terkenal diSeoul. Apa ada yang aneh dengan ku? Ah sudahlah, tak usah dipedulikan.
***
Dipusat perbelanjaan dikota Seoul..

-Soyoung POV-
Hari ini pengunjung toko begitu ramai. Aku sampai sibuk dibuatnya. Tapi ini benar-benar menyenangkan, melayani para pembeli dengan ramah dan mendapat ucapan terimakasih juga senyuman ramah. Aku jadi merasa dihargai lebih.
“Maaf, bisa pilihkan saya sepatu sport yang kualitasnya bagus?”
Seorang pengunjung meminta bantuan ku. Kalau ku amati dia ini lumayan tampan, gaya pakaiannya juga bagus sekali. Mengenakan headset juga. Aku akan membantunya dengn segera.

-Donghae POV-
Lagi-lagi harus membeli sepatu baru. Yang lama sudah kusam dan aku malas mencucinya. Aku tidak mau merepotkan siapapun untuk mencuci sepatu ku. Jadi kuputuskan sebelum ke kantor, aku mampir ketoko sepatu yang disebut-sebut pelayannya ramah dan cantik. Nyatanya benar.
“Baiklah aku kan membantu mu memilih”
Dia tersenyum, membuat wajahnya tampak jauh lebih cantik. Dan yang lebih penting dia baik. Buktinya dia dibutuhkan dengan senyum oleh para pengunjung yang lain. Sudahlah, aku juga akan mencari sendiri agar dia tidak terlalu repot.
***
-Jessica POV-
Huaaaa!! Aku telat!! Semua ini gara-gara Kyuhyun yang meminta saran ku untuk mendekati gadis yang ditaksirnya. Dia memaksa ku untuk melihat gadis itu dan nyatanya gadis itu tak kunjung tiba. Aku haru berlari sekencang mungkin. Karna sudah tidak ada waktu untuk menunggu bus. Lagipula kantor pusat terletak dekat dari sini.
*Bruk!*
“Aw!” aku jatuh terjerembab karna menabrak sesuatu. Seseorang membantu ku berdiri, “Noona tidak apa-apa?”. Seorang pelajar SMA? Tapi wajahnya seperti pelajar SMP. Ah.. sudahlah aku harus cepat. “Gomawo” usai berkata seperti itu aku lanjut berlari.

-Taemin POV-
Aku menabrak seorang noona. Dia cantik sekali. Aku menawarkan untuk membantunya berdiri, “Noona tidak apa-apa?”. Saat dia menyentuh tangan ku, terasa begitu lembut. Dia tampak heran memandang ku. Aku tahu pasti apa isi hatinya. Dia pasti mempertanyakan apakah aku anak SMP atau SMA. Hufh..
“Gomawo” dia tersenyum. Aku nyaris saja akan menanyakan nama dan nomor HPnya jika dia tidak langsung berlari begitu saja. Tampak terburu-buru memang. Sudahlah, aku juga harus berangkat sekolah.
***
Pusat perbelanjaan diSeol..



-Kyuhyun POV-
Payah! Jessica noona meninggalkan ku. Padahal aku ingin menunjukkan padanya seorang gadis yang menurutku cantik. Aku selalu memperhatikannya dan diam-diam melukisnya. Aku bukan semacam pelukis terkenal, aku hanya pelukis jalanan saja. Dan gadis itu juga bukan sembarang gadis. Dia seorang badut yang disukai anak-anak didaerah sekitar sini. Aku pernah sekali melihatnya membuka kostumnya. Tampak sangat cantik dengan rambut panjang tergerai lurus. Hanya satu kali itu, karna dia selalu menghindari ku. Apa dia tidak suka pada ku? Atau dia tahu sikap ku yang sering melukisnya diam-diam?

-Seohyun POV-
Aku agak tidak enak kembali menjadi badut dipusat kota. Bukan karena malu didepan umum, tapi ada seorang pelukis jalanan yang kerap memperhatikan ku. Apa aku terlalu aneh dalam memakai kostum badut? Bukan karena dia buruk atau apa, justru dia tampan. Dan aku benar-benar malu berpenampilan seperti ini didepannya. Semoga dia tidak memperhatikan ku hari ini.

***
Taman pusat kota..

-Taeyon POV-
Aku sudah menceritakan maksud hati ku pada Leeteuk oppa. Lalu dia mendukung ku dan akan membantu ku untuk mengenal cowok itu. Semoga hari ini aku dapat bertemu dengannya. Sebelum itu aku akan berlatih mengayuh sepeda. Sama seperti sebelumnya, gagal. Aahhh.. aku memang tidak berbakat untuk mengendarai sepeda.
“Oppa, aku lelaahhhh..”
Untuk kesekian kalinya aku jatuh. Dan Leeteuk oppa terus-terusan melatih ku. Aku akan minta oppa mencarikan solusi yang baik untuk ku. Jika berlari, jelas aku akan ditinggal oleh cowok itu. Karna larinya cepat sekali.

-Leeteuk POV-
Sudah ku duga karna seorang laki-laki. Dan semua itu terbukti. Apa semua ini salah ku yang tidak menyampaikan perasaan ku padanya atau sudah takdir? Baiklah aku akan mendukungnya setulus hati ku. Aku akan membuat dia berkenalan dengan cowok impiannya itu. Meski tidak menjadi kekasihnya, paling tidak aku bisa menjadi orang terbaik disisinya.

Beberapa saat kemudian, cowok yang diincar melintasi daerah itu. Leeteuk langsung member kode pada Taeyon yang sepadanya dilengkapi dengan roda bantu.

-Taeyeon POV-
“Semoga kau berhasil!” oppa menyemangati ku. Dia benar-benar membantu ku dan sangat bisa diandalkan. Leeteuk oppa sudah seperti kakak ku sendiri. Aku senang berada didekatnya. Baiklah, saatnya menjalankan rencana pertama agar bisa berkenalan dengan cowok itu. Saat dia melintas disamping ku, aku langsung mengimbanginya dengan kayuhan sepeda ku. Dia menoleh pada ku yang kini sejajar dengannya, sungguh aku malu sekali. Yang bikin aku bahagia, dia tersenyum pada ku.
“Hai! Sering bersepeda disini?” tanyanya pada ku. Aku mengangguk dengan gugup sambil tersenyum.

-Shiwon POV-
Seorang gadis bersepeda disamping ku. Daripada aku berlari sendiri lebih baik aku menegurnya untuk menjadi teman ngobrol ku. “Hai, sering bersepeda disini?”. Dia hanya mengangguk sambil tersenyum. “Siapa nama mu?” aku mencari bahan pembicaraan.
“Taeyeon. Oh ya, aku sering melihat mu lari pagi ditaman ini ehmm.. maaf, nama mu?”
“Shiwon. Ya, aku suka olahraga. Kebetulan taman ini ada didekat apartemen ku, jadi aku sering lari pagi disini”.
“Ohh.. pantas kau terlihat ehmm.. sehat”. Kali ini dia malu-malu, aku akan iseng menggodanya. Ku pikir dia gadis yang menyenangkan.
“Maksudmu aku… gendut?” aku akan menunggu reaksinya.
“Heh?! Bukan seperti itu maksud ku”
*gubrak!* hHaa.. tuhkan, dia memang gadis yang menarik. Aku sangat bersedia menjadi temannya.

-Taeyeon POV-
*gubrak!*
Huaaa.. kenapa disaat sepenting ini aku malah jatuh dari sepeda?! Maaluuunyaaaa… Dia tidak menertawakan ku, dia baik. Dia membantu ku untuk berdiri. Aku benar-benar malu dan berharap aku dapat menghilang dari hadapannya sekarang juga.
“Kau baik-baik saja kan?”
Dia membantu ku membersihkan lutut ku dan memeriksanya. “Aku rasa begitu” aku menunduk tak berani menatap wajahnya.
“Tidak baik-baik saja, lutut mu lecet. Biarkan aku memakaikan plester luka dilutut mu”
Tuuhhh kaaann.. Dia sangat baik. Aku hanya bisa diam membatu meski dalam hati ini bahagianya minta ampun.

-Leeteuk POV-
Dia laki-laki yang baik. Aku dapat melihatnya dari sini. Dia membantu Taeyeon berdiri dan mengobati lukanya. Aku jadi tenang karena Taeyeon menyukai laki-laki baik seperti dia. Mungkin aku harus belajar untuk melepaskannya dan membiarkannya bahagia.
***
Seoul University..

-Minho POV-
Akhirnya aku sampai juga dikampus. Seseorang menepuk bahu ku, “Minho! Sudah tahu belum kalau kita akan kedatangan dosen sementara”. Rupanya dia Eunja, teman satu fakultas.
“Mengajar apa?” sahut ku pura-pura tertarik.
“Design grafis”.
Dengan segera kabar gembira dari Eunja mampir ditelinga ku. Bayangkan Prof. Seoung Jo yang jutek itu akan digantikan! Rasanya hari ini adalah keberuntungan ku. Pagi tadi bertemu noona cantik dan kali ini dosen itu digantikan, meski hanya sementara aku wajib bersyukur. “Minho, ku harap kamu tidak lupa kalau design grafis adalah mata kuliah kedua kita seteleh ini. Aku rasanya ingin cepat-cepat selesai” Eunja tampak bersemangat.
“Selesai? Bahkan kita belum mulai” sahut ku ikut gembira.
***
SM Entertainment pusat..

-Yuri POV-
“Kau tahu akan ada acara baru dari pihak SM Ent?” Jessica mensejajari langkah ku. “Aku belum tahu” sahut ku singkat. “Kau marah pada ku karna meninggalkan mu berangkat sendirian?” Jessica kali ini menatap ku dengan sorot memohon maaf. Baiklah ini bukan salahnya. “Tidak, sungguh. Ngomong-ngomong acara apa itu?” aku juga jadi penasaran. Jessica menjelaskan semuanya pada ku.

-Jessica POV-
Untung saja Yuri tidak marah pada ku. Aku akan menjelasakan acara program tv yang baru padanya. “Begini, kita akan menggantikan guru atau dosen dalam kurun waktu 1 bulan. Kau dapat diSeoul University” aku menjelaskan sebisa ku. “Eh?? Universitas? Berarti aku jadi dosen? Ahh.. usia kami bahkan tidak jauh beda. Aku tidak bisa” Yuri tampak sedikit panic.
“Yahh.. sudah jadi keputusan atasan. Kau akan mengajar design grafis. Ku harap kau dapat mempersiapkan diri mu”. Aku benar-benar khawatir dengan Yuri, design grafis bukan keahliannya sama sekali. Ku harap dia tidak mengalami kesulitan.

-Donghae POV-
Aahh itu mereka! Jessica dan Yuri, aku akan bicara dengan mereka untuk sedikit berkonsultasi. “Hai girls!” aku langsung mendekati mereka berdua. “Apa kalian masuk dalam program baru? mengajar selama 1 bulan?” aku berharap mereka tahu sehingga aku tidak repot menjelaskannya. “Ya, Yuri mendapatkan acara itu” Jessica menjawab mungkin untuk mewakili Yuri yang tampak sedikit khawatir. “Bahkan aku tidak bisa jadi guru, kenapa harus dosen?” Yuri mulai mengeluh. Aaahhh… dia diuniversitas rupanya. “Kau dapat dimana?” Jessica mengimbangi langkah ku. “SMA” aku tersenyum agak tenang, paling tidak aku bukan jadi dosen. Siapa tahu diantara mahasiswa itu ada yang lebih cerdas dari aku. Sehingga bisa membuat ku kehilangan muka.

-Yuri POV-
“SMA” jawab Donghae. Hal ini membuat ku terkejut bukan main. Aku juga mau di SMA atau SMP. Tapi kenapa harus Donghae yang mendapatkannya?. “Donghae oppa, apa kau mau bertukar dengan ku?” aku berharap dengan cemas. Semoga dia menyujuinya. “Tidak mau. Aku lebih aman jadi guru kesehatan jasmani dari pada menjadi dosen” jawab Donghae. Huaaaa!! Ini nasib buruk ku. Selama satu bulan mau tak mau aku harus berusaha sekuat tenaga dan sepenuh hati ku.
***

SMA Eitoku tampak adem ayem. Kini JF juga makin tenar. Mengundang para kaum hawa untuk berbondong-bondong menjadi fans mereka. Saat ini mereka berkumpul di tepi lapangan untuk bersiap main bola basket.
Bio : (mengelap keringatnya) yakin panas-panas gini mau maen ditengah lapangan gini?
Aria : (tersenyum menatap Bio) olahraga pemanasan tubuh Bi.
Iru : (berteriak kearah Ryo yang asyik pacaran) Ryyoooo!!! Ikutan kagak??
Ryo : (mmelambai dari jauh)
Taku : (bingung) Ru, ntu tandanya dia ikutan apa kagak sih??
Iru : (mengangkat kedua bahunya) meneketehe
Tian : (mengambil handuk putih dari tasnya)
Segerombolan siswi lewat ditepi lapangan terdengar bisik-bisik
Siswi1 : Liat deh! Pangeran kacamata keren yah!!
Siswi2 : Triple C juga imut banget
Siswi 3 : Gue suka banget The Last Samurai Eitoku!!
Siswi 4 : Si Cooler boy Eitoku juga kakoi!!
Siswi 1 : (melirik kearah Tian) Dia keren yah!
Siswi 3 : (ikutan menoleh) yup! Kayak pangeran
Siswi 4 : Pangeran Negeri Dongeng!!
Siswi 2 : (hanya diam)
Tian : (garuk-garuk kepala sambil mikir *Pangeran Negeri Dongeng?? Emang gue boneka apa?!*)
Aria : (gag sabaran nunggu Tian) Tiaaaaannnnn!! Dikau lama betul!!
Tian : (sadar dari lamunannya) Ye bentar! (berlari ketengah lapangan)
Mereka pun mulai permainan basket ditengah terik matahari dan saat class meet hari itu.
***
Seorang siswi tengah melewati lorong sambil bernyanyi pelan. Sementara itu dari ujung yang berlawanan Tian sedang sibuk menghapal nada ketukan drumnya untuk tampil diacara festifal sekolah berikutnya.
Siswi 2 : (bersenandung pelan) lalalalalalalala hmppp hmppp *lupa lirik ceritanya*
Tian : (tangannya seolah-olah megang stik drum) pam pam pam hmphh salah dimana yah??
Siswi 2 : (merasa lorong sepi dan akhirnya berputar ala tarian lagu yang sedang dinyanyikannya)
Tian : (masih memejamkan mata merasakan suara drum)
*Bruk!*
Keduanya bertabrakan dan jatuh
Tian : (memengang pinggangnya) suakiiiiitttt!!
Siswi 2 : (sibuk mengelus kepalanya yang kejeduk) pusiiiiinggg!!
Tian&siswi 2 : (berdiri barengan)
Keduanya saling tatap kesal.
Siswi 2 : woy!! Kalo jalan liat-liat ngapa!! Jangan merem!!
Tian : (agak terkejut diserang begitu) heh??
Ssiwi 2 : (masih marah) asal lo tau aja?! Lo pikir lo mau bayar biaya pengobatan klo ampe kepala gue bocor kejeduk tembok hah?!
Tian : (ikutan kesel) biasa donk! Lagian sapa suruh nari-nari gajeb!
Siswi 2 : bukannya minta maaf malah ngatain!
Tian : enak aja!! Lo tuh yang minta maaf am ague!
Keduanya berpaling dan pergi tanpa saling mengucapkan kata maaf sedikit pun.
***
Bio : (menatap Tian yang mengelus pinggangnya) ngapa kek??
Tian : (masih kesel) enak aja kakek-kakek!
Bio : (tertawa) perasaan gue gag bilang kakek tapi kek.
Tian : Au! Sama aja!
Taku : (heran) lo ngapa yan??
Iru : tau ttuh! Dateng-dateng marah-marah
Aria : (menatap Tian bingung) lo encok yah??
Ryo : (asal tebak) lo lagi dapet??
Tian : *bletak! Bletak!* (Aria dan Ryo kena jitakan maut)
Aria & Ryo : (mengelus kepalanya)
Akhirnya gag ada seorang pun yang berani mengusik Tian yang sedang emosi.
***

Jam pulang sekolah…
Siswi 1 : Dadahhh Megumi
Siswi 2 : Byee
Megumi menyusuri lorong sambil membawa pin bergambar JF yang dibuatnya sendiri tanpa diketahui siapa pun.
Tian : (sibuk membuka kertas-kertas catatan lagu-lagu Alice Nine)
Megumi: (berjalan sambil tersenyum tanpa menatap kedepan)
*brug!*
Catatan Tian berserakah dilantai..
Megumi: (membereskan kertas-kertas didepannya) gomen.. nih kertasnya.
Tian : (menatap orang yang menabraknya) He? Lo lagi?
Megumi: Lho?? Tian??
Tian : kenapa sih gue harus ditabrak sama lo lagi?
Megumi: bukan mau gue nabrak-nabrak lo!
Tian : terus kenapa lo terus”an bikin gue jatoh hah?!
Megumi: yeeee…!! Mana gue tau!
Iru : (kebetulan lewat) Tian! Cepetan pulang yok!
Megumi & Tian : (menoleh barengan)
Iru : wow! Barengan gitu ah..
*bletak!*
Iru kena jitak Megumi dan Tian yang saling tatap lalu pergi.
Iru : (bingung) ngapa gue ditinggal ya?
***
Hari ini mading memasang poster mengenai acara pesta tahunan di Eitoku. Acara yang diperuntukan bagi para pelajar Eitoku. Biasanya acara ini diadakan tepat 2 hari 3 malam non-stop. Dalam acara ini juga banyak apresiasi seni dan penghargaan bagi para pelalajar yang telah menyumbangkan semangat prestasinya untuk Eitoku.
Aria : manggung nih kita!
Bio : pastilah, acara sekolah sih.
Taku : itung-itung promo deh
Ryo : Latihan rutin lagi nih yeh?
Iru : gue mah siap kapan aja dengan bakat tak terbendung gue!
Tian : ya udah ambil aja deh. Lagian kemaren MP udah nawarin.
Taku : kok lo gag bilang anak-anak MP udah nawarin??
Tian : gomen, gue lupa gara” cwe gajeb
Iru : ow.. yang kemaren bareng ama lo ya?
Aria : lo udah punya cwe yan?
JF : (menanti jawaban)
Tian : gag tau ah!
Megumi: (menghampiri mereka) Nih, Yan! Kertas lo kemaren ketinggalan..
JF : (menatap cwe didepan mereka)
Tian : (pasang tampang jutek) makasih.
Megumi: lo marah beneran ya?
Tian : tau deh!
Bio : udahlah kek.. jangan sensi gitu ngapa.
*bletak*
Sebuah jitakan maut dari Tian mendarat dikepalanya.
Bio : (mengelus kepalanya)
Aria : galak ya si Tian, wkwkwkwk
Tian hanya pergi meninggalkan tempat itu tanpa bicara sepatah kata pun.
***
Hari ini hujan turun begitu deras. Tian sudah memikirkannya dengan matang. Ia akan minta maaf pada Megumi. Sedah hampir seharian dia tidak menjumpainya disekolah.
Hingga tiba jam pulang sekolah..
Tian : (melangkah keluar gerbang dengan sedikit lesu)
Megumi: Tiaaaaaannn!! (berlari kearahnya)
Tian : (terkejut karena yang dicari tiba-tiba muncul)
Megumi: Huaaa.. Tian kangen sama Megu ya?? Pasti tadi nyariin Megu terus..
Tian : (wajahnya sedikit memerah)
Megumi: tian emang mau ngomong apa??
Tian : (memandang suasana sekolah dai depan gerbang) masa disini?
Megumi: maunya dimana?
Tian : diluar aja deh sambil nyari makan, laper nih!
Megumi: (tersenyum) wah.. Megu gag bisa kemana-mana. Megu udah janji sama orang klo urusannya Megu udah selesai harus langsung pulang
Tian : pacar lo??
Megumi: (lagi-lagi terrsenyum penuh arti) Megu gag punya pacar kok. Soalnya Megu nungguin orang yang jutek sih.
Tian : (menggerutu) orang jutek kok ditungguin? Males banget!
Megumi: (lagi-lagi tersenyum)
Tian : (baru ingat tujuan yang sebenarnya) Megumi, gue sebenernya mau minta maaf sama lo, soalnya selama ini gue gag baik sama lo.
Megumi: Megu gag pernah marah sama Tian kok.
Tian : ahh.. yang bener lo??
Megumi: (mengangguk)
Tian : (berbalik sambil tersenyum lega, lalu kembali menatap Megumi yang sudah tidak ada ditempatnya) lho? Yahelah tuh anak buru-buru amat sih??
Ia pun berjalan santai menuju kediamannya.
***
Keesokan harinya..
Pengeras suara sekolah mulai mengumumkan sesuatu disetiap kelas.
“Maaf bapak dan Ibu guru yang sedang mengajar, kami mengganggu sebentar untuk menginformasikan berita duka cita, Innalillahiwainnailaihi raji’un. Telah berpulang kerahmatullah siswi dan sahabat kita Megumi Kitazawa, kemarin sekitar pukul 06.00 WIB dirumah sakit yayasan Eitoku. Mari bersama-sama kita berdoa agar siswi dan sahabat kita itu berada ditempat yang terbaik disisi-Nya”
*brak!*
Semua menoleh kearah Tian yang tadi memukul mejanya dengan keras.
Iru : Yan?
Tian : Lo semua gila yah? Megu kemaren masih ada kok!
Bio : Tapi yan, kemarenkan Megu gag masuk.
Aria : gue juga gag liat dia.
Ryo : kemaren gue kekelasnya juga gag ada kok.
Taku : kan diabsen dia sakit.
Tian : gag mungkin! Pulang sekolah kemaren dia ngobrol sama gue didepan gerbang kok.
Semuanya menatap kearah Tian dengan heran. Ada seorang siswi yang masuk kekelas itu sambil menangis dan ditemani oleh siswi lainnya.
Tanya : yan, ini surat dari Megumi kemarin malam dia titipkan saat gue jengguk dia ke RS.
Tian pun keluar kelas sambil membawa surat itu dan membacanya dibawah pohon depan gerbang.

“Untuk Mr. Jutek,
Payah nih! Tian kok jutek banget sih sama gue? Gue punya salah sama lo? Tau gag? Sebenernya lo yang gue nanti. Cuma satu kok yang gue inginkan sebelum gue pergi, yaitu minta maaf sama lo.
Kenapa ya gue bilang waktu terakhir?
Soalnya gue sebenernya sakit gagal ginjal stadium akhir. Makanya gue sering jatuh karena nahan sakit.
Maaf ya suka ngerepotin kamu.
Megu

***

Kali ini Aria sibuk mencari buku mata pelajaran tambahannya di perpustakaan sekolahnya. Ada beberapa siswi yang sejak tadi mengikutinya terus. Sebenarnya Aria merasa agak risih. Ia berkali-kali melirik kearah siswi” tersebut sambil sesekali melihat penampilannya sendiri, mungkin ada yang salah.
Salah satu dari siswi tersebut berjalan menghampirinya.
Siswi : (tersenyum kearah Aria)
Aria : (bingung)
Siswi : (berbalik untuk menatap teman”nya)
Aria : (masih memperhatikannya)
Siswi : (kini menarik nafas sambil tersenyum) Maaf, sebenarnya dari tadi saya mengikuti kakak karna ada sesuatu yabg mau saya katakan.
Aria : (masih diam menanti)
Siswi : (kali ini meremas sapu tangan yang dipegangnya) Ehm.. sebenarnya saya udah lama suka sama kakak. Kakak mau jadi pacarku gag??
Aria : (heran ditembak cwe gag dikenal) Maaf, lo siapa??
Siswi : (tersenyum sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman) saya Yuuko, kelas 1 IPA3.
Aria : (karna merasa gag kenal, dia berbalik pergi tanpa menjabat tangan gadis itu) Sorry, gag kenal.
Sepeninggalan Aria, gadis itu menangis sambil dihibur teman-temannya.
***
Suasana jam pulang sekolah yang rebut pun tiba. Anak” JF saat ini sedang berjalan dikoridor sekolah menuju parkiran.
JF : WHAT??? (kaget)
Aria : (menanggapi dengan cuek) Yah abis gue gag kenal dia sih.
Iru : (menepuk bahu Aria) Ya, dia tuh Yuuko yang perah ngajakin lo kenalan.
Aria : (menatap Iru) Iya kali ya?? Au! Gue gag inget.
Tian : *bletak* dasar pikun!
Bio : (mengalihkan perhatian dari bukunya) Aria kan raja tega ama cwe.
Taku : (iseng menggoda Bio) Iya deh tau pangeran.
Bio : *dzig* berenti manggil gue kayak gitu!
Ryo : (masih mikir sambil natap Aria) tapi cara penolakan lo kejam bener sih.
Aria : (meminum colanya) Terserah deh.
*Bruk!*
Dalam sekejab buku-buku bersarakan dilapangan parkir. Rupanya Aria menabrak seorang siswi yang tengah membawa setumpuk buku.
Aria : (dengan segera membereskan buku” tersebut) Maaf.
Siswi : (mengambil bukunya drai tangan Aria) gag apa” kak.
Aria : (menatap gadis didepannya, seorang siswi kelas 2 yang terlihat cukup manis) Sorry banget, gue bener-bener gag sengaja.
Siswi : (melirik jam tangannya) gag apa”. Maaf kak, saya harus segera pulang.
Aria : (mengangguk)
Siswi : (tersenyum sebentar, lalu berlari kearah gerbang depan)
Aria dan teman-temannya pun melanjutkan perjalanan menuju moobil mereka.
***
Rupanya pertemuan dilapangan parkir bukan menjadi pertemuan yang terakhir.sudah 4x mereka bertabrakan. Saat ini para JF sedang berada dirumah Aria untuk sekedar berkumpul bersama.
Iru : (mengambil potongan brownis diatas meja ruang makan) Ya, lo jodoh tuh!
Aria : (cuek) apanya?? Gue gak kenal dia kok.
Ryo : (mengambil biscuit) alesan lo gag kenal terus.
Bio : Namanya Himeka kelas 2 IPA2.
JF : (Lagi” takjub akan informasi data pelajar Eitoko yang bisa dihafal oleh Bio)
Bio : (agak risih) Biasa aja kali. Kayak baru kemaren kenal gue aja.
Tian : (geleng-geleng kepala) Bio emang sumber informan sekolah ya.
Aria : Himeka?? Namanya??
Taku : (agak kesel) iyalah. Masa nama bapaknya??
Yang lain Cuma bisa geleng-geleng kepala mendengarnya.
***
Kali ini Aria berjalan agak cepat untuk menaiki tangga. Lagi-lagi siswi bernama Himeka itu berpapasan dengannya.
Himeka : (tersenyum) siang kak
Aria : (agak terkejut) eh?? Pagi
Lagi-lagi gadis ceroboh itu jatuh dan menjatuhkan banyak buku. Beruntungnya lagi dia tidak terluka. Sebagai gantinya Aria yang merasakan pinggangnya sakit akibat ditubruk.
Himeka : (merasa bersalah akkan kecerobohannya) Maafin aku kak.
Aria : (yang tadinya mau marah malah mereda dan mengangguk)
Himeka : (merasa tidak enak karna terlalu sering menubruk Aria) sebagai ucapan minta maafnya, aku traktir kakak dikantin sekolah aja ya.
Aria : (kaget, baru kali ini ada cwe seperti dia) eh?? Traktir??
Himeka : (mengangguk)
Aria : (pasrah dengan bingung) boleh deh.
Himeka : (tersenyum) Sampai nanti jam pulang ya kak.
Aria : (menatap kepergian gadis itu dengan bingung)
***
Jam pulang sekolah..
Bio : (membuka pintu mobilnya) Ya, pulang bareng gag nih??
Aria : (menatap teman”nya sejenak) kagak deh, gue ada jajnji. Lo semua duluan aja.
Taku : (melambaikan tangannya) kita duluan ya Bro.
Aria : (mengangguk)
Dengan segera Aria berlari menuju arah kantin sekolah. Rupanya Himeka sudah tiba sejak setengah jam yang lalu.
Aria : (duduk dihadapannya) Maaf ya?
Himeka : (tersenyum sambil mengangguk)
Aria : (heran, kenapa gadis ini rela menunggunya apa mungkin dia sama dengan siswi” sebelumnya)
Himeka : (seolah bisa mendengar kata hati Aria) Aku nunggu kakak, soalnya aku yang ngajak dan membuat janji dengan kakak, juga sebagai tanda maaf dan terimakasih. Karna kakak direpotkan oleh kecerobohanku.
***

Waktu yang sering dilalui Aria bersama Himeka sudah membuat mereka cukup akrab. Tentu saja para personil JF seikit bingung dengan perubahan manusia salju satu ini.
Iru : ya, lo tuh berubaaaahhhhhh banget dah!
Aria : berubah gimana maksud lo?? (agak salting)
Bio : (melihat tingkah Aria nyaris membuatnya tertawa) Ya?? Sehat??
Tian : (menepuk bahu Aria pelan) tenang aja.orang lagi jatuh cinta emang suka yang aneh-aneh.
JF : (nengok ke Aria berbarengan)
Aria : Apaan sih lo pada?!
Tiba-tiba dari kejauhan..
Himeka : Kaak Ariaaaaaaaa…….!!!
JF : (menoleh kearah gadis itu)
Himeka : (tersenyum) kakak!! Tau gag?? Hari ini Himeka gag jatuh lagi lho!!
JF : (bolak-balik natap Himeka dan Aria)
Aria : (agak pusing plus kikuk juga) terus apa hubungannya ama gue??
Himeka: (balas tersenyum) itu artinya aku gag akan nyusahin kakak lagi. Makasih yah kak. Bye!
JF : (melihat Himeka berlalu sambil menatap Aria)
Aria : (agak kesal, meninggalkan ruang kelas)
Yang lainnya hanya bisa menatap dengan bingung akan apa yang terjadi.
***
Hari ini Himeka tidak lagi berkeliaran disekeliling Aria. Dia sebenarnya agak kesepian juga. Hari ini dia berencana untuk melewati kelas gadis itu. Tepat saat itu Yuuko keluar kelas tersebut.
Yuuko : Kak Aria??
Aria : (sudah lupa kejadian lalu) Siapa ya??
Yuuko : (kesel) aku Yuuko kak. Ini udah ke-3 kalinya aku memperkenalkan diri kekakak.
Aria : (berusaha mengingat kejadian lalu) Oh.. maap deh.
Yuuko : (menatap Aria) kakak?? Bisa ikut sebentar??
Aria : (agak males, tapi apa boleh buat)ya udah deh. Tapi gag pake lama yeh?
Akhirnya mereka pergi ketaman belakang sekolah.
Aria : (sibuk garuk-garuk sambil ngelirik sana-sini)
Yuuko : Kak?? Hari ini masih sama dengan yang lalu. Aku cuma mau bilang kalo aku suka banget sama kakak. Aku mau kakak jadi pacarku.
Aria : (bengong) Lho?? bukannya waktu itu udah gue tolak yah??
Yuuko : (tersenyum manis) ya sih, tapi aku itu serius sama kakak.
Aria : (mikir sejenak) hmm.. jawaban ku masih ssama dengan yang lalu. Kalo gue gag mau jadi pacar lo!
Yuuko : (tersenyum pasrah) baiklah, tapi aku punya permohonan terakhir sama kaka.
Aria : (agak kesel) ngerepoti nih! Ya udah deh! Apaan??
Yuuko : aku mau kakak peluk aku disini.
Tepat saat itu Himeka sedang melewati taman belakang untuk membuang sampah karena dia dapat giliran piket hari ini.
Aria : (ogah-ogahan) ya udah deh sini! Tapi bentar aje dah!
Yuuko : (tersenyum merasa menang)
Aria : (memeluk Yuuko dengan terpaksa)
Himeka: (melihat kejadian itu) Lho?? Yuuko?? sama siapa yah??
gadis itu perlahan mendekat. Tampaklah sosok Aria. Ia tercengang.
Himeka: kakak?? jadi, kak Aria pacaran sama Yuuko??
ada sedikit rasa sakit dihatinya. Himeka tertegun, bayangan Aria berlarian dipikirannya. Dalam sekejab saja air mata mengalir perlahan dipipinya. Ia teringat saat-saat bersama Aria. Ia berlari sambil meninggalkan suara daun kering.
Aria : (menoleh kearah sumber suara)
namun saat itu Himeka telah hilang dari pandangan. Dan Aria sama sekali tidak tahu bahwa dia baru saja melakukan sebuah kesalahan.
***
Aria terus mencari tau kenapa Himeka sekarang menjadi sungkan dengannya dan selalu menghindarinya.
Bio : (penasaran) ya, gue gag liat cewe imut yang kecil itu disekeliling lo lagi??
Iru : (ikut penasaran) Iya nih. Biasanyakan dia ada sama lo terus.
Aria : (menatap kedepan) gue juga gag ngerti. Kenapa dia menghindari gue terus.
Tian : julukan buat Aria di Eitoku itu kalo gag salah 'Dingin' gitu.
Taku : (mengoreksi) The Cooler Boy.
Ryo : (tertawa ngakak)
JF : (heran) Kenapa??
Ryo : Pelajar Eitoku kreatif deh. Bio jadi Pangeran Kacamata, Iru jadi The Last Samurai sekarang Aria jadi The Cooler Boy.
Bio : *bletak!* masih mending! Daripada lo, Triple C.
Ryo : (merenggut)
yang lainnya tertawa. Aria masih menentukan perasaannya yang tidak karuan itu
***
hari ini Aria bertekad mencari tau semua kesalahannya yang membuat Himeka jauh menghindar.
Aria : (melirik kedalam kelas Himeka)
Himeka: (sedang tertawa bersama teman-temannya)
Aria : (memasuki kelas itu) Hime!
Himeka: (menoleh) kakak??
Aria : gue mau bicara sama lo, sebentar!
Himeka: (menghindarinya) maaf kak. Aku banyak tugas sekolah.
Aria : (menarik paksa Himeka keluar kelas)
sementara itu pelajar dikelas tersebut memperhatikan mereka. Begitu pula JF yang lain.
Aria : sebenarnya ada apa?!
Himeka: apanya kak??
Aria : (mencengkram bahu Himeka) lo itu menghindari gue terus gag kayak bisanya!
Himeka: kakak! Aku gag pernah menghindari kakak! Itu cuma perasaan kakak aja.
Aria`: (menatap mata gadis didepannya) Gue mau lo jawab sejujurnya, Ka.
Himeka: aku harus jawab apa lagi kak?? kenyatannya emang gitu. Aku cuma gag mau merusak hubungan kakak sama Yuuko!
Aria : (bengong)
JF : (bingung) Yuuko??
Aria : (heran) maksudnya??
Himeka: (menarik nafas perlahan) aku liat kalian pelukan. Apa namanya coba klo bukan pacaran??
Aria : semuanya bukan kayak gitu. Gue nolak dia dan dia minta permohonan terakhir supaya gue meluk dia. Cuma itu aja kok.
Himeka: (wajahnya bersemu merah)
JF : (keluar dari kerumunan)
Ryo : (tersenyum nakal) Oh.. jadi Himeka cemburu nih ceritanya??
Tian : Suka yah sama Aria??
Iru : (menepuk bahu Aria pelan) Aria gag tahan yah didiemin ama cwe imut ini??
Bio : (mengambil kesimpulan) Aria suka sama Himeka kan?? Himeka juga ya??
Taku : (tersenyum) jadian aja dah..
Himeka: (salting) kakak-kakak ini kenapa sih?
Aria : (meski malu tapi berusaha memberanikan diri) Ya begitulah. Gue rasa klo gue suka sama lo.
Himeka: (terkejut mendengar pernyataan Aria) heh??
Aria : (agak malu mengulang) ya begitulah.
Iru : (mendorong Himeka kearah Aria) kapan mau bahagia klo masih malu-malu??
semuanya pun tertawa melihat pasangan baru yang bersemu merah itu.
Tian : (tertawa) hHaaa... Akhirnya si Es ketemu Putri salju.
***

Hasil ulangan harian dibagikan kepada para pelajar kelas IPS. Tian menatap hasil ulangannya yang pas-pasan. Dia melirik kearah teman sebangkunya, Ryo.
Tian : (melirik kertas ulangan Ryo) Yo dapet berapa lo?
Ryo : (memperlihatkan ulangannya dengan cuek)
Tian : (agak kaget) wuih.. ikut kelas tambahan tuh, Yo!
Ryo : Males ah.. paling remedial lagi.
Tian : (heran) gampang amat putus asa.
Ryo : gag juga. Gue Cuma males belajar aja.
Guru Matematika sekaligus wali kelas berdiri didepan sambil menatap Ryo.
Guru : Ryo! Untuk ulangan kali ini kamu diperingkat 37 dari 39 pelajar dikelas ini.
Ryo : (menanggapi dengan cuek) Ya tau.
Guru : (kesal) seperti biasa, 5 pelajar dengan skor terendah harus mengulang kembali. Dan Ryo,
Bukankah kamu sudah mengulang 4 kali?
Tian : (agak takjub dengernya) Yo?? Remedial terus tuh?
Ryo : (mengangkat bahu menanggapi Tian)
Guru : Ryo? Saya tidak mendengar jawabanmu.
Ryo : (cuek) ok! Saya akan ulang kembali. (meninggalkan kelas)
Tian : (kaget akan sikap Ryo) Yo!
Guru : (marah) Bagus sekali meninggalkan jam pelajaran saya yang sedang berlangsung. Saya akan berikan pelajaran ekstra buat anak itu. Buat yang lain, mari kita lanjutkan pelajaran.
Jam pelajaran terus berlangsung tanpa Ryo.
***
Kantin..
Para anggota JF berkumpul kembali. Mereka sudah mendengarkan masalah Ryo dari Tian.
Iru : (memberi usul) minta ajarin ama Bio ato Aria aja.
Taku : (menyetujui) Yoi! Apalagi si Pangeran Kacamata kita ini nih.
Bio : (kesel) berenti manggil gue pangeran kacamata.
Aria : (tersenyum) sesuai image lo, Bi.
Ryo : (menyuap es krimnya) udahlah, gue males ngurusin pelajaran. Ntar-ntaran aja deh.
Tian : (agak khawatir) Ya udah deh.
Iru : (mengubah topic pembicaraan) Eh, lo semua ada yang tau sekolah khusus putri gag??
Taku : (heran) maksud lo isinya cwe semua?
Iru : (mengangguk)
Bio : (menaggapi) SMA Hime??
Aria : Oh iya tuh! Gag jauh dari sini kok. Isinya tuh bener-bener cwe semua.
Ryo : (bingung) Masa?? Kok gue gag tau ya?
Tian : (heran) gue juga gag tau tuh.
Iru : Gue baru denger kemaren dari Mirai. Temennya ada yang sekolah disana.
Bio : (membetulkan letak kacamatanya) Hari ini ada tamu dari sekolah lain, klo gag salah dari SMA Hime itu. Ada 4 orang perwakilannya. Salah satu lawan Iru waktu turnamen kemaren juga ada pelajar dari sana.
Taku : (menatap Bio) Bi? Lo OSIS bukan sih?
Bio : Bukan. Tapi pengurus kelas tuh selalu berhubungan sama OSIS.
Taku : (mengangguk)
Ryo memutuskan untuk pergi keperpustakaan untuk berkoneksi dengan dunia maya dengan menggunakan computer diperpus.
***
Sepulang sekolah, seperti biasa. Ryo memasuki kamarnya dan langsung kembali berkoneksi dengan dunia maya. Hanya itu yang nyaris dia lakukan dengan tekun. Sementara itu para buku mata pelajaran seolah berteriak-teriak menyerukan namanya.
*tok! Tok!*
Ryo : (masih menatap kompinya) Masuk aja.
Papa : (memasuki kamarnya) Ryo, sudah dibilang berapa kali sih?! Kamu harus belajar. Kasihan mama mu setiap hari harus menerima keluhan dari guru-guru yang mempersalahkan nilaimu.
Ryo : ck, terserah. Papa juga sibuk sama bisnisnya sendirikan?? Aku bilang aku gag mau sekolah lagi.
Papa : (menahan amarahnya) terserah! Besok papa akan kirim guru privat buat kamu.
Ryo : (menolak dengan kesal) gag butuh
Papa : (pergi dengan cuek)
Ryo hanya menarik nafasnya pelan sambil kembali menatap kompinya.
***
Kantor papa Ryo…
Seorang siswi SMA menghadap dengan sang direktur utama yang tak lain adalah papanya Ryo.
Siswi : Maaf pak, kenapa saya dipanggil kekantor ini?
Direktur: saya minta kamu mengajari putra saya.
Siswi : (terkejut) Tapi pak, kata ayah saya putra bapak sekolah di Eitoku. Itu SMA yang bagus.
Direktur: (menghela nafasnya) memang. Tapi dia mengalami maslah dengan nilai”nya.
Siswi : (menyanggupinya) Baiklah, maaf, bisakah saya menemui ayah saya.
Direktur: (tersenyum) Oh.. tentu saja bisa. Seperti biasa seorang manager ada diruangannya sendiri.
Siswi : Terimakasih pak.
Siswi itu keluar dan melangkah menuju ruang manager.
Siswi : Ayah..
Ayah : (tersenyum menatap putri kesayangannya) Masuk nak.
Siswi : (duduk dikursi depan ayahnya)
Ayah : Kamu minta data anaknya Pak Dirut kan?
Siswi : tentu saja. Aku mau tau seperti apa dia.
Ayah : Namanya Ryo. Seangkatan denganmu. Saat ini peringkatnya 37 dari 39 pelajar dikelasnya.
Siswi : *jeger!* Ayah serius?
Ayah : tentu saja nak. Tolong bantu ayah ya??
Siswi : (khawatir) tampaknya akan sulit.
Ayah : (membelai rambut putrinya) Ayah yakin kamu bisa.
Dengan pasrah siswi itu menerima permintaan ayahnya karena sungkan dengan Pah Dirut.
***
Hari ini siswi tersebut mulai mengajar. Ia datang kerumah mewah milik kediaman keluarga Tomo.
Siswi : (menarik nafas dalam”) Semoga akan berjalan dengan lancar.
Siswi : (masih berdiri didepan pintu) Gimana yah?? Haduuuhhh… (mulai membayangkan sosok Ryo yang menyendiri karna malu akan nilainya) Huaaa…. Kasihan sekali anak itu. Aku harus membantunya!! Tapi… Klo tau aku seumuran dengannya, ntar dia shock lalu minder. Aku harus ambil resiko.
Pelayan dirumah itu mengantar siswi itu kekamar Ryo.
Siswi : (menatap pintu) Haduhhh… (membukanya dengan perlahan, tampaklah segerombolan remaja cwo yang sedang asyik bersantai ria)
JF : (Menoleh kerah pintu)
Ryo : siapa?
Siswi : (canggung menghadapi makhluk” cwo tersebut, maklum dia sekolah dikhusus putri) Ehm.. perkenalkan, saya Ayumi. Ehm.. saya guru privat Ryo. Btw, Ryo yang mana yah??
Taku : (iseng) Gue Ryo! Lo mau apa??
Tian : (ikutan) Enak aja lo! Dasar Taku! Gue Ryo.
Bio : (menjewer keduanya) Yang ini baru Ryo D Tomo (menarik Ryo)
Ryo : (agak kesel ditarik” Bio)
Aria : (tersenyum) cantik juga. Sekolah dimana?
Ayumi : (canggung) Ehm.. UI.. Universitas Indonesia.
Bio : (menarik teman”nya keluar kecuali Ryo) Ayo semuanya keluar! Biarin Ryo belajar dengan tenang.
Iru : (nyengir) rebes bos! Ayumi, berjuang yah..
Ssemuanya meninggalkan ruangan itu. Ayumi masih merasa canggung, ternyata murid privatnya adalah cwo yang bisa dibilang imut. Ryo hanya menanggapi dengan cuek.
***

Lagi-lagi hari ini Ryo memulai privatnya. Ayumi memberikan banyak soal untuknya. Sayangnya Ryo tidak menanggapinya. Ia masih sibuk didepan kompinya.
Ayumi : (memohon) Ryo, cepat selesaikan soal” ini dengan baik.
Ryo : ….. (gag ada tanggapan)
Ayumi : (kebingungan) Ayolah Ryoooo..
Ryo : (akhirnya menoleh dan mengambil kertas berisi soal” tersebut dan mulai mengerjakannya, begitu selesai dia keluar kamar)
Ayumi : (heran) mau kemana?
Ryo : (menoleh cuek) maen sama temen-temen gue. Tuh! Yang penting udah gue kerjain.
Ayumi : (hanya bisa pasrah, lalu menngoreksi pekerjaan Ryo)
Setelah selesai kelembar kelima Ayumi sebenarnya sedikit kesal kerena yang ditulis Ryo hanyalah coretan gambar-gambar.
***
Lagi-lagi acara les tambahan dengan guru privat. Kali ini Ryo mengundang teman” JFnya.
Tian : (mamakan coklat diatas meja) Bukannya lo ada les?
Bio : (melirik)
Taku : (berpendapat) Lo mau ngeles lagi ya? Biar gag belajar?
Ryo : (cuek) males gue! Anak UI, pamer doank!
Ayumi : (baru saja memasuki ruangan tersebut) Permisi…
JF : (menoleh barengan
Aria : Mba Yumi mau ngajar ya??
Ayumi : (rada kesel juga dipanggil mba, tapi apa boleh buat) Iya nih. Tapi kayaknya Ryo kedatengan banyak tamu yah?
Iru : (memberikan kesempatan untuk Ryo belajar) Nih kita mau pulang. Yo guys cabut!
Semuanya pergi meninggalkan Ryo yang malah balik menatap mereka terkejut sambil kesal.
Ryo : (berdiri untuk meninggalkan ruangan)
Ayumi : (menatapnya bingung) Lho? Kitakan mau belajar?
Ryo : Males.
Ayumi : ini untuk kebaikan mu lho.
Ryo : (agak kesel dinasehatin, akhirnya menuruti kata-kata Ayumi)
Ayumi : (agak lega, ia memberikan sedikit latihan soal) Ini coba dikerjakan dulu. Klo ada kesulitan silahkan tanyakan pada saya.
Ryo : Emangnya Mba gag bosen ngajar gue?
Ayumi : (tersenyum) Itu udah resiko.
Ryo : (kesel krna Ayumi pantang nyerah) Terserah.
Ayumi : (berdiri meninggalkan ruangan) Saya mau kekamar mandi dulu ya.
Ryo : (hanya balas mengangguk)
Akhirnya Ryo sibuk mengerjakan soal itu dengan setengah sungguh-sungguh. HP Ayumi bergetar, hal ini membuat sesuatu jatuh keluar dari tasnya. Ryo meliriknya.
Ryo : (mengambilnya dengan heran) Lho?? Inikan kartu tanda pelajar? Bukannya dia kuliah? (kali ini membacanya disana tertera tulisan berwarna biru besar dengan huruf capital “SMA HIME”) SMA Hime?? (kali ini melihat tahun lahir Ayumi) 1992? Seumuran sama gue?? Jadi, dia mau ngerjain gue? Ok! Gue terima.
Ayumi : (kembali dari kamar mandi) Ryo?? Kamu udah kerjain semuannya??
Ryo : (melempar masuk KTP tersebut kedalam tas Ayumi) nih!
Ayumi : (melirik HPnya lalu membaca SMS yang masuk) Bagus! Maaf, hari ini aku harus pulang cepat.
Ryo : (tersenyum) Oc Mba!
Ayumi : (agak heran, tapi tersenyum sambil meninggalkan rumah kediaman keluarga Tomo)
***
JF : WHAT?? SMA HIME??
Ryo : stttt… iya, temenin gue!
Aria : (heran) tumben lo mau berburu cwe ampe skul tetangga?
Taku : (mengangguk)
Tian : pasti ada tujuaannya.
Bio : (menatap Ryo agak heran) Lo punya alesankan?
Ryo : gag ada sih. Liat aja nanti.
Iru : (semangat) gue temenin deh.
Akhirnya semua sepakat nemenin Ryo sepulang sekolah.
***
SMA Hime…
Sesuai kesepakatan. Semua anak” JF nemenin Ryo kesekolah khusus putri ini. Mereka mengendap” karena peraturan disekolah ini cukup ketat untuk tidak sembarang menerima orang dari luar.
Siswi 1 : Denger gossipnya gag??
Siswi 2 : Oh.. siswi kelas 1B yang kerja sambilan itu yah??
Siswi 1 : Iya! Diakan diancam mau dikeluarin dari sekolah gara” ketauan kerja sambilan
Siswi 2 : Alasan sekolah apa sih?
Siswi 1 : Katanya gag mau pelajarnya dicap buruk
Ryo pun mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan Ayumi.
Ryo : (berbalik) kita pulang!
JF : (bingung, tapi gag bertanya apa” dengan melihat ekspresi Ryo)
***
Hari ini Ayumi sibuk meringkas semua pelajaran yang telah dia berikan pada Ryo.
Ayumi : Ryo, ini ringkasannya. Silahkan pelajari dan pahami.
Ryo : (menatap Ayumi) Mba?
Ayumi : (menoleh kearah Ryo) Ada apa?
Ryo : klo gue dapet peringkat 10 besar. Mba bakal berenti ngajarkan?
Ayumi : (tersenyum) iya.
Ryo : Klo gitu gue akan dapetin semua itu.
Ayumi : (kecewa) kau benci denganku dan tidak mau aku mengajar lagi?
Ryo : begitulah… (pergi mengantarkan Ayumi kedepan gerbang rumahnya)
Ryo mengunci kembali pintu tsb. Ayumi memandang rumah mewah itu sambil tersnyum pahit.
***
1 bulan kemudian..
Rupanya Ryo menempati urutan ke-7 diperingkat teratas. Ia memberitahukan hasil itu kepada Ayumi.
Ayumi : (tersenyum bahagia) Kau hebat…
Ryo : Maka mba gag usah ngajar lagi mulai besok dan seterusnya.
Ayumi : (berdiri mengemasi barangnya) Kau benar. Selamat tinggal dan semoga sukses.
Ayumi pergi meninggalkan rumah itu..
Ryo hanya bisa termenung dikamarnya. Sementara itu Ayumi menahan tangisnya.
***
SMA Eitoku..
Bio : (memberikan informasi) bkal ada tamu dari SMA Hime
Iru : (terkejut) serius lo??
Taku : (antusias) waduh!! Masa??
Tian : Bio kan up to date.
Aria : (tersenyum) bener banget tuh!
Ryo : (hanya bisa diam)
Rupanya 5 siswi SMA Hime lewat dihadapan mereka. Salah satunya adalah Ayumi.
Yuiri : (menjabat tangan Ayumi) senang atas kehadiran mu yang dikenal sebagai Triple A
Ayumi : (tersenyum) terimakasih. Saya senang atas penyambutannya.
Bio : (terkejut melihat Ayumi) lho?? Bukannya kamu guru privatnya Ryo??
Ayumi : (terkejut akan kehadiran para anggota JF)
Aria : gue bingung deh
Ayumi : (berhasil menguasai dirinya, tersenyum) maaf telah membohongi kalian
Luna : (menatap Ryo) oh.. jadi ini Triple C yang diajarkan ketua.
JF : (bingung) Triple C??
Luna : ya.
Ayumi : (menengahi) maaf, Luna ini asisten saya.
Ryo : (marah) jadi ini semua alasan lo buat bohong! Lo mau jadi sok pahlawan didepan semua anak buah lo! Lo gag pernah serius ngajarin gue. Triple A?? hebat!
Ayumi : (terkejut) Ryo! Bukan itu maksudku!
Ryo : Udahlah!
Ayumi : (menangis) aku tuh bener” tulus ngajarin kamu!
Ryo : jadi mau ngeles kayak gimana lagi?!
Ayumi : Aku serius Ryo! Maafin aku…
Ryo : (berbalik pergi)
Ayumi : (memeluknya dari belakang) Pleaseee… kasih aku kesempatan jelasin semuanya.
Ryo : …
Ayumi : Yo, semua ku lakukan karna aku suka sama kamu. Awalnya aku gag kenal siapa yang mau ku ajarin. Pas tau itu kamu, aku jadi senang dan mau kamu berhasil. Aku pertama kali melihat kamu diturnamen yang diikuti temanku disni. Turnamen samurai, aku melihatmu disana.
Ryo : (memejamkan matanya) gue gag yakin
Ayumi : (melepaskan pelukannya) sekarang terserah kamu.
Bio : (menepuk bahu Ryo) kayaknya cwe itu serius
Tian : (member dukungan) jawab dengan hari terdalam
Ryo : (berbalik menatap Ayumi yang menagis sambil dikelilingi asistennya)
Ayumi : hiks.. aku serius..
Ryo : (melangkah sampai kerumunan bubar, lalu mencium kening Ayumi)
Ayumi : (menatap Ryo) kamu percaya?
Ryo : (menatapnya) entah kenapa gue bisa suka cwe kayak lo
Ayumi : (bingung)
Ryo : (memeluknya)
Siang hari yang terik itu menyaksikan lagi sebuah kisah cinta. Rupanya mentari itu juga memantulkan pesona seorang Aria…
-the end-
 
Template Design By:
SkinCorner